Kelahiran

Depresi Setelah Melahirkan, Bisa Dialami Ayah Juga, Lho!

Depresi Setelah Melahirkan, Bisa Dialami Ayah Juga, Lho!

Depresi setelah melahirkan faktanya tidak hanya bisa dialami seorang Ibu, tetapi juga seorang Ayah. Terbukti, baru-baru ini masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan berita pembunuhan yang dilakukan oleh seorang Ayah terhadap bayi perempuan yang masih berusia tiga bulan. 

Ironisnya, hal tersebut dilakukan karena sang Ayah kesal menghadapi bayinya yang rewel dan terus menerus menangis. Dikutip dari Baby Centre, hal ini membuktikan bahwa 1 dari 10 orang Ayah bisa mengalami depresi setelah proses kelahiran bayi. 

Umumnya, kondisi tersebut terjadi pada minggu-minggu awal kelahiran, hingga si kecil berusia 6 bulan. Depresi yang dialami Ayah, secara medis disebut dengan istilah Paternal Postnatal Depression (PND). 

Jadi, dengan kata lain, bukan hanya Ibu saja yang bisa mengalami depresi setelah melahirkan, ya. Melainkan seorang Ayah juga bisa mengalaminya.

Lantas, bagaimana cara mengatasi depresi setelah melahirkan yang dialami oleh Ayah? Apakah Ayah bisa mengalami tanda depresi setelah melahirkan yang sama seperti Ibu? Cari tahu jawaban selengkapnya dalam artikel berikut ini, yuk!

Penyebab depresi setelah kelahiran bayi yang dialami oleh Ayah

Perlu diketahui, penyebab depresi setelah melahirkan yang dialami Ibu dan Ayah ternyata berbeda. Jika pada Ibu depresi setelah melahirkan dipicu oleh faktor hormonal, maka yang terjadi pada Ayah justru lebih sering disebabkan oleh rasa khawatir atau ketakutan secara berlebihan.

Menurut American Academy of Pediatrics, depresi yang dialami Ayah seringkali diawali dengan keraguan mereka akan kemampuannya untuk menjalankan peran baru sebagai orang tua. Di samping itu, ada pula faktor eksternal seperti masalah finansial, usia yang masih terlalu muda, serta tekanan dari orang-orang di sekitar yang memicu munculnya stres. 

Akibatnya, para Ayah justru semakin kesulitan dalam mendukung Ibu untuk merawat si kecil dan memberikan ASI Eksklusif. Rasa keraguan yang dialami Ayah ini, sedikit banyak mirip dengan penyebab depresi saat melahirkan yang dialami seorang Ibu, bukan?

Tanda-tanda Ayah mengalami depresi

Tanda depresi setelah melahirkan yang dialami Ibu biasanya akan terlihat pula pada Ayah yang mengalami depresi. Dilansir dari laman Medical News Today, tanda depresi setelah melahirkan, antara lain;

  • Terus menerus merasa sedih, cemas, atau hampa
  • Sering memiliki pikiran negatif dan perasaan putus asa, bersalah, atau tidak berharga
  • Mudah marah dan merasa gelisah
  • Kekurangan energi atau motivasi
  • Kesulitan berkonsentrasi dan membuat keputusan
  • Menjadi pelupa
  • Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan
  • Mengalami sakit terus menerus
  • Berpikiran untuk bunuh diri.

Jika mengalami satu atau lebih dari tanda depresi setelah melahirkan tersebut, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. 

Cara Ayah mengatasi depresi setelah si kecil lahir

Sebelum kondisi semakin memburuk, pelajari dulu yuk, cara mengatasi depresi setelah melahirkan yang bisa kita lakukan. Nah, biasanya, ada dua alternatif cara yang bisa dilakukan yaitu melalui pengobatan dan terapi. 

Namun, pastikan untuk melakukan keduanya bersama para ahli. Sehingga cara mengatasi depresi setelah melahirkan berjalan lebih efektif.

Saat melakukan terapi, biasanya dokter akan memberikan obat antidepresan, seperti fluoxetine, sertraline, venlafaxine, citalopram, escitalopram, atau pun paroxetine. Obat-obatan ini digunakan untuk kembali menyeimbangkan kerja otak. 

Sementara itu, terapi juga bisa diberikan untuk mengatasi depresi pada Ayah. Mulai dari psikoterapi hingga terapi perilaku kognitif.

Tips mencegah depresi bagi Ayah baru

Beruntung, Ayah masih bisa melakukan langkah pencegahan untuk menghindari munculnya depresi setelah melahirkan. Hal ini penting diketahui, agar Ayah bisa lebih siap menjalankan peran yang baru sebagai orang tua. Beberapa tips yang bisa dilakukan, yaitu:

  1. Persiapkan mental, fisik, dan finansial untuk menjadi Ayah sejak awal merencanakan kehamilan
  2. Komunikasikan pada istri apabila ada hal-hal penting yang perlu didiskusikan
  3. Hindari alkohol karena bisa menurunkan kesehatan fisik dan mental
  4. Perbaiki waktu tidur
  5. Olahraga teratur dan makan makanan bergizi.

Keterbukaan terhadap pasangan, juga bisa membantu Ayah mencegah depresi setelah kelahiran si kecil. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika memang masih merasa kesulitan dalam mengurus bayi, ya!

Dampak depresi pada orang tua terhadap bayi baru lahir

Depresi setelah melahirkan jangan disepelekan, sebab akan sangat berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan bayi baru lahir nantinya. Dikutip dari Very Well Family, ketika bayi tumbuh bersama dengan orang tua yang mengalami depresi, dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, emosional, sosial, dan mental si kecil.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa, memiliki orang tua dengan depresi meningkatkan kemungkinan seorang anak nantinya akan mewarisi depresi itu sendiri. Di samping itu, bayi dengan orang tua yang depresi cenderung lebih sering menangis. 

Seiring pertumbuhannya, ia bisa saja menunjukkan tanda-tanda gangguan kecemasan serta masalah perilaku lainnya. Setelah memahami bahwa depresi setelah melahirkan tidak hanya dialami Ibu saja, tetapi Ayah juga, maka diharapkan hal ini bisa membangun kesadaran tersendiri terutama bagi para orang tua baru. 

Memiliki anak bukan hal yang mudah, sehingga membutuhkan persiapan yang matang baik dari segi fisik, mental, dan finansial. Untuk itu, jangan ragu untuk berdiskusi dengan pasangan sejak awal merencanakan kehamilan mengenai pengasuhan anak nantinya ya, Parents!

Supaya Ayah bisa menghindari masalah depresi setelah melahirkan, yang sedikit banyak dapat merugikan kesehatan Ayah sendiri. Penting diingat bahwa, sebaiknya jangan pernah menyepelekan masalah kesehatan mental ini. Sebab, dampaknya bisa sangat serius dan dapat memengaruhi bonding antar Ayah dan nantinya.

Editor: Aprilia