Ibupedia

12 Kesalahan Mengatur Keuangan Yang Sering Dilakukan Pengantin Baru

12 Kesalahan Mengatur Keuangan Yang Sering Dilakukan Pengantin Baru
12 Kesalahan Mengatur Keuangan Yang Sering Dilakukan Pengantin Baru

Ketika menikah, Anda dan pasangan menggabungkan dua kehidupan yang berbeda menjadi satu hubungan. Memulai kehidupan sebagai pengantin baru, bisa terasa sulit menjalani transisi dan salah satu area yang  paling rumit untuk digabungkan adalah area keuangan.

Kebanyakan orang tidak memperhatikan kondisi keuangan ketika mulai berkencan dan merasa terkejut ketika tiba waktunya menggabungkan keuangan sebagai pengantin baru. Berikut ini kesalahan finansial yang bisa terjadi pada pengantin baru:

  1. Tidak punya perencanaan

    Pengantin baru harus punya rencana keuangan jangka panjang. Rencana jangka panjang ini mencakup dana pensiun, membeli rumah, dan membangun keluarga. Anda dan pasangan harus duduk bersama dan berbicara tentang hal ini sebelum menikah.

    Anda dan pasangan harus punya pendapat yang sama ketika bicara tentang anggaran keuangan serta masalah keuangan yang mungkin akan dihadapi.

    Bicarakan bersama dan buatlah perencanaan finansial sebelum Anda menikah. Buat juga anggaran bulanan yang bisa diterapkan segera setelah menikah. Pastikan untuk melakukan penyesuaian anggaran setelah Anda punya anak.

  2. Tidak ada arahan

    Ini yang paling sering terjadi pada pengantin baru, mereka tidak memiliki arahan mengatur keuangan saat memasuki kehidupan pernikahan. Ini berarti Anda dan pasangan tidak pernah berdiskusi tentang apa tujuan Anda, atau tidak punya kerangka finansial yang sangat dibutuhkan.

    Setelah Anda bertunangan, sebaiknya lakukan diskusi singkat tentang semua yang menyangkut keuangan. Bahasan ini perlu mencakup jumlah tabungan yang dimiliki, jumlah hutang, serta kewajiban finansial lain yang dimiliki. Pastikan untuk membicarakan ini sebelum menggabungkan kondisi keuangan dengan pasangan.

  3. Berbohong pada pasangan

    Jangan biasakan berbohong ke pasangan tentang apapun, termasuk tentang keuangan. Banyak yang sering bergurau, kalau istri mau belanjam sembunyikan saja tas belanjaan sebelum suami pulang ke rumah. Tapi ini bisa memicu masalah finansial serius dalam hubungan pengantin baru lho. Jadi pastikan Anda berdua bersikap terbuka tentang situasi finansial saat ini.

  4. Biaya pernikahan dan bulan madu menggunakan berasal dari hutang

    Anda tentu tidak mau kan memulai kehidupan pernikahan dengan punya banyak hutang? Ini artinya, Anda perlu membayar biaya pernikahan dan bulan madu secara tunai alias tanpa cicilan atau hutang. Mungkin ini bisa akan membuat Anda harus lebih hemat mengurangi pengeluaran, tapi akan sebanding daripada harus membayar hutang berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah menikah.

    Dengan melakukan perencanaan yang matang, Anda tetap bisa menciptakan pernikahan yang indah sesuai anggaran. Anda bisa juga cari perjalanan bulan madu dengan harga terbaik bila merencanakannya lebih dulu. Cari promo terbaik agar Anda bisa nikmati bulan madu yang indah tanpa harus bangkrut.

  5. Menghindari pembicaraan tentang uang

    Tagihan, hutang, tabungan, dana pensiun, serta tujuan keuangan masa depan, Ada banyak topik keuangan yang pengantin baru perlu bicarakan bersama, tapi kadang ini tidak dilakukan pengantin baru.

    Prioritaskan masalah keuangan dan tujuan bersama pasangan. Misalnya, apakah membayar mobil lebih mendesak dibanding membiayai liburan impian? Dengan membicarakan ini, Anda dan pasangan akan terbantu untuk memprioritaskan apa yang paling penting dilakukan sebagai pasangan pengantin baru.

