Keluarga

3 Tren Cara Belajar Anak Selama Pandemi Ini Bisa Jadi Acuan Saat Cari Sekolah dan Tempat Les

3 Tren Cara Belajar Anak Selama Pandemi Ini Bisa Jadi Acuan Saat Cari Sekolah dan Tempat Les

Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir 3 tahun ini mengajarkan kita bahwa kemampuan beradaptasi amatlah penting agar bisa survive dalam kehidupan. Naif jika mengira bahwa setelah pandemi ditetapkan sebagai endemi maka kehidupan masyarakat akan kembali seperti sedia kala. 

Semua sektor pasti kena dampaknya, tak terkecuali perubahan pada sistem pendidikan dan cara belajar anak. Menurut UNICEF, pendekatan pembelajaran digital untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah atas di masa pandemi rata-rata diterapkan oleh 74-77% negara. Dari yang sebelumnya sekolah dilakukan tatap muka, dalam waktu luar biasa cepat, para siswa dituntut untuk memanfaatkan teknologi. 

Berbagai platform pun tersedia untuk program pembelajaran jarak jauh, apalagi ditunjang dengan gamifikasi, teknologi AR & VR, serta staf pengajar dengan kapasitas digital yang mumpuni. 

Dunia pendidikan pasca Covid-19 memang ditantang untuk melakukan transformasi digital secara masif, para orang tua pun harus belajar agar bisa mendidik si kecil dan menyiapkan sarana terbaik agar proses belajar anak tidak terhambat. 

Selain rajin mencari informasi tentang dunia EdTech, Ibu juga harus mengikuti tren-tren dalam e-learning yang membentuk cara belajar anak pasca pandemi Covid-19. 

3 Perubahan Cara Belajar Anak Pasca Pandemi

1. Personalisasi pembelajaran melalui teknologi bantu anak belajar lebih baik

Cara belajar anak berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat pengetahuannya. Dalam satu kelas pun ada pasti anak yang lebih menonjol, aktif, dan ada juga yang malu-malu bertanya sehingga cenderung pasif di kelas. 

Jika anak Ibu termasuk tipe anak yang pemalu, maka personalisasi cara belajar anak melalui bantuan teknologi bisa jadi solusi. Apalagi saat sekolah tatap muka dihentikan, maka  cara belajar anak juga harus lebih fleksibel. Salah satunya dengan memanfaatkan platform edukasi online.

Personalisasi bukan berarti 'bersifat individual' ya, Bu. Melainkan, menyediakan metode ajar sesuai dengan kebutuhan materi personal. Hasil studi tentang personalisasi dari pakar EdTech Gill A. Francis dan Louis Mayor di 12 negara menunjukkan bahwa personalisasi adalah kunci untuk 'mengajar pada tingkat yang tepat'. 

Nah, dengan bantuan metode berbasis data serta analisis kinerja, maka platform EdTech mampu mempersonalisasi program untuk grup atau individu. Hal ini penting banget agar si kecil terbantu untuk belajar sesuai levelnya.

2. Meningkatkan keterlibatan siswa melalui gamifikasi

Hasil studi yang dilakukan pakar gamifikasi dunia, Gabe Zikhermann, menunjukkan bahwa penggunaan mekanisme permainan meningkatkan penguasaan keterampilan baru sebesar 40%. Salah satunya karena neurotransmitter dopamin yang dihasilkan selama permainan. 

Jauh sebelum pandemi Covid-19, gamifikasi sudah terbukti mampu memotivasi, meningkatkan pembelajaran, serta membantu si kecil belajar lebih efektif. Tak heran jika keterlibatan permainan di dunia EdTech membawa perubahan cukup signifikan dalam cara belajar anak. 

Platform seperti YouTube, Netflix, dan Minecraft telah digunakan secara luas untuk membantu anak belajar lebih efektif karena menggabungkan ilmu dan hiburan dengan cara menyenangkan.

3. Pembelajaran digital justru meningkatkan kompetensi guru dan tutor

Meski teknologi semakin maju dan segala ilmu bisa diakses secara daring, tetap saja peran guru serta tutor masih sangat penting. Apalagi tak semua anak mampu disiplin belajar dan kerap terdistraksi. Peran guru/tutor dalam membimbing anak agar tidak salah langkah dan menyerap ilmu dengan tetap dibutuhkan sampai kapanpun.

Teknologi justru meningkatkan peran guru, dari yang sebelumnya sekadar menyampaikan pengetahuan saja, kini mereka juga dituntut kreatif menciptakan pengetahuan bersama. Banyak sekali guru atau tutor yang kemudian menjadi kreator konten agar bisa selalu terhubung dengan muridnya. Definisi pengajar pun tak terbatas di sekolah, melalui platform EdTech, bahkan murid bisa memilih siapa pengajar yang cocok untuknya.

Menurut Adriana Umaa-Taylor, profesor pendidikan di Harvard Graduate School of Education, beberapa tahun ke depan pendidikan akan bergantung pada seberapa banyak investasi pada para pendidik. Itulah mengapa kompetensi digital guru amatlah penting, jika Ibu merasa belum ada guru yang mampu mengakomodir kebutuhan belajar si kecil, maka platform EdTech bisa jadi solusi. 

