6 Pertanyaan Penting tentang Anak Indigo yang Ibu Perlu Tahu
Pernah mendengar istilah anak indigo? Mungkin yang terlintas dalam pikiran Ibu adalah anak yang memiliki kemampuan supernatural seperti melihat makhluk halus dan mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Ada juga yang mengaitkan kondisi ADD (Attention Deficit Disorder) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sebagai salah satu ciri anak indigo. Agar tidak salah paham, simak pertanyaan dasar mengenai anak indigo di bawah ini.
Apa itu anak indigo?
Pada umumnya, anak indigo dipahami sebagai anak yang memiliki kemampuan spesial dan tidak biasa, termasuk kemampuan supernatural. Kemampuan supernatural inilah yang kerap diidentikkan dengan anak indigo. Padahal, sebenarnya yang dimiliki oleh anak indigo adalah kematangan spiritual yang lebih tinggi daripada anak-anak kebanyakan. Kematangan spiritual ini yang membuat mereka menjadi sangat sensitif terhadap sejumlah hal yang tidak semua orang bisa merasakan, serta memiliki cara berpikir seperti orang dewasa.
Mengapa disebut anak indigo?
Penggunaan kata indigo untuk menyebut anak dengan kemampuan spesial ini dimulai pada tahun 1970 oleh Nancy Ann Tappe, seorang psikolog yang juga memiliki kemampuan melihat warna aura seseorang. Nancy menerbitkan buku berjudul Understanding Your Life Through Colour yang memperkenalkan konsep aura, di mana setiap orang memancarkan warna aura yang berbeda-beda, tergantung dari karakternya.
Ia menemukan bahwa sejak tahun 1960an banyak anak terlahir dengan warna aura indigo (nila/ungu lembayung). Padahal, aura indigo biasanya dimiliki oleh orang yang sudah mengalami berbagai macam pengalaman hidup, seperti orang tua yang sudah pensiun, serta orang yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan beribadah daripada mengejar dunia. Anak-anak indigo tersebut ternyata juga memiliki ketajaman spiritual layaknya orang yang gemar beribadah, meski tidak dapat dijelaskan alasannya.
Bagaimana cara mengetahui bahwa anak kita termasuk anak indigo?
Untuk mengetahui apakah Ananda termasuk anak indigo atau sekadar memiliki kepekaan lebih, Ibu bisa membaca ciri-ciri anak indigo di bawah ini, seperti dilansir oleh situs Learning Mind:
Tidak suka perintah dan hirarki
Kondisi hirarkis di mana orang lain berada pada posisi yang lebih berkuasa dari dirinya sangat tidak disukai oleh anak indigo. Karena itu, anak indigo terlihat seperti pembangkang di sekolah, di rumah, maupun lingkungan lain yang memiliki sosok lebih berkuasa dari dirinya, termasuk dokter yang memeriksanya saat ia sakit. Anak indigo akan berusaha keras untuk tidak mematuhi apapun yang diperintahkan, untuk meyakinkan bahwa tidak seorang pun mampu menguasai dirinya.
Pemarah
Sophia Gubb, seorang indigo yang akhirnya menggunakan kelebihannya untuk membantu orang lain melakukan self-healing (menyembuhkan diri sendiri) dan self-development (pengembangan diri), menceritakan apa yang ia rasakan saat menjadi anak indigo. Karena ia tahu bahwa anak indigo sepertinya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, Sophia merasa marah ketika orang dewasa memberikan perintah atau arahan tentang apa yang dilakukannya. Ia merasa bahwa orang dewasa selalu menganggap bahwa anak kecil adalah sosok lemah dan selalu tergantung pada orang lain, sementara ia tidak. Maka, amarahlah yang kerap terwujud setiap kali orang tuanya berusaha memberi tahu apa yang harus dilakukannya. Pada suatu titik, ayah Sophia memutuskan untuk berhenti menyuruhnya melakukan apapun.
