Keluarga

7 Tips Menjadi Ayah Hebat

7 Tips Menjadi Ayah Hebat

Disadur dari buku Throaway Dads karya penulis Ross D.Parke dan Armin A.Brott, berikut adalah 7 tips agar sang ayah dapat jadi lebih dekat dengan sang buah hati.

1. Jadilah lebih aktif!

Apabila pasangan Anda kurang bisa mengambil inisiatif lebih dulu, maka tidak heran kalau ia kesusahan bersikap tegas pada anak. Seringkali ayah tidak dapat menentukan apa saja hak dan tanggung jawab si kecil. Karena itulah para Ibu sering tidak sengaja 'meremehkan' kemampuan pasangannya dalam hal mengasuh sang buah hati. Urusan menggendong atau memandikan anak saja, Bunda mungkin masih cemas saat menyerahkan anak pada sang ayah.

Nah, alih-alih langsung mengambil si kecil dari pelukan istri, lebih baik sang ayah meyakinkan pasangannya bahwa ia dapat diandalkan. Misalnya dengan berkata, "Aku merasa bisa melakukannya" atau "Aku akan berhati-hati, anggap saja latihan." Jangan ragu untuk selalu bertanya pada istri tentang cara merawat bayi yang benar. Mulai dari temperatur air susu, cara menggendong yang baik, atau sekedar saluran TV kesukaan anak. Dengan aktif bertanya dan aktif mencoba 'mengambilalih' si kecil dari pelukan Bundanya, maka ayah akan lebih percaya diri dan berani mengambil inisatif.

2. Banyak praktek, makin bagus!

"Lelaki mana bisa mengurus anak, cuma perempuan yang bisa!" Eit, jangan langsung berasumsi bahwa semua Ibu sudah ditakdirkan pintar merawat anak ya, Yah! Percaya deh, wanita dapat menjadi Ibu yang hebat karena mereka banyak berlatih. Merawat anak bukanlah sesuatu yang ajaib seperti sihir, mereka yang hamil tidak serta merta tahu caranya mengasuh anak. Sama halnya dengan membaca, menulis, atau memasak, merawat sang buah hati juga perlu latihan berulang-ulang. Asal konsisten, pasti tugas mengasuh anak menjadi kian mudah dan menyenangkan. Jadi, ta usah takut saat Ayah diberi tugas menggendong si kecil sebentar. Ayah bisa kok minta tolong pada Bunda kalau merasa tidak yakin atau perlu bantuan. Bahkan di beberapa wilayah ada yang menyediakan kursus yang diperuntukkan khusus bagi calon ayah yang memerlukan bimbingan terkait kemampuan dasar mengasuh anak.

Kalau ayah tidak bisa berada dekat dengan si kecil sesaat setelah ia lahir, maka jangan berkecil hati. Ayah masih memiliki waktu untuk belajar bagaimana menjadi sosok ayah yang baik serta membangun ikatan emosional dengan anak. Kalaupun tidak bisa berada di dekat si bayi, tetaplah belajar dari buku, mendengar pengalaman teman, atau mengorek informasi perkembangan anak dari sang Bunda.

3. Selalu terbuka secara emosional

Memiliki kedekatan fisik dengan anak memang penting dan banyak didahulukan oleh para Ayah. Baik itu main bola bersama, memperbaiki suatu barang, atau jalan-jalan di taman ria. Kalau Ayah adalah pria sibuk, maka biasanya waktu senggang dengan si kecil dipakai untuk kegiatan yang mendekatkan diri secara fisik saja, seperti liburan ke wahana wisata tertentu. Padahal, kedekatan emosional juga penting lho, Yah. Menurut John Gottman yang merupakan penulis dari The Heart of Parenting, laki-laki harus bisa membiarkan dirinya lebih peka dan terbuka terhadap rasa. Dengan selalu sadar terhadap apa yang Ayah rasakan, maka otomatis Anda akan lebih mudah berempati pada si kecil.

Jadi liburan tak hanya jadi sebatas liburan dan Anda pun tidak hanya akan merasakan capeknya saja. Kalau si kecil senang, Ayah semestinya ikut senang. Jangan sampai melihat mata anak berbinar-binar dan ia sibuk berlariang dengan riang di taman ria namun Anda justru merasa lelah serta ingin buru-buru pulang. Bersikaplah terbuka, pahami emosi anak, perbanyak komunikasi, dan berikan anak kesempatan untuk dekat dengan Ayahnya baik secara fisik maupun emosional. Tidak mudah memang, tapi seiring waktu pasti hubungan ayah dan anak akan semakin erat.  Practice makes perfect, it works!

4. Jadilah mitra anak, bukan melulu si penolong

Sudah ketinggalan zