Kelahiran

Hindari 10 Hal Ini Saat Berikan Susu Formula Untuk Anak

Hindari 10 Hal Ini Saat Berikan Susu Formula Untuk Anak

Tidak semua ibu bisa memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Ada yang terpaksa untuk memberikan susu formula karena berbagai alasan. Tapi sayangnya, tak banyak informasi tentang cara memberikan susu formula yang tepat untuk si kecil. Hal ini tentunya bisa menyebabkan Ibu merasa stres, terlebih lagi jika sebelumnya Ibu sudah tertekan karena mengalami masalah menyusui.

Bila Ibu memberikan susu formula ke si kecil, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ibu saat menyiapkan susu agar si kecil dapat menerima nutrisi yang optimal dari susu formula.

10 Hal yang Harus Dihindari Saat Memberikan Susu Formula ke Si Kecil

  1. Jangan gunakan air mineral dari dispenser untuk membuat susu formula

    Masih banyak orang tua menggunakan air mineral yang berasal dari dispenser untuk membuat susu formula. Hal ini sangat tidak disarankan karena air panas di dispenser seringkali tidak mencapai 70C. Sedangkan banyak ahli yang menyarankan kalau susu formula harus diseduhdengan air matang yang sudah dipanaskan sampai 100C, lalu didinginkan sebentar sampai mencapai 70C.

    Tujuannya, tentu agar bakteri yang mungkin ada di bubuk susu formula mati dan tidak membahayakan si kecil.Jadi. sebaiknya gunakan air mendidih yang direbus secara manual di atas kompor ya, Bu!


  2. Jangan memanaskan susu formula dengan menggunakan microwave

    Ada nggak yang sering memanaskan ulang susu formula agar si kecil bisa minum susu dalam suhu yang hangat? Hal ini boleh saja dilakukan, tapi jangan pernah memanaskan botol susu si kecil di dalam microwave. Microwave tidak mampu memanaskan susu secara merata, dan bisa menciptakan area panas tertentu di dalam susu. Area panas ini bisa membakar lidah bayi lho. Biarpun banyak yang mengakalinya dengan mengocok susu sebelum diberikan ke bayi, akan lebih baik jika kita menghindarinya.


  3. Jangan memodifikasi cara pembuatan susu formula 

    Di setiap kemasan susu formula pasti terdapat instruksi penyajiannya. Instruksi ini harus kita ikuti dengan seksama setiap kali menyiapkan susu formula. Cara menyiapkan susu biasanya bervariasi antara merek dan produk, jadi selalu periksa instruksi penyajian sebelum membuat susu ya! Pastikan takaran susu dan air tepat, tidak kurang atau lebih.

    Bila Ibu menambahkan terlalu banyak air saat membuat susu, si kecil tidak akan mendapat cukup nutrisi. Sebaliknya, jika air yang digunakan terlalu sedikit, si kecil bisa berisiko mengalami dehidrasi. Demi kesehatan si kecil, Ibu harus mengikuti instruksi dengan tepat. Kecuali, bila dokter anak menyarankan cara lain untuk membuat susu formula karena dilatarbelakangi oleh kondisi medis tertentu.

    Ingat, Ibu juga tidak boleh menambahkan apa pun ke susu bayi hanya karena mendengarkan saran dari teman atau keluarga. Banyak lho yang menyarankan untuk menambahkan sereal ke dalam susu bayi karena konon katanya bisa membuat si kecil tidur lebih lama. Tapi tahu nggak Bu, bayi yang tidur lebih lama dan lebih dalam berisiko mengalami SIDS daripada bayi yang menjalani pola tidur normal.


  4. Jangan terlalu lama mendiamkan susu yang sudah disiapkan untuk si kecil

    Botol susu formula bisa menjadi tempat pertumbuhan bakteri berbahaya. Bahkan bakteri dari liur bayi bisa berkembang biak di botol susu lho. Bila si kecil tidak menghabiskan susunya, WHO merekomendasikan untuk membuang susu tersebut setelah 2 jam didiamkan.

    Ibu juga harus perhatikan, jika Ibu membawa air yang telah dididihkan untuk membuat susu formula selama lagi traveling, sebaiknya buang air tersebut bila tidak digunakan setelah 24 jam.


  5. Jangan memberikan susu formula terlalu banyak

    Bila si kecil sudah berhenti minum susu, Ibu bisa ambil botol susu tersebut dari mulutnya. Meski belum bisa bicara, si kecil bisa memberi tahu kita kapan ia kenyang dan lapar. jadi, coba amati dan pelajari tanda kapan si kecil lapar dan kenyang ya.