Empati tinggi
Kematangan spiritualitas anak indigo yang berada di atas rata-rata membuat mereka memiliki rasa empati yang lebih besar dibandingkan orang dewasa sekalipun. Hal ini membuat mereka dengan mudah tergerak untuk melakukan aksi melindungi atau membela orang lain (termasuk hewan) yang berada dalam keadaan tidak menguntungkan. Besarnya rasa empati terhadap hewan dapat membuat anak indigo kelak menjadi seorang vegetarian.
Antisosial
Saat anak indigo mulai menyadari bahwa dirinya berbeda, sementara orang lain tidak mampu memahami dirinya, maka yang umum terjadi adalah munculnya sikap menarik diri. Jika hal ini terjadi secara berulang, anak indigo dapat menjadi antisosial. Ia merasa lebih nyaman menyendiri dan menghindari interaksi dengan orang lain yang menganggapnya aneh. Namun, anak indigo akan merasa nyaman jika menemukan teman senasib, misal sesama anak indigo dan dapat berteman dengan wajar.
Kemampuan intuitif
Anak indigo dianugerahi intuisi yang lebih tajam dari anak pada umumnya. Misalnya, ia dapat mengetahui apa yang dirasakan seseorang walaupun orang tersebut belum merasakan hal tersebut. Anak indigo bisa mendadak merasa sedih tanpa sebab, dan ternyata beberapa hari berikutnya ia menerima kabar duka. Kemampuan intuitif tersebut juga membuat sebagian anak indigo mampu mendeteksi ketidakjujuran seseorang, maupun kebohongan yang berlangsung secara luas di masyarakat.
Intelegensia tinggi
Anak indigo memang dianggap tidak kooperatif di sekolah, menolak menuruti perintah guru, namun hebatnya mereka tetap sukses secara akademis. Bahkan, anak indigo memiliki IQ di atas rata-rata karena otak mereka memproses informasi lebih cepat dari orang lain. Hal ini membuat mereka menjadi ekstra kreatif, mampu menghasilkan ide-ide brilian yang tidak terpikirkan oleh orang lain.
Tantangannya adalah, anak indigo bisa mengalami depresi jika ide-ide tersebut tidak diterima oleh orang lain, tidak diberi ruang untuk berekspresi.
Cemas dan depresi
Kecemasan pada anak indigo muncul ketika mereka merasa berbeda dengan anak lain, tidak merasa cocok dengan siapapun, maupun ketidakmampuan orang lain memahami mereka. Pada usia remaja saat anak mulai mencari identitas diri, kebingungan ini bisa mencapai puncaknya dan berpotensi menjadi penyebab depresi.
Mudah sakit
Dengan kepekaan dan empatinya yang tinggi, secara tidak sadar anak indigo menyerap perasaan orang-orang di sekitarnya, termasuk perasaan negatif. Hal ini rentan membuatnya sakit. Sensitivitas berlebih terhadap cahaya, suara, gelombang elektromagnetik, bahan kimia dalam produk rumah tangga, dan bahan tambahan pada makanan (pewarna, pemanis) dapat membuat mereka bereaksi negatif baik secara emosi maupun dalam bentuk fisik seperti alergi kulit dan asma.
Mengetahui tujuan hidupnya
Sejak kecil, anak indigo selalu tergerak untuk mencari tahu mengapa mereka diciptakan di dunia ini. Mereka yakin, mereka hidup karena ada tujuannya. Berbagai permasalahan yang muncul di bumi, seperti masalah sosial dan lingkungan membuat mereka tergerak untuk mengambil langkah nyata menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Isu seperti pemanasan global yang membuat sebagian wilayah di bumi mengalami kekeringan dan kelaparan, masalah sampah yang mengancam keberlangsungan hewan laut, kekerasan dan peperangan, dapat membuat anak indigo konsisten berjuang memperjuangkan penyelesaian masalah tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan tingkat empati mereka yang di atas rata-rata sehingga tidak bisa tinggal diam melihat makhluk hidup lain tersiksa.
