Ibupedia

Metode Persalinan Aktif (Active Birth) : Lebih Cepat dan Bebas Sakit

Metode Persalinan Aktif (Active Birth) : Lebih Cepat dan Bebas Sakit
Metode Persalinan Aktif (Active Birth) : Lebih Cepat dan Bebas Sakit

Persalinan aktif (active birth) bukanlah hal yang baru. Active birth merupakan cara bagaimana ibu hamil di seluruh belahan dunia menjalani proses persalinan dan kelahiran. Metode yang satu ini dulu memang sangat jarang dilakukan ibu hamil. Tapi sekarang, sudah banyak ibu hamil yang mulai sadar kalau persalinan adalah suatu hal yang indah, dan seharusnya tidak dikontrol oleh intervensi medis yang berlebihan. Bagaimana metode persalinan aktif ini dijalankan? Simak yuk penjelasannya berikut ini!

Kehadiran Vakum untuk Persalinan Membuat Ibu Hamil Menjadi Pasien Pasif

Sejak 300 tahun yang lalu di abad ke-17, Perancis menemukan alat kedokteran bernama forceps atau vakum, yang dianggap bisa mempermudah proses melahirkan. Tren ini terus berlanjut selama 3 abad selanjutnya dan masih digunakan hingga sekarang. Dengan adanya vakum alias forceps tersebut, ibu hamil yang melahirkan menjadi tidak memiliki kontrol atas dirinya sendiri. Sebagian besar persalinan menjadi tindakan medis yang selalu dilakukan di rumah sakit.

Di akhir abad ke-19, kebanyakan ibu hamil menjadi pasien pasif dan tidak bisa berlaku aktif dalam proses persalinannya. Posisi setengah berbaring jadi posisi wajib untuk melahirkan. Padahal di belahan dunia lain, ada ibu hamil yang bisa menjalani persalinan dengan berada pada posisi apapun yang ia mau, mulai dari berdiri, berlutut, atau berjongkok. Proses persalinan tersebut biasanya dibantu oleh kehadiran wanita lain. Anatomi pada panggul ibu hamil secara ideal dirancang untuk melahirkan bayi dalam posisi tegak.

Proses Persalinan Aktif

Nah, di persalinan aktif, Bunda sendiri lah yang akan mengontrol tubuh Anda. Bunda bisa bergerak dan mengganti posisi dengan bebas, karena Anda yang melakukan persalinan. Sebaliknya, pada proses persalinan yang diatur, Bunda tidak berdaya, tubuh Anda dikontrol dan Anda akan menjadi pasien yang pasif. Persalinan aktif adalah proses di mana ibu hamil mengandalkan instingnya untuk melahirkan dan intervensi medis menjadi alternatif terakhir. Kalau intervensi medis diperlukan, ini bisa diadaptasi untuk digunakan meski ibu hamil melahirkan pada posisi tegak. Jadi ketika proses persalinan aktif menjadi sulit dan perlu dukungan medis, dokter kandungan ada sebagai back up untuk membantu ibu hamil ketika muncul komplikasi.  

Mungkinkah Melakukan Persalinan Aktif di Zaman Ini?

Proses yang panjang masih harus dilalui untuk menjadikan metode persalinan aktif menjadi pilihan utama bagi semua ibu hamil. Tapi kemajuan signifikan telah dibuat pada dua dekade lalu, sejak gerakan persalinan aktif didirikan di tahun 1981. Active birth movement bukanlah institusi atau organisasi. Ini adalah cara untuk menjelaskan kepada dunia tentang persalinan aktif dan membuat semua orang lebih aware lagi dengan metode ini.

Jika Anda ingin melakukan persalinan aktif, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempelajari bagaimana tubuh secara ideal dirancang untuk melahirkan bayi dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Biarkan diri Anda mengikuti insting saat persalinan berlangsung. Tidak masalah jika Anda ingin menggerakkan tubuh dan mengubah posisi untuk membuat diri Anda merasa nyaman selama terjadi kontraksi.

Persalinan aktif juga membuat Bunda lebih bebas untuk berada dalam posisi tegak seperti berdiri, berjalan, berlutut, atau berjongkok. Penyangga sederhana seperti matras di atas lantai, kursi, bangku kecil, atau bola besar bisa membantu untuk menyokong tubuh Anda secara nyaman dalam posisi gravitasi efektif ini. Pada masa sekarang ini Anda bisa menemukan bidan yang akan menyarankan Anda untuk menggunakan benda-benda tersebut dan bahkan menyediakannya untuk Anda selama menunggu proses persalinan. Ini berarti Anda bebas menggunakan insting Anda sendiri, untuk bergerak secara spontan dan memandu bayi Anda melewati jalan lahir melalui gerakan alami Anda.

Persalinan aktif akan membuat Anda tidak berbaring pasif di tempat tidur saat persalinan. Anda bisa coba duduk tegak pada kursi dan menyandarkan tubuh, berlutut pada lantai atau pada bola besar, atau berdiri dan berjalan. Akan mudah untuk menggerakkan tubuh Anda sebagai respons dari kontraksi dengan membengkokkan, mengayunkan, atau melingkarkan pinggang, dan bergerak ke depan serta ke belakang.

