Kelahiran

9 Tahapan Inisiasi Menyusu Dini yang Tak Boleh Terlewatkan

9 Tahapan Inisiasi Menyusu Dini yang Tak Boleh Terlewatkan

Ibu sudah tahu apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD)? Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses menyusu segera yang dilakukan dalam satu jam pertama setelah bayi lahir.
  
Proses IMD dilakukan selama satu jam lamanya karena ada 9 tahapan penting IMD yang harus dilakukan dengan baik. Tapi sayangnya, para ibu masih banyak yang terburu-buru, salah melakukannya, atau bahkan melewatkan momen penting ini.

dr Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, dari Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memaparkan ada 9 tahapan yang dilalui bayi selama proses IMD. Seluruh tahapan ini haruslah dilewati satu persatu karena jadi indikator keberhasilan IMD. 

Yuk kita kenali kesembilan tahapan IMD serta manfaatnya!

  • Tahap 1

    Awalnya bayi menangis sebentar, tangisan kelahiran ini sangat khas - merupakan tanda paru mulai berfungsi.

  • Tahap 2

    Bayi memasuki tahap relaksasi yang merupakan proses adaptasi singkat untuk mengatur dan stabilisasi laju nafas, denyut jantung dan menjaga suhu tubuh bayi.

  • Tahap 3

    Pada lima menit pertama, bayi akan bangun dan terjaga.

  • Tahap 4

    Kemudian di menit ke-4 hingga menit ke-12 bayi mulai bergerak. Gerakan awalnya hanya sedikit, pada lengan, bahu dan kepala saja. Beberapa kali bayi mungkin ingin beristirahat sebelum memulai gerakan berikutnya.

  • Tahap 5

    Setelah istirahat, bayi akan mulai bergerak merangkak ke arah payudara. Gerakan merangkak ini sekaligus memijat perut ibu sehingga kontraksi dinding uterus lebih optimal untuk menghentikan pendarahan pasca persalinan.

  • Tahap 6

    Setelah menemukan payudara, bayi cenderung beristirahat untuk sementara waktu. Seringkali hal ini diartikan keliru sebagai tanda bayi tidak lapar atau sudah merasa lelah. Jadi jangan buru-buru menyudahi IMD, ya!

  • Tahap 7

    Setelah istirahat, di menit ke-29 hingga masuk satu jam proses IMD, bayi akan mulai membiasakan diri dengan payudara, mungkin dengan mengendus, mencium dan menjilati sebelum akhirnya menempel untuk menyusu. Proses pembiasaan ini dapat memakan waktu 20 menit atau lebih, tergantung seberapa lama bayi memerlukan waktu untuk menjilat bakteri baik dari kulit ibu, yang akan membentuk koloni flora normal di ususnya.

  • Tahap 8

    Pada menit ke-49 sampai 90, untuk pertama kali bayi menyusu di payudara selama beberapa waktu. Berkat rangsangan jilatan dan hisapan di payudara, kolostrum akan mengalir memberikan antibodi (terutama IgA) untuk memproteksi saluran cerna bayi.

  • Tahap 9

    Kemudian bayi akan tertidur selama 1,5 sampai 2 jam. Hal ini memberi kesempatan tubuh untuk pemulihan. Pada umumnya ibu juga akan tertidur karena hormon stress selama persalinan telah dieliminir oleh proses IMD.

Bila kesembilan tahapan ini dilakukan dengan baik maka denyut jantung bayi akan lebih cepat stabil, pernapasannya pun lancar serta merangsang saluran cerna bayi. ASI juga jadi perlindungan bayi karena merupakan antibodi yang baik bagi bayi yang baru lahir.

Manfaat Jangka Panjang

dr Wiyarni menambahkan, IMD minimal satu jam juga bermanfaat dalam jangka panjang. “Efek jangka pendek IMD adalah terbentuknya kemampuan bayi untuk bertahan hidup, sedangkan efek jangka panjangnya adalah kesuksesan pemberian ASI eksklusif karena bayi terlatih menyusu sejak dini dan ibupun lebih responsif menyusui,” kata dr. Wiyarni.

Pemahaman akan IMD harus terus digaungkan agar makin banyak ibu yang menjalankannya. Terlebih di momen pekan menyusui sedunia yang digelar tiap awal Agustus, informasi seputar menyusui termasuk IMD bisa makin diketahui masyarakat. Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengungkapkan pemerintah akan terus mendukung gerakan menyusui dan penyebaran informasi seputar menyusui.

Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Widodo Muktiyo

Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi lengkap dan seimbang yang dibutuhkan bagi bayi usia 0-6 bulan, kecuali ASI, “Dengan begitu akan muncul generasi penerus bangsa yang unggul, sehat dan cerdas karena mendapatkan asupan gizi terbaik dari ASI sejak dini,” kata Widodo.

Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 6 bulan pertama dapat mencegah stunting pada anak, sehingga pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak akan menjadi optimal. Informasi mengenai tumbuh kembang anak dan pencegahan stunting dapat disimak lengkap di Genbest.id.


(Atalya)