Di sisi lain, sebagian anak indigo merasa bahwa mereka adalah “utusan” yang dikirim untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran. Pendapat ini berasal dari konsep New Age Movement atau sebuah gerakan spiritual yang berusaha menggabungkan paham agama di Timur, di Barat, dan sains. Gerakan Zaman Baru ini muncul di pertengahan abad 20 sebagai bentuk ketidakpuasan akan eksistensi agama di masyarakat modern. Dengan tujuan menyelamatkan dunia yang diambang kehancuran, indigo dalam kacamata New Age berjuang bersama dengan sosok lain yang disebut crystal dan rainbow. Meskipun terkesan seperti film fiksi ilmiah, orang-orang indigo seperti ini cukup banyak, khususnya di luar Indonesia.
Apakah kondisi anak indigo bisa dijelaskan secara psikologis?
Bisa. Menurut Regis Machdy, lulusan program Master of Global Mental Health, University of Glasgow, dalam sudut pandang ilmu psikologi anak indigo dapat dikategorikan ke dalam 4 kelompok, yaitu gifted child (anak berbakat), ADHD, schizophrenia, dan highly sensitive child.
Gifted Child
Gifted child memiliki bakat yang sangat menonjol di bidang intelektual, akademis, seni, atau kepemimpinan. Bakat ini terlihat sejak kecil dan biasanya sekolah tidak mampu memfasilitasi bakat mereka agar berkembang maksimal. Secara medis, gifted child memiliki sel saraf otak yang sangat aktif sehingga mampu memproses pemikiran yang lebih kompleks. Aktivitas otak bagian depan (prefrontal cortex) lebih aktif dari bagian lain, yang membuat mereka lebih intuitif dan perasa. Otak gifted child juga lebih banyak berada pada gelombang alfa sehingga mereka lebih fokus dan rileks saat mempelajari sesuatu.
ADHD
Salah satu persamaan antara anak ADHD dan anak indigo adalah kesulitan untuk fokus dan kecenderungan berpikir impulsif. Mereka juga kerap dicap “nakal” karena tidak mampu untuk menaati peraturan.
Schizophrenia
Yang membuat anak indigo bisa dikategorikan sebagai penderita schizophrenia adalah kemampuan melihat hal yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Bedanya, hal yang dapat dilihat oleh anak indigo pun dapat dilihat oleh anak indigo lain. Namun, pada penderita schizophrenia hal tersebut sifatnya halusinasi yang hanya dapat ia lihat sendiri.
Highly sensitive child (HSC)
HSC adalah anak yang memiliki sensitivitas sangat tinggi pada cahaya, suara, keramaian, dan emosi. Misalnya, anak HSC bisa merasakan ketika orang lain merasa sedih atau marah sebelum orang tersebut menyadari apa yang ia rasakan.
Bagaimana masa depan anak indigo?
Tentu setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Namun, anak indigo memang berbeda sementara standar “kemapanan” orang tua rata-rata sama: menyelesaikan pendidikan minimal sarjana, memiliki pekerjaan atau mata pencaharian yang mampu memenuhi segala kebutuhan, dan memiliki keluarga bahagia.
Dengan karakter yang sulit berada pada posisi di bawah orang lain, anak indigo kelak memilki kesulitan untuk bekerja pada orang lain atau menjadi karyawan. Mereka memilih untuk menjadi entrepreneur agar mampu menjadi bos bagi diri sendiri. Kondisi persaingan di dalam kantor baik dengan cara yang elegan maupun melalui kecurangan membuat orang indigo tidak nyaman. Karenanya, mendirikan usaha sendiri menjadi pilihan terbaik. Toh, para indigo dikaruniai ketajaman intuisi dan kreativitas tinggi yang menjadi modal penting dalam berwirausaha.
