Keluarga

5 Topik Diskusi Rumah Tangga yang Sensitif Dibicarakan

5 Topik Diskusi Rumah Tangga yang Sensitif Dibicarakan

Untuk menciptakan pondasi rumah tangga yang kokoh, Ibu dan pasangan wajib melakukan diskusi rumah tangga termasuk untuk topik-topik sensitif. 

Topik-topik ini kerap dianggap pamali dan tabu untuk dibicarakan, padahal sebenarnya sangat penting. Kondisi tak terduga bisa terjadi kapan pun.

Diskusi rumah tangga topik sensitif harus dibicarakan di waktu dan keadaan yang tepat agar tidak terjadi miskomunikasi di antara Ayah dan Ibu. Jalan keluar pun jadi lebih mudah diambil.

Simak diskusi rumah tangga sensitif yang wajib dibahas di rumah tangga.

1. Jika pasangan meninggal

5-topik-diskusi-rumah-tangga-yang-sensitif-dibicarakan-1

Diskusi rumah tangga yang kerap membuat Ibu mellow tapi harus dikomunikasikan adalah perihal bagaimana jika pasangan meninggal. Dengan meninggal salah satunya dapat membuat keluarga goyah berbagai hal termasuk pengasuhan dan masalah materil.

Salah satu yang harus dibahas adalah perihal materi. Materi ini meliputi utang, warisan, dan biaya hidup.

Ibu harus mengetahui apakah ayah punya hutang, begitupun ayah harus tau apakah Ibu memiliki hutang. Di dalam Islam sendiri hutang dapat menjadi batu sandungan bagi yang meninggal dan harus segera dilunasi oleh pihak keluarga. 

Dengan saling terbuka soal hutang, Ibu dan ayah dapat berdiskusi lebih lanjut bagaimana strategi pelunasan hutang dan bagaimana cara melunasi hutang jika salah satu meninggal duluan.

Selain itu, Ibu dan ayah juga harus tegas perihal kepemilikan semua barang di rumah tangga termasuk memeriksa kelengkapan dokumen. Kelengkapan dokumen sangat penting untuk urusan waris dan ahli waris agar warisan benar-benar jatuh ke tangan yang benar sesuai syariat. 

Selain itu, Ibu atau ayah dapat berwasiat tentang kepemilikan jika ingin memberi barang tersebut kepada orang tersebut, bisa anak ataupun orangtua.

Masalah biaya hidup setelah pasangan meninggal juga menjadi diskusi rumah tangga yang harus dibicarakan. Ini sangat krusial apalagi jika suami sebagai sumber pemasukan tunggal. 

Ibu dan Ayah harus membicarakan bagaimana biaya Ibu akan melanjutkan kehidupan apabila Ayah meninggal duluan. Bagaimana membiayai pribadi dan anak-anak termasuk biaya sekolahnya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah perihal pengasuhan. Ibu umumnya lebih banyak mengasuh anak di rumah daripada ayah. Oleh karena itu, Ibu dan ayah harus mendiskusikan tentang pengasuhan apabila Ibu meninggal duluan. 

Apakah ayah ingin mengurus si kecil sendirian dengan bantuan daycare atau dengan meminta bantuan orang tua dan mertua. Ayah juga diharapkan terlibat banyak dalam pengasuhan agar tidak bingung soal pengasuhan nantinya.

2. Jika ada masalah dengan mertua

5-topik-diskusi-rumah-tangga-yang-sensitif-dibicarakan-2

Mertua kerap menjadi batu sandungan dalam rumah tangga, oleh karena itu, Ibu dan ayah wajib menjadikan topik ini sebagai bahan diskusi rumah tangga yang dibicarakan dengan kepala dingin. Bisa dimulai dengan obrolan ringan membicarakan karakter soal orangtua masing-masing tanpa saling menjelekkan.

Karakter orangtua ini bisa menjadi gambaran jika terjadi suatu permasalah nantinya.

Selain itu, Ibu dan ayah juga harus memberi batasan hubungan dengan mertua agar masing-masing bisa menyikapi apabila mertua melewati “batas” yang telah disepakati dan membicarakan bagaimana jalan keluarnya.

Topik tentang orangtua memang bersifat sensitif dan kita pun bisa terbawa ego kita. Oleh karena itu, kesampingkan ego dan carilah solusi terbaik bagi semua pihak. 

Sadari bahwa keluarga kecil yaitu pasangan dan anak adalah prioritas yang tentunya tidak melupakan kewajiban berbakti kepada orangtua. Ibu dan ayah juga harus saling terbuka soal masalah yang dihadapi.

3. Jika pasangan berselingkuh

Pasangan berselingkuh adalah hal yang paling dihindari dari semua pasangan. Namun, topik ini harus dibincangkan dalam diskusi rumah tangga.

Tentu tidak ada pasangan yang menginginkan pasangannya selingkuh. Bagi beberapa pasangan, tidak ada toleransi jika terjadi perselingkuhan. 

Meski begitu, Ibu dan ayah harus terbuka dalam membicarakan langkah apa yang harus ditempuh jika pasangan selingkuh. Bercerai atau memaafkan? Jika memaafkan, sampai sejauh mana?

4. Jika bercerai dengan pasangan

5-topik-diskusi-rumah-tangga-yang-sensitif-dibicarakan-3

Tidak ada pasangan yang menikah dengan tujuan bercerai. Meski begitu, topik perceraian wajib menjadi bahan diskusi rumah tangga. Perceraian dapat merugikan banyak pihak, termasuk anak. Oleh karena itu, Ibu dan ayah juga harus membicarakan perihal apabila terjadi perceraian meskipun tidak suka.

Diskusi rumah tangga ini bisa berupa harta gono-gini, yakni soal pembagian kendaraan dan aset lainnya. Siapa punya hak apa. Anak akan dapat apa.

Bicarakan juga soal pengasuhan anak. Tidak ada anak yang menginginkan orangtuanya berpisah. Membicarakan topik ini sembari memikirkan posisi anak dapat membantu dalam kesepakatan soal pengasuhan anak. 

Siapa yang memegang hak asuh anak, apakah ingin menjalankan co-parenting, dan bagaimana jatah anak tinggal bersama ayah atau Ibunya.

Terutama bagi ayah, jangan lupakan soal nafkah anak yang wajib ditunaikan meski sudah bercerai dengan Ibu ya!

5. Jika ada masalah keuangan

5-topik-diskusi-rumah-tangga-yang-sensitif-dibicarakan-4

Masalah keuangan adalah diskusi rumah tangga wajib karena masalah keuangan juga lah yang sering meretakkan rumah tangga.

Idealnya, ada pasangan yang memilih sumber pemasukan tunggal dan ada juga memiliki sumber pemasukan bersama. Baik sumber pemasukan tunggal atau bersama tetap memiliki risiko keuangan jika terjadi masalah. 

Ibu dan ayah juga harus transparan saat berdiskusi formasi keluarga, apakah Ibu mau bekerja di kantor atau ayah ingin berada di rumah.

Bagaimana jika salah satu atau dua-duanya terkena PHK? Masalah ini juga harus diperbincangkan, termasuk alternatif mencari pekerjaan sampingan.

Mana nih diskusi rumah tangga yang sudah Ibu dan Ayah perbincangkan?

Editor: Dwi Ratih