    Jadwalkan pembicaraan tentang kondisi keuangan secara teratur, bisa setiap minggu atau bulan. Agar idak bosan dan stress, buat aktivitas ini jadi lebih seru. Anda dan pasangan bisa membicarakan ini di kafe. Obrolan tentang uang terkadang jadi hal yang sulit diutarakan oleh kebanyakan orang, termasuk pengantin baru, jadi buatlah ini menjadi sebuah diskusi yang nyaman dan Anda nantikan.

  6. Menolak membuat anggaran

    Anggaran adalah kunci paling utama untuk berhasil dalam mengurus keuangan. Anda harus punya perencanaan yang membantu Anda mengatur pengeluaran, tidak peduli berapa banyak uang yang Anda hasilkan. Bila Anda tidak mengobrol dan membuat anggaran bersama pasangan, Anda tidak akan berhasil mengurus keuangan.

    Memberi dan menerima adalah hal yang penting bagi pengantin baru. Satu orang tidak bisa mengatur keuangan sendiri. Anda berdua perlu bekerja sama untuk membuat perencanaan keuangan. Bila ini terasa sulit, Anda bisa mengikuti kelas perencanaan finansial atau menghubungi financial adviser.

  7. Tidak saling mendukung untuk mengikuti anggaran keuangan

    Setelah Anda dan pasangan telah berdiskusi mengenai kondisi finansial secara teratur dan memiliki anggaran setiap bulan, tahap selanjutnya adalah mengikuti perjanjian yang sudah dibuat.

    Buatlah aturan dasar untuk membuat Anda  saling mendukung satu sama lain. Misalnya, buat aturan bila salah satu dari Anda menambah dana untuk pensiun, pasangan lain harus lakukan hal yang sama.

    Atau tentukan sejumlah uang, dan sepakati tiap orang tidak boleh membeli barang yang harganya melebihi jumlah tersebut tanpa bertanya ke pasangan lebih dulu. Dengan begitu, baik Anda atau pasangan, tak ada yang bisa memakai uang secara berlebihan.

  8. Membuat keuangan terpisah

    Sebaiknya jangan pisahkan kondisi keuangan dengan pasangan setelah Anda menikah? Bila pasangan punya masalah seperti suka berjudi atau menghambur-hamburkan uang, Anda harus tetap percaya pada pasangan dengan membuat anggaran rumah tangga  bersama.

    Ini berarti, jangan sampai ada rekening tabungan atau kartu kredit yang disembunyikan. Anda juga harus berdiskusi dengan pasangan tentang kondisi keuangan secara teratur dan memastikan kalau Anda berdua ingin mencapai tujuan keuangan bersama-sama.

  9. Mengabaikan tanda peringatan

    Ada tanda peringatan yang perlu Anda waspadai sebelum menikah. Ada hal yang bisa sangat merusak kondisi keuangan dan mengancam pernikahan. Anda perlu mewaspadai tanda peringatan, seperti pemasukan lebih rendah dari yang diharapkan atau adanya kebiasaan menghabiskan uang, serta pasangan selalu menolak untuk diajak bicara tentang masalah keuangan.

    Coba bicarakan hal ini pada pasangan, bila tidak ada tanda perubahan atau bahkan kondisi keuangan bertambah  buruk, ini bisa jadi tanda yang perlu diwaspadai dan Anda butuh untuk konseling ke konselor pernikahan atau financial adviser.

  10. Merasa terlalu dini untuk membicarakan tentang anak

    Ketika Anda punya anak, ini akan mempengaruhi beberapa keputusan finansial yang penting, seperti jenis rumah yang Anda beli, lingkungan yang Anda pilih, dan apakah Anda akan punya double atau single income setelah anak lahir.

    Anda perlu membuat keputusan besar tersebut sebelum anak lahir. Anda bisa mulai siap-siap dengan cara mencari pekerjaan yang gajinya lebih tinggi atau pindah ke area yang ramah anak serta mulai menabung untuk kebutuhan dan pendidikan anak.

  11. Tidak menjadi team yang solid

    Saat menikah, Anda dan pasangan harus menjadi satu team. Ini artinya Anda berdua harus berkompromi. Ini juga berarti harus saling berkorban dan mendahulukan kebutuhan pasangan.

    Tetapkan, siapa yang akan menjadi manager keuangan di keluarga. Tapi ingat, Anda berdua tetap perlu membahas kondisi pengeluaran setiap minggu.

  12. Mengabaikan masalah hutang

    Waktu terbaik untuk melunasi hutang adalah ketika Anda masih jadi pengantin baru. Akan jauh lebih mudah mengurus hutang sebelum Anda punya pengeluaran tambahan karena harus membeli rumah atau memenuhi kebutuhan anak.