  6. Jangan biarkan si kecil tidur sambil minum susu

    Bayi yang dibiarkan minum susu selama tidur tanpa pengawasan bisa berisiko mengalami tersedak. Selain itu, minum susu sambil tidur juga bisa menyebabkan kerusakan gigi lho. Hal ini mungkin terjadi karena saat tidur, susu akan terus menetes ke mulut dan menggenang di sekitar gigi.


  7. Pastikan untuk menggunakan air dengan suhu 70 derajat celsius

    Tidak hanya bakteri yang bisa ditemukan di air dispenser, tapi bubuk susu formula yang ada di dalam kemasan juga rentan bakteri lho. Jadi untuk melindungi si kecil, Ibu harus menggunakan air yang dididihkan secara manual dengan kompor, lalu dinginkan air tersebut hingga suhunya mencapai sekitar 70 derajat celsius, sesuai dengan rekomendasi WHO.

    Untuk mencapai suhu tersebut, air mendidih bisa didiamkan kurang lebih sekitar 10 menit. Atau bisa juga didinginkan dengan cara meletakkan botol susu di bawah air mengalir, sehingga suhunya cepat turun dan aman untuk diberikan ke si kecil. 


  8. Selalu awasi si kecil saat minum susu dari botol

    Jangan pernah biarkan bayi menyusu sendiri karena ia berisiko mengalami tersedak.


  9. Jangan hangatkan susu formula lebih dari 10 menit

    Sebagian besar bottle warmer yang ada di pasaran biasanya akan otomatis mati setelah menghangatkan botol susu selama 10 menit. Bila Ibu menghangatkan botol secara manual, pastikan untuk mengangkat botol susu dari sumber panas dalam 10 menit. Jika kita membiarkan botol susu dipanaskan lebih dari 10 menit, ini akan membuat bakteri berkembang biak di susu formula dan bisa menyebabkan diare pada bayi.


  10. Jangan mencampur susu formula dengan ASI

    Yang tidak kalah penting, ASI tidak boleh diberikan dengan cara dicampur ke susu formula. Bila Ibu ingin memberikan ASI dan susu formula, lebih baik berikan ASI lebih dulu ke si kecil secara terpisah, lalu baru berikan susu formula.

Menjaga Kedekatan dengan Si Kecil Saat Ia Minum dari Botol

Banyak yang bilang, ibu yang menyusui secara langsung di payudara akan lebih dekat dengan anaknya. Jangan langsung merasa minder ya Bu. Kita juga bisa menjalin kedekatan dengan bayi kok meski ia minum ASIP atau susu formula dari  botol susu. Nah, untuk membantu Ibu menjalin kedekatan dengan si kecil ketika memberikan susu formula melalui botol, kamu bisa simak cara berikut ini:

  1. Dekap tubuh bayi

    Ketika bayi menyusu di payudara, seluruh tubuhnya menempel di dada ibu dan terjadi sentuhan fisik pada tangan dan kulit. Ketika si kecil minum susu dari botol, Ibu bisa posisikan kepala si kecil ada di lengan Ibu dan pegang botol susunya dekat dengan dada Ibu. Bila memungkinkan, seringlah untuk melakukan kontak kulit dengan si kecil, terutama pada hari-hari pertama setelah bayi lahir.


  2. Ibu tidak perlu mandi setiap hari

    Saran yang satu ini mungkin terdengar aneh, tapi beneran deh, bau badan ibu bisa memberikan dampak positif lho ke si kecil. Bau alami dari kulit Ibu menjadi cara utama si kecil mengenali Ibu. Saat Ibu mendekap si kecil selama ia menyusu dari botol, bau badan Ibu bisa membantunya merasa rileks dan mencerna susu lebih baik.

    Bila Ibu ingin mandi, tak perlu menyamarkan bau badan dengan sabun atau parfum. Lalu saat bayi sudah  besar dan mengalami separation anxiety, Ibu bisa meninggalkan baju atau apa saja yang mengandung aroma tubuh Ibu untuk membantu si kecil merasa aman meski Ibu sedang jauh darinya.


  3. Gunakan dot agar bayi nyaman menghisap

    Bayi yang menyusu langsung di payudara akan mencari payudara untuk menemukan kenyamanan sekaligus memenuhi rasa lapar dan haus. Lantas gimana dengan bayi yang minum dari botol susu? Sebagai ganti payudara, ibu bisa menawarkan pacifier atau empeng untuk si kecil saat ia sedang mencari kenyamanan. Saat memberinya pacifier, pastikan Ibu tetap menggendong dan menenangkan si kecil ya.