Selain entrepreneur, terdapat sejumlah profesi yang cocok untuk anak indigo kelak:
Aktivis
Aktivis lingkungan, aktivis HAM, pekerja LSM, apapun yang sifatnya memperjuangkan kondisi mereka yang tertindas dan terdiskriminasi tidak hanya cocok menjadi profesi para indigo, namun lebih pada panggilan hati. Jika orang pada umumnya bisa menekan perasaan ketika melihat ketidakadilan (dan melanjutkan hidup mereka seperti biasa), maka orang indigo tidak bisa duduk tenang. Mereka memilih untuk turun tangan mengubah situasi dengan segala upaya yang mereka mampu.
Investigator
Seperti dalam film-film detektif Hollywood, anak indigo di kemudian hari dapat menjalani profesi sebagai investigator, baik dalam institusi resmi seperti kepolisian maupun detektif swasta. Modalnya adalah ketajaman intuisi, sensitivitas di atas rata-rata, dorongan yang kuat untuk mencari solusi dari ketidakadilan dan kerusakan yang terjadi. Menjadi jurnalis investigatif juga merupakan profesi yang kemungkinan besar disukai oleh orang indigo.
Penyembuh
Kemampuan supernatural yang dimiliki oleh banyak anak indigo, digabungkan dengan rasa empati mereka yang tinggi, membuat mereka berpotensi untuk menjadi penyembuh, baik dengan teknik akupuntur, reiki, atau menggunakan ilmu metafisika. Di Indonesia sendiri cukup banyak metode penyembuhan alternatif di mana sang penyembuh tidak memiliki latar belakang medis namun mampu membantu mengobati suatu penyakit. Kurang lebih, seperti inilah profesi penyembuh yang bisa dijalani oleh anak indigo di masa depan.
Seniman
Anak indigo biasanya sudah menunjukkan kemampuan seninya sejak dini, bahkan sebelum mereka mampu melakukan kemampuan dasar seperti berbicara atau berjalan. Dengan berbagai macam aspek kreatif yang mereka kuasai, anak indigo kelak dapat menjadi penulis handal, pelukis, musisi, komposer, maupun sutradara.
Bagaimana cara yang tepat untuk membesarkan anak indigo?
Memiliki anak indigo memang cukup menantang, dengan berbagai macam sensitivitas dan ketidaksukaan mereka terhadap peraturan. Lingkungan di luar keluarga, termasuk guru bisa saja lebih banyak fokus pada kekurangan anak indigo dan menganggap mereka bermasalah. Pengobatan dan terapi pun menjadi syarat untuk “menyembuhkan” anak indigo.
Padahal, jika Ibu menganggap Ananda memiliki kelainan mental dan emosional serta berbeda dari anak “normal” lainnya, maka keyakinan ini akan membatasi pola pikir mereka bahwa mereka mampu menjadi siapapun yang mereka mau.
Karenanya, setiap keunikan yang dimilikinya harus diapresiasi dan diberi ruang untuk berkembang. Lingkungan sekitar biasanya menganggap negatif anak indigo, maka orang tuanya lah yang wajib memberikan rasa aman dan penerimaan sehingga anak indigo dapat memiliki konsep diri yang positif.
Dalam proses pengasuhan, ada kalanya Ibu merasa kewalahan menghadapi anak indigo. Namun, Ibu harus memiliki mindset bahwa hadirnya Si Kecil dengan segala kelebihan dan kekurangannya memiliki tujuan mulia di dunia ini. Mereka hadir untuk membawa perubahan besar pada dunia, yaitu membuka pikiran khalayak bahwa manusia hidup bukan demi mencari materi semata. Bahwa usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia tidak harus dengan mengorbankan alam.
Siapapun bisa bersikap lebih peduli pada lingkungan dan anak indigo kelak berada di garis depan untuk menjadi contoh. Dan, di tangan Ibu dan Ayah lah anak indigo bisa bertumbuh dengan kepercayaan diri tinggi dan pengendalian diri yang baik untuk mencapai tujuan mulia tersebut.
(Menur)