    Anda mungkin punya pemasukan yang tidak terpakai ketika masih jadi pengantin baru, Anda bisa gunakan uang itu untuk mulai melunasi hutang. Ketika Anda bebas dari hutang, Anda bisa fokus menabung untuk uang muka rumah. Anda bisa mewujudkan liburan impian yang Anda inginkan dan menikmati hidup. Dan akan lebih mudah juga untuk menabung buat pendidikan anak serta menyediakan kebutuhan yang mereka akan butuhkan.

5 Tips untuk pengantin baru agar terhindar dari masalah keuangan

Berikut ini beberapa tips manajemen keuangan untuk pengantin baru:

  1. Jangan dongkrak gaya hidup Anda

    Kalau sebelumnya Anda dan pasangan hidup sendiri di kos atau kontrakan masing-masing, maka menikah dan hidup bersama bisa membuat Anda berhemat dalam menyewa tempat tinggal, makanan, dan transportasi.

    Pengeluaran yang berkurang drastis ini akanmembuat Anda merasa mendapat jackpot. Sekarang Anda punya lebih banyak uang untuk hal yang Anda inginkan, seperti membeli barang elektronik, pakaian, jalan-jalan, dan makan di luar lebih sering.

    Tapi sebaiknya jangan lakukan ini, biarkan pengeluaran Anda berjalan seperti sebelumnya dan anggarkan income yang berlebih untuk membayar hutang dan kartu kredit, melakukan kegiatan amal, dan menambah tabungan.

  2. Hidup dengan satu gaji, simpan gaji lainnya

    Jangan berasumsi Anda akan selalu punya pemasukan seperti sekarang. Pikirkan kondisi yang mungkin akan mempengaruhi penghasilan, yang bisa membuat keuangan Anda menurun. Salah satu dari Anda bisa saja kena PHK. Salah satu bisa pindah kantor atau memulai bisnis. Salah satu dari Anda juga mungkin akan memutuskan untuk sekolah lagi. Bila Anda berencana punya anak, akan ada juga kemungkinan di mana Ibu memutuskan untuk resign kerja dan mengurus anak selama beberapa tahun.

    Banyak kemungkinan yang bisa terjadi, jadi sebaiknya siapkan tabungan untuk berjaga-jaga bila pemasukan berkurang untuk waktu lama, tanpa harus menurunkan gaya hidup di masa mendatang. Karenanya, mulailah menabung sebagian besar dari gaji Anda berdua.

  3. Maksimalkan tabungan hari tua

    Mungkin kebutuhan finansial di usia 40 tahun terlihat masih abstrak untuk Anda saat ini. Tapi ingat, tak ada yang akan men-support kebutuhan finansial Anda di masa tua bila Anda tidak mulai menabung dari sekarang.

    Mungkin Anda akan punya dana pensiun. Tapi sebisa mungkin rencanakanlah hari tua Anda. Tabungan hari tua Anda sebaiknya tidak kurang dari 10 persen income Anda berdua setiap tahun.

  4. Jangan dulu membeli rumah

    Memberi tahu pengantin baru untuk jangan dulu membeli rumah bukanlah saran yang lazim. Pengantin baru biasanya sudah mengidamkan rumah impian seperti apa yang ingin dimiliki. Tapi sebenarnya tidak masalah kok jika menyewa rumah dulu selama tahun pertama pernikahan untuk memastikan Anda berdua punya tujuan yang sama tentang apa yang akan dicapai.

    Nikmati saja kehidupan sebagai pengantin baru tanpa harus diganggu oleh kewajiban maintenance rumah yang bikin pusing kepala. Di tahun berikutnya, selama Anda tidak lagi punya hutang dan punya setidaknya 10 persen uang muka, maka Anda bisa mulai melancari rumah idaman.

  5. Jangan meniru gaya hidup orangtua Anda

    Kebanyakan pengantin baru ingin menerapkan gaya hidup yang sama seperti yang dijalani orangtuanya. Tapi bedanya adalah, orang tua Anda butuh 20 tahun untuk bisa menikmati gaya hidup saat ini, sedangkan Anda sebagai pengantin baru, baru saja memulainya.