Apalagi untuk beberapa mata pelajaran yang membutuhkan kompetensi khusus dan pemahaman digital yang baik seperti  kemampuan mengajarkan bahasa asing secara online..

Memilih Pendidikan Non-Formal dengan Kompetensi Digital agar si Kecil makin Pintar

Mengacu pada 3 tren e-learning pasca pandemi Covid-19 di atas, maka pendidikan yang mengutamakan digitalisasi masih akan terus diminati oleh anak. Kita tak bisa lagi kembali pada cara belajar anak sebelum era pandemi yang mengutamakan tatap muka dan cenderung satu arah di institusi formal saja. 

Jika anak kesulitan belajar di sekolahnya, tak ada salahnya jika Ibu mulai melirik pendidikan non-formal seperti EdTech yang terbukti sukses membantu anak makin terampil di bidang tertentu. 

Tentu saja penggunaan teknologi, gamifikasi, dan kompetensi digital pengajar haruslah menjadi pertimbangan utama Ibu dalam memilih platform edukasi online terbaik untuk anak.

Salah satu kursus online yang kerap diminati adalah les bahasa inggris online. Keahlian berbahasa asing memang penting, jangan sampai si kecil patah semangat atau merasa tidak bisa karena kurang cocok dengan metode belajar di sekolahnya. 

Nah, bagi Ibu yang sedang mencari kursus bahasa Inggris online berstandar internasional, kini Novakid sudah hadir di Indonesia! Novakid adalah sekolah bahasa inggris online untuk anak-anak yang didirikan pada tahun 2017 oleh Maksim Azarov, Dmitriy Malin dan Amy Kroveletskaya. 

Novakid memiliki platform online interaktif dengan lebih dari 2000 tutor bahasa Inggris untuk anak yang terbukti berpengalaman dan profesional di bidangnya. Program pendidikan Novakid Indonesia juga sudah sesuai dengan Common European Framework of Reference (CEFR) yang dikembangkan dengan mempertimbangkan minat dan usia anak-anak.  Ada 5 level program kelas bahasa Inggris yang disesuaikan dengan karakteristik psikologis anak-anak dari berbagai usia. 

Serunya lagi, Novakid Indonesia sudah menggunakan teknologi gamifikasi dan VR untuk menciptakan lingkungan berbahasa Inggris yang menyenangkan. Cocok banget dengan tren dunia pendidikan pasca pandemi yang memang mengedepankan kecakapan teknologi ya, Bu!

Personalisasi pembelajaran juga diterapkan oleh kursus bahasa inggris satu ini. Novakid memiliki metode evaluasi kemajuan murid dengan lebih dari 1500 parameter, uji coba A/B, dan komponen lain dari pendekatan berbasis data yang menjamin hasil yang baik dan memungkinkan guru menyesuaikan program untuk kebutuhan dan minat setiap individu.

Menurut CEO Novakid Max Azarov, "Pembelajaran yang dipersonalisasi membantu menyesuaikan isi kelas: tergantung pada penilaian guru terhadap keterampilan bahasa tertentu, anak secara otomatis ditawari latihan dan pelajaran tambahan”. Di Novakid, suasana les bahasa Inggris online yang privat one on one dan interaktif membuat anak lebih fokus dan mudah paham.

Selain itu, kelas virtual Novakid berlangsung efisien selama 25 menit agar anak-anak tidak kehilangan konsentrasi.  Faktor emosi juga berperan penting dalam mengajarkan anak bahasa Inggris. Saat si kecil belajar dengan ceria atau dalam keadaan mood positif, maka ia akan lebih tertarik menyerap ilmu. 

Karena itulah Novakid Indonesia mengaplikasikan metode TPR (Total Physical Response) yang mengkombinasikan hal-hal menyenangkan seperti bernyanyi dan bercerita agar si kecil tidak merasa tertekan. 

TPR adalah metode pendekatan bahasa asing dengan instruksi atau perintah yang diciptakan oleh psikolog asal Amerika, Dr. James Asher.  Pembelajaran dilakukan melalui ucapan dan aktivitas fisik secara bersamaan untuk menstimulasi kemampuan berbahasa. Nah, di Indonesia sendiri, Novakid adalah pelopor les bahasa Inggris online yang menggunakan metode TPR dan sudah teruji mampu mengaplikasikannya dengan baik.

Dampak pandemi di dunia pendidikan memang nggak main-main ya, Bu. Pendidikan non-formal apalagi jarak jauh yang dulu kurang dilirik terbukti memberikan hasil yang tak kalah maksimal dengan kelas tatap muka. 

Selain suasana yang lebih privat, fokus, dan ceria dengan aneka permainan membuat kelas virtual menjadi pilihan oke untuk membantu anak belajar lebih baik. Begitu pula dengan kelas belajar bahasa Inggris online, Novakid Indonesia siap memberikan program terbaik yang dijamin seru dan menyenangkan!

Asiknya lagi, ada kelas uji coba gratis untuk si kecil dari Novakid lho. Ayo bantu si kecil makin cerdas berbahasa Inggris bersama Novakid Indonesia!