Anda juga bisa berada pada posisi duduk atau berlutut, bahkan juga bisa disanggah oleh banyak bantal, agar pasangan atau bidan bisa memijat punggung, bahu, atau kaki Anda. Ketika tubuh merasa rileks dan bebas bergerak, nafas Anda menjadi lebih dalam dan lebih spontan. Anda melepaskan suara dengan bebas ketika bergerak, yang akan membantu Anda mengekspresikan rasa sakit dan mengatasi intensitas sensasi dengan lebih mudah selama persalinan dan kelahiran.   

Manfaat Persalinan Aktif

1. Persalinan Menjadi Lebih Pendek Dan Efisien

Selama persalinan kepala bayi bergerak turun lebih dalam ke jalan lahir ketika muncul dari serviks yang meluas. Pada posisi ini, panggul Anda berada pada sudut gravitasi yang paling baik untuk membantu proses persalinan. Banyak studi menunjukkan hal ini bisa membuat persalinan menjadi lebih singkat dan lebih efisien.

2. Mengurangi Rasa Sakit

Bebas bergerak dan memilih posisi akan membuat Anda merasakan banyak manfaat. Pertama, rahim akan lebih mudah melakukan tugasnya, jadi kontraksi yang Bunda rasakan akan cenderung kurang terasa sakit dibanding jika Anda berbaring. Kedua, kebebasan untuk bergerak serta kebebasan untuk berekspresi juga menghindari Anda untuk menggunakan  pereda rasa sakit.  

3. Mengurangi Resiko Fetal Distress

Saat Anda bernafas lebih dalam, aliran darah akan mengalir lebih baik pada plasenta. Jadi bayi menerima banyak oksigen dan risiko fetal distress makin mengecil. Tidak akan ada tekanan pada pembuluh darah internal seperti ketika Anda berbaring untuk waktu yang lama atau pada posisi setengah berbaring. Fetal distress merupakan penyebab umum terjadinya operasi sesar atau penggunaan forceps atau vakum untuk melahirkan bayi dengan lebih cepat. Aliran darah ke plasenta dan bayi menjadi optimal ketika Anda berada pada posisi tegak.

4. Lebih Kuat dan Mudah untuk Mendorong

Pada tahap kedua, ketika Anda siap untuk melahirkan, memilih berlutut, berjongkok, atau posisi berdiri akan membantu Anda menggunakan energi dengan lebih baik ketika Anda mendorong janin. Anda bisa lebih efektif dan kuat untuk mendorong dengan bantuan gravitasi dan rotasi turunnya kepala bayi akan lebih mudah. Tidak ada posisi ideal untuk melahirkan dan ini bervariasi dari satu ibu hamil ke lainnya. Anda bisa menggunakan beberapa posisi tegak selama fase kelahiran dan bisa melahirkan pada salah satu posisi di antaranya.

Posisi telentang dianggap kurang menguntungkan karena ini berlawanan dengan gravitasi, dan mengurangi ruang di dalam panggul. Ketika Anda berada pada posisi tegak, sendi pada panggul tidak menyempit seperti ketika Anda berbaring dan ini memberi gerakan dan perluasan diameter panggul, sehingga bentuk internal panggul bisa sesuai dengan kepala bayi. Pada tahap akhir, dinding belakang panggul (sacrum dan coccyx) bebas untuk bergerak meningkatkan diameter panggul untuk memberi banyak ruang agar bayi bisa keluar.

5. Terjadi Kontak Kulit dan Payudara yang Nyaman

Setelah bayi lahir, sebaiknya Anda langsung menggendongnya. Dan akan sangat baik jika Anda duduk tegak agar bisa bayi bisa merasakan kontak skin-to-skin dan Bunda bisa menempatkan bayi dengan tepat agar ia melakukan kontak pertamanya dengan payudara Anda. Lalu, ketika si kecil menyusui untuk pertama kalinya, gravitasi akan membantu plasenta untuk terpisah dan uterus Anda berkontraksi secara efisien untuk mencegah kehilangan darah yang banyak.

6. Pasangan Bisa Lebih Terlibat

Pada persalinan aktif, pasangan akan sering aktif terlibat dalam memberi dukungan emosi dan fisik. Berbagi pengalaman kelahiran yang aktif bisa menjadi memori yang selalu diingat dan awal yang baik untuk hubungan baru sebagai orang tua serta awal dari keluarga baru Anda.

7. Minim Trauma

Persalinan aktif menghasilkan trauma yang minimal untuk bayi selama proses kelahiran. Umumnya bayi terlahir dengan kondisi yang optimal, terjalin ikatan yang baik setelah lahir dan ketika pertama kali disusui. Ibu juga akan merasa lebih baik dan sembuh dengan cepat dari kelahiran. Hal ini penting karena proses merawat bayi baru lahir akan menjadi lebih mudah.

  
(Ismawati)