    Salah satu kesalahan terbesar yang Anda buat adalah terlalu memaksakan diri dengan gaya hidup yang Anda tidak mampu biayai. Bersabarlah, buatlah keputusan cerdas dengan uang Anda. Hindari hutang dan banyak menabung. Anda akan mengalami kegagalan jika menerapkan gaya hidup seperti orangtua Anda saat pendapatan Anda tidak sebanyak orang tua Anda.

5 Tips untuk Mencegah masalah finansial menghancurkan pernikahan

Bukan rahasia lagi, bertengkar tentang uang bisa membuat ketegangan dalam hubungan rumah tangga. Masalah uang sangat merepotkan. Masalah uang juga bisa mengakibatkan perceraian.

Tapi ada banyak langkah yang disarankan para ahli agar pasangan bisa menghindari masalah finansial yang mengancam kerukunan pernikahan. Tips berikut bisa membantu mencegah masalah ekonomi menghancurkan hubungan Anda:

  1. Pahami mindset pasangan tentang uang

    Sangatlah penting bagi pengantin baru untuk punya pemahaman sama tentang bagaimana Anda berdua memandang uang dan bagaimana masing-masing dari Anda dibesarkan.

    Apakah orangtua Anda berdua merupakan orang yang hemat atau boros? Apakah Anda orang yang bisa mengikuti anggaran keuangan? Apakah orangtua Anda sering berdiskusi tentang kondisi keuangan atau apakah masalah uang jadi hal yang tabu di keluarga Anda? Apa yang jadi ketakutan terbesar pasangan tentang kondisi keuangannya? Semua jawaban ini akan berpengaruh pada pernikahan Anda.

    Bila Anda tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan tentang masalah ini dengan pasangan, sarankan untuk mengikuti quiz online tentang “money personality,” untuk menentukan apakah Anda boros atau suka menabung. Quiz seperti ini jadi cara seru untuk memulai percakapan.

  2. Punya pandangan yang sama

    Hidup terus berlanjut dan banyak hal berubah, jadi wajar jika ekspektasi dan prioritas finansial orang berubah seiring waktu. Masalahnya adalah ketika penganti baru lupa untuk saling mengecek apakah mereka masih punya pandangan tentang keuangan yang sejalan atau tidak.

    Punya tujuan yang sejalan sangat penting, terutama untuk pasangan dengan single income, misal Ayah bekerja dan Ibu di rumah. Sering kali Ibu merasa bersalah karena tidak berkontribusi secara finansial atau suami yang bekerja merasa kecewa ketika uang yang ia peroleh dihabiskan oleh Ibu.

    Itulah kenapa, Ayah dan Ibu harus punya tujuan yang sama. Akan lebih baik bila Ibu yang tidak bekerja melakukan sesuatu untuk menghasilkan uang, meski jumlahnya hanya sedikit.

    Caranya bisa apa saja mulai dari berjualan online atau mengikuti survey online. Tidak masalah berapa jumlah uangnya, setelah Ibu mulai menghasilkan uang artinya Ibu akan merasa punya kontribusi dalam keuangan keluarga.

  3. Berhenti menyimpan rahasia

    Menyimpan rahasia dari pasangan sering terjadi dalam kehidupan pernikahan, termasuk tentang kondisi keuangan. Ada suami yang merahasiakan rekening tabungan atau kartu kredit dari istrinya. Ada juga istri yang sembunyi-sembunyi menghabiskan uang tanpa memberitahu suaminya. Saat suami dan istri menyembunyikan uang atau hutang, ini akan jadi masalah dalam rumah tangga.

    Memang tak semua yang kita beli harus diketahui pasangan, tapi menyembunyikan rekening atau berbohong saat membeli sesuatu bisa jadi masalah untuk hubungan pernikahan Anda. Ini juga bisa memicu masalah yang lebih besar, seperti rasa bersalah pada orang yang menyimpan rahasia dan orang yang dibohongi tidak memiliki rasa percaya pada pasangannya lagi.

  4. Beri keleluasaan untuk masing-masing pasangan

    Berunding dengan pasangan tentang semua hal yang kita beli mungkin terasa sangat mengikat, terutama bila Anda merasa membeli sesuatu yang tidak menggunakan uang pasangan. Itu sebabnya banyak ahli menyarankan untuk punya anggaran terpisah yang tiap pasangan boleh gunakan. Alokasikan sejumlah dana sebagai “fun money.” Dana ini bisa digunakan untuk apa saja dan pasangan tidak perlu melaporkannya tiap bulan untuk apa dana itu digunakan.

(Ismawati / Dok. Freepik)