  4. Amati tanda lapar si kecil

    Buat ibu yang terbiasa dengan jadwal harian yang terjadwal pasti tergoda untuk membuat jadwal menyusu untuk si kecil. Sebaiknya jangan lakukan hal ini ya bu. Lebih baik, amati tingkah si kecil yang menunjukkan kalau ia sedang lapar. Misalnya ia mulai menghisap jari, memasukkan tangan, atau mengecap-ngecap lidah. Dengan mengenali tanda lapar yang ia tunjukkan, kita bisa sigap untuk menyiapkan susu si kecil sebelum ia menangis. Ibu harus tahu, menangis merupakan tanda lapar yang ditunjukkan si kecil saat ia sudah frustrasi lho.

    Selain itu, kenali juga tanda saat bayi sudah merasa kenyang. Jangan memaksanya untuk menghabiskan seluruh isi botol susu yang Ibu siapkan. Bila sudah kenyang, si kecil biasanya akan memalingkan wajah dari botol atau menolak untuk menghisap botol.


  5. Buka kancing baju

    Meski tidak menyusui si kecil dengan payudara, tak ada salahnya untuk membuka kancing baju Ibu selama menyusui si kecil. Kenapa? Kontak kulit yang terjadi antara dada ibu dan tubuh si kecil akan meningkatkan produksi oksitosin atau hormon cinta yang berperan penting untuk menjalin kedekatan ibu dan bayi. Penelitian yang dilakukan di NICU juga menunjukkan bahwa bayi yang sering digendong dan melakukan kontak kulit dengan orang tuanya biasanya lebih jarang menangis dibanding bayi prematur yang lebih sering 'dipeluk' selimut. Selain itu, merasakan kelembutan dan kehangatan perut si kecil di dada ibu juga akan membuat kamu lebih rileks.


  6. Tatap matanya

    Tataplah mata si kecil ketika Ibu menyusuinya dengan botol susu. Saling menatap bisa menjadi cara yang terbukti dapat meningkatkan oksitosin pada Ibu dan si kecil. Tapi pastikan si kecil benar-benar menatap Ibu ya. Ibu harus ingat untuk menjaga jarak wajah ibu dengan wajah si kecil antara 8 sampai 10 inci ketika mendekapnya. Hal ini karena bayi masih memiliki rentang jarak yang pendek untuk bisa fokus melihat sesuatu. Tentunya kemampuan penglihatannya akan semakin membaik seiring usianya bertambah.


  7. Perhatikan kecepatan aliran susu

    Si kecil membutuhkan bantuan Ibu untuk mengontrol aliran susu dari botol. Hal ini penting agar ia bisa punya jeda saat menyusu. Bila aliran susu yang masuk ke mulutnya terjadi secara terus menerus dan konstan, mau tidak mau si kecil akan menelan susu terus-terusan.

    Mungkin si kecil terlihat antusias saat menelan susu, padahal bisa jadi ia sedang berusaha mengatasi aliran susu. Salah satu cara untuk menjaga kecepatan aliran susu adalah dengan memposisikan kepala bayi lebih tinggi dari perut. Jangan biarkan kepala si kecil miring ke belakang atau dagunya turun. Peganglah botol di posisi horizontal, bukan miring. Kita bisa memiringkan botol seperlunya hanya untuk menjaga susu tetap mengalir.

    Ibu juga bisa menggunakan dot dengan aliran paling lambat yang bisa diterima si kecil. Ketika menyusui si kecil, posisikan bagian dot di bibir bayi, jangan sampai kita mendorong dot untuk masuk ke mulutnya.

    Setelah si kecil menghisap beberapa kali, ibu bisa tarik dot ke bibirnya dengan perlahan agar ia bisa istirahat sejenak. Si kecil akan memberikan tanda jika ia sudah siap untuk menyusu kembali. Terus lakukan proses ini sampai si kecil menunjukkan tanda kalau ia perlu disendawakan atau butuh jeda lebih lama untuk beristirahat.

    Satu sesi menyusu biasanya butuh 15 sampai 20 menit, kadang lebih, kadang kurang. Perhatikan tanda saat si kecil sudah kenyang. 


  8. Ajak si kecil ngobrol

    Pasti kita pernah merasa sangat lelah dan tidak mau berbasa-basi saat menyusui si kecil. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ini. Tapi jika memungkinkan, ajak si kecil ngobrol, bernyanyi, atau bersenandung saat menyusuinya dengan botol. Suara Ibu ibarat musik bagi si kecil dan membuat sesi menyusu jadi lebih spesial. Ibu juga pasti akan tersenyum saat bicara dengannya. Ini bisa jadi cara untuk menjalin kedekatan dengan si kecil.


