Kelahiran

Sleep Training Bayi: Bongkar Mitos & Fakta untuk Tidur Nyenyak

Sleep Training Bayi: Bongkar Mitos & Fakta untuk Tidur Nyenyak

Parents pernah nggak mendengar mitos seputar sleep training yang beredar di masyarakat? Banyak orang tua memilih untuk tidak melakukan sleep training karena berbagai mitos yang belum terbukti kebenarannya.

Mitos dan Fakta Seputar Sleep Training

Tujuan utama dari sleep training adalah agar bayi bisa mendapatkan kualitas tidur yang baik, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan  yang optimal. 

Tidak hanya bermanfaat bagi bayi, sleep training dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan. Menurut Elvina, certified Pediatric sleep consultant dari happylittlesleeper, dengan tidur yang lebih nyenyak, mood, fokus anak akan jauh lebih baik. 

Dengan demikian kemampuan belajar serta nafsu makan anak akan meningkat. Begitu pula orang tuanya, dengan istirahat yang cukup, orang tua dapat berpikir lebih jernih, fokus pada pertumbuhan dan perkembangan anak

Berikut adalah beberapa mitos seputar sleep training yang mungkin Parents pernah dengar.

1. Sleep Training Dapat Menyebabkan Trauma

Banyak orang tua khawatir membiarkan bayinya menangis selama sleep training. Mereka takut hal ini akan membuat bayi mereka stres, menyebabkan trauma berkepanjangan, dan membuat anak merasa tidak bisa mengandalkan orang tuanya.

“Sleep training tidak selalu harus menggunakan metode cry it out atau membiarkan anak menangis. Sebagai seorang ibu saya tidak akan menerapkan metode yang membiarkan anak saya menangis semalaman tanpa respon dari orang tua. Bayi mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti gumoh, popok penuh, ataupun kedinginan. Karena itu sleep training yang benar harus bisa memberikan keseimbangan antara mengajarkan bayi tidur mandiri sambil tetap memenuhi kebutuhannya.” ujar Elvina.

2. Sleep Training Tidak Baik Untuk Attachment


Banyak orang berpendapat bahwa sleep training dapat berdampak pada attachment antara orang tua dan anak. Faktanya, berdasarkan penelitian ilmiah mitos ini tidak terbukti. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 mempelajari attachment pada bayi berusia 6 hingga 16 bulan yang sleep training dan tidak sleep training. Ditemukan bahwa, tidak ada perbedaan dalam seberapa dekat bayi-bayi tersebut dengan orang tua, terlepas mereka di sleep training atau tidak. 

“Attachment anak dan orang tua bukan terjadi saat anak tidur, tapi saat anak mempunyai waktu yang berkualitas dengan orang tua seperti bermain. Dengan mendapatkan tidur yang cukup melalui sleep training, mood anak dan orang tua akan lebih baik, mencegah terjadinya tantrum pada anak dan Ibu biasanya juga lebih sabar dalam mendampingi anak bertumbuh dan berkembang.” tambah Elvina.

3. Saat bayi lelah, ia akan tidur lebih nyenyak

Ada kesalahpahaman umum bahwa jika anak dibiarkan lelah, tidur malamnya akan lebih nyenyak. Namun, kenyataannya seringkali justru sebaliknya, bayi yang kelelahan umumnya akan lebih sulit untuk ditidurkan.

“Saat anak terlalu lelah, otaknya akan memproduksi hormon kortisol atau hormon stress, semakin kurangnya istirahat yang anak dapatkan, tingkat kortisol akan semakin tinggi dan ini akan membuat proses tidur menjadi lebih sulit dan menyebabkan anak jadi lebih sering terbangun di malam hari” ujar Elvina.

4. Mencoba Berbagai Cara Berbeda Akan Berhasil


Orangtua yang mencoba menerapkan sleep training di rumah mungkin berpikir bahwa mereka sebaiknya mencoba beberapa cara atau metode sleep training yang berbeda, dan melihat manakah yang akan berhasil pada bayi mereka.

“Metode sleep training yang terus berubah dapat membuat anak bingung. Kunci keberhasilan dari sleep training adalah konsistensi. Sleep training adalah proses pembelajaran, bukan hasil yang instan. Saat kita melakukan metode sleep training dengan benar, konsisten, percaya pada kemampuan anak dan terus mendampingi anak mengembangkan kemampuan tidur mandiri, pasti akan berhasil.” Elvina menjelaskan.

Jika orang tua tetap berpegang teguh pada satu metode dan mempertahankan rutinitas tidur yang teratur, hal ini akan memberikan stabilitas bagi bayi. Mereka tahu apa yang akan terjadi, sehingga memudahkan mereka menyesuaikan diri dengan pola tidur yang lebih baik dengan lebih mudah.


Memang ada banyak mitos sleep training yang beredar, dan hal ini dapat membuat para orang tua bingung. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan informasi yang akurat.

Sleep training, jika dilakukan dengan benar, dapat membantu semua anggota keluarga tidur lebih nyenyak. Setiap keluarga berbeda, jadi penting untuk menemukan pendekatan yang tepat.

Untuk membuat keputusan terbaik, orang tua dapat mempelajari lebih lanjut dari sumber yang terpercaya atau berkonsultasi dengan expert tidur anak yang dapat memberikan saran yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing keluarga.


Penulis: Elvina Yahya