Kelahiran

Kerja Sambil MengASIhi? Ini Manajemen Asi Perah Ibu Bekerja

Kerja Sambil MengASIhi? Ini Manajemen Asi Perah Ibu Bekerja

Ibu bekerja tetap bisa memberikan ASI kepada si kecil asal dengan matang melakukan manajemen ASI perah ibu bekerja. Memilih untuk tetap memberikan ASI kepada si kecil meski Ibu sudah kembali bekerja merupakan sebuah langkah yang bijak. 

Namun, tidak sedikit Ibu yang masih bingung bagaimana manajemen ASI perah Ibu bekerja termasuk manajemen penyimpanan ASi perah.

Ibu yang kembali bekerja dan tetap memutuskan untuk terus melanjutkan memberikan ASI kepada bayi memiliki keuntungan spesial. 

Ibu dapat menitipkan si kecil pada pengasuh atau daycare selama Ibu bekerja, namun memberikan ASI baik perah ataupun langsung kepada si kecil adalah momen spesial yang Ibu dan si kecil bangun berdua.

Jika Ibu menerapkan manajemen ASI perah Ibu bekerja dengan baik, maka bukan tidak mungkin Ibu dapat terus memberikan ASI eksklusif kepada si kecil hingga ia 2 tahun. Simak manajemen ASI perah ibu bekerja yang dapat Ibu lakukan seperti yang dilansir dari Working Mother.

1. Persiapkan dirimu

jangan-merasa-bersalah-ini-manajemen-asi-perah-ibu-bekerja-1

Seperti hal lain dalam hidup, semakin matang dan jauh hari mempersiapkan diri, akan lebih mudah dilakukan saat waktunya tiba. Hal ini juga berlaku untuk manajemen ASI Perah Ibu bekerja Persiapan harus dilakukan beberapa minggu sebelum Ibu kembali bekerja. 

Akan lebih baik jika persiapan sudah dilakukan di minggu-minggu awal kelahiran si kecil. Ibu bisa mempersiapkan diri dengan contoh rencana di bawah ini:

3 minggu sebelumnya: Mulai persiapkan aliran kuantitas ASI. Dibutuhkan waktu untuk menyiapkan ASI yang lebih banyak dari yang seharusnya, jadi rencanakan untuk melakukan sesi perah tambahan lebih awal. Jangan kecewa jika ada berapa sesi perah yang tidak memenuhi ekspektasi Ibu. 

Tubuh Ibu memerlukan waktu untuk menemukan ritmenya. Jika Ibu merasa patah semangat, Ibu dapat mencari supporting group untuk mendapatkan masukan dan semangat atau berkonsultasi dengan konselor menyusui.

2 minggu sebelumnya: Cari tahu botol yang seperti yang nyaman bayi gunakan. Hal terakhir yang tidak ingin Ibu khawatirkan sebelum kembali bekerja adalah bayi yang tidak mau menyusu

1 minggu sebelumnya: Coba berikan si kecil ASI perah. Jika Ibu menitipkan anak ke daycare, jadwalkan untuk memasukkan anak ke daycare untuk mengetes dan memberi waktu si kecil beradaptasi untuk menyusu ASI perah dengan menggunakan botol. 

Berlatihlah mempersiapkan tas untuk menyimpan asi perah sebagai manajemen ASI perah ibu bekerja. Jangan sampai jika saatnya tiba Ibu lupa membawa pompa ataupun kantong ASi ke kantor.

2. Bicarakan kepada atasan dan rekan kerja

jangan-merasa-bersalah-ini-manajemen-asi-perah-ibu-bekerja-2

Mengkomunikasikan kepada atasan terlebih dahulu bahwa Ibu akan melakukan manajemen ASI perah selama di kantor akan mempermudah Ibu dalam melakukannya. Ini akan lebih baik jika kantor Ibu sudah menyediakan beberapa prasarana penunjang untuk Ibu bekerja menyusui. 

Namun jika tidak, Ibu dapat mengatur dan menstrategikan bagaimana dapat memerah ASI dan manajemen penyimpanan ASI perah selama Ibu bekerja. 

Ibu juga dapat mengkomunikasikan kebutuhan Ibu untuk tetap melakukan manajemen ASI perah Ibu bekerja ke bagian manajemen serta menjelaskan kenapa penting agar tetap memberikan ASI kepada si kecil. 

Jadikan kebutuhan Ibu untuk memerah dan menyimpan ASI sebagai keharusan. Ibu dapat bernegosiasi dengan atasan atau pihak manajemen jika tidak diperbolehkan.

3. Mengatur waktu menyusui si kecil langsung

Jika Ibu menyusui dan memerah ASI dalam rentang waktu yang lama, aliran ASI Ibu dapat berkurang dan dapat mengurangi hasil perahan ASI. Cobalah menyusui sebelum pergi ke kantor dan langsung saat pulang dari kantor.

4. Mengatur sesi perah selama bekerja

Mengatur kapan harus melakukan sesi perah selama bekerja adalah salah satu manajemen ASI perah Ibu bekerja yang sangat penting. Lakukan kesempatan untuk memerah sebanyak mungkin yang dapat Ibu lakukan. Direkomendasikan agar Ibu memerah ASI setiap 3 jam sekali untuk menjaga agar aliran ASI tetap banyak.

Salah satu strategi yang dapat Ibu lakukan adalah melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan sembari memerah ASI. Sebagai contoh, Ibu dapat memompa ASI saat sedang membaca email dan membalasnya. 

Ibu juga dapat mengkomunikasikan kebutuhan Ibu untuk tetap memerah ASi kepada rekan kerja. Beberapa rekan kerja kerap mengingatkan Ibu untuk memerah ASi jika waktunya tiba.

jangan-merasa-bersalah-ini-manajemen-asi-perah-ibu-bekerja-3

5. Menggunakan alat perahan yang tepat

Sebisa mungkin, habiskan waktu di ruangan menyusui seefektif mungkin sebagai manajemen Asi Perah Ibu bekerja. Secara tidak langsung alat perahan akan berpengaruh dalam menjaga motivasi Ibu untuk terus semangat memerah ASI. Agar Ibu dapat memompa ASI dengan efektif, dibutuhkan pompa ASI yang bagus dan kuat. 

Ibu juga bisa membeli ikatan kain yang dapat mengikat pompa di payudara sehingga Ibu dapat memerah ASI tanpa tangan harus menyokong pompa. Selain itu, jangan lupa lengkapi dengan penutup apron.

6. Kelola emosi dengan baik

Menambah rutinitas di kantor dengan jadwal memompa bisa jadi terlalu melelahkan bagi Ibu baru. Ibu pasti akan merasa waktu bekerja di kantor menjadi sangat sedikit. Jangan lupa untuk minum air cukup dan makan siang berkualitas selama di kantor agar kualitas gizi pada ASI terjaga dengan baik. 

7. Tidak usah merasa berdosa

jangan-merasa-bersalah-ini-manajemen-asi-perah-ibu-bekerja-4

Wajar seorang Ibu merasa berdosa karena meninggalkan si kecil di rumah di usianya yang masih belia. Tidak ada Ibu yang sempurna, yang dapat Ibu lakukan adalah menjadi versi terbaik dari apa yang sedang dijalani. Hargai dan terima keputusan yang telah kamu buat. 

Pastinya keputusan ini sudah dipikirkan matang-matang. Fokuskan untuk mencurahkan waktu kepada si kecil saat sedang berada di rumah.

Tetap memberikan ASI meskipun sudah masuk kerja adalah mungkin asal melakukan manajemen ASI perah Ibu bekerja dengan baik.

Editor: Dwi Ratih