  9. Merespon kebutuhan bayi dengan cepat

    Si kecil bisa menjalin kedekatan dengan orang yang mampu merespon kebutuhannya dengan cepat. Kebutuhan bayi itu sederhana lho Bu, yaitu disusui, diganti popoknya, dan ditidurkan. Ketika Ibu sigap menyusui si kecil saat ia menunjukkan tanda lapar, si kecil akan lebih mudah percaya pada Ibu dibanding jika Ibu membuatnya menunggu saat ia sudah sangat lapar.

    Tentu kita tidak selamanya bisa memberi susu formula berdasarkan permintaan bayi. Tapi sebisa mungkin, berikan sikap responsif selama minggu-minggu awal setelah si kecil lahir karena ini merupakan tahap di mana Ibu dan si kecil baru saling mengenal.


  10. Berganti posisi

    Kegiatan menyusu bisa menstimulasi kecerdasan bayi juga lho. Caranya adalah dengan rajin mengganti posisi si kecil saat menyusu. Saat berganti posisi, si kecil secara otomatis mendapat sudut pandang baru. Jadi bisa dibuat seperti ini, 15 menit posisikan kepala bayi di lengan kanan dan 15 menit berikutnya di lengan kiri. Dengan cara ini lengan kita juga bisa beristirahat agar tidak terlalu pegal.


  11. Matikan televisi dan jauhkan gadget

    Memang sulit untuk tidak terpancing nonton tv atau utak utik hp saat sedang menyusui si kecil. Tapi jika Ibu melakukan itu, kamu akan kehilangan kesempatan untuk menjalin kedekatan dengan si kecil lho. Tentu Ibu layak mendapat hiburan, tapi cobalah untuk tidak mengalihkan perhatian selama sesi menyusi.


Hal yang Mungkin Tidak Ibu Tahu Tentang Susu Formula

Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang mungkin tidak Ibu ketahui tentang pemberian susu formula nih. Simak yuk info berikut ini!

  1. Konsultasi pada dokter sebelum memilih susu formula untuk si kecil

    Sebagian besar bayi tidak bermasalah dengan susu formula pada umumnya. Bila bayi Ibu menunjukkan tanda sensitif terhadap susu formula, dokter bisa menyarankan susu formula kedelai atau susu formula dengan protein hydrosolate.

    Kebanyakan bayi juga tidak bermasalah dengan susu formula bubuk, yang harganya lebih terjangkau. Tapi penting untuk diketahui kalau susu formula bubuk tidak steril. Ini berarti bayi dengan masalah sistem kekebalan tubuh, bayi prematur, atau memiliki masalah kesehatan lain lebih baik menggunakan susu formula cair yang lebih steril, namun juga lebih mahal harganya.


  2. Ketahui cara menyimpan susu formula

    WHO menyatakan kalau sebaiknya susu formula yang sudah disiapkan harus segera diminum oleh si kecil untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Setelah disiapkan, susu formula tidak boleh berada di suhu ruang selama lebih dari 1 jam dan jangan simpan susu formula di kulkas selama lebih dari 24 jam.


  3. Selalu jaga kebersihan

    Bersihkan permukaan tempat Ibu akan menyiapkan susu, wadah susu formula yang akan dibuka, botol dan dot yang akan dipasang, serta tangan Ibu.

    Perhatikan perlengkapan yang kontak dengan Ibu ketika menyiapkan susu formula, seperti sendok untuk memindahkan susu formula ke botol. Jangan biarkan sendok ini berada di sembarang tempat karena bisa membawa kotoran atau bakteri yang akan mencemari bubuk susu formula.

    Para ahli menganjurkan agar Ibu mensterilkan semua bagian botol dan dot setidaknya sekali sebelum pertama kali digunakan. Setelah itu, pastikan Ibu mencuci semua bagian botol dengan air panas dan sabun, lepas semua bagian botol tiap kali mencuci. Simpan botol di wadah khusus setelah bagian-bagiannya dipasang kembali untuk menghindari kotoran dan partikel masuk ke bagian dalam botol.

Semua orang pasti punya kebiasaan sendiri saat memberikan susu formula ke bayi. Ini tak jadi masalah, yang penting kita mampu memenuhi kebutuhan si kecil.

Untuk sebagian besar ibu, susu formula mungkin bukan menjadi pilihan pertama. Memang memberi si kecil ASI dianggap lebih baik, tapi kalau ibu tidak berhasil menyusui si kecil dengan ASI, jangan berkecil hati. Yang terpenting, Ibu bisa memenuhi kebutuhan bayi dan menunjukkan cinta tiap kali menyusuinya, baik dengan ASI atau susu formula, dari botol atau dari payudara.


(Ismawati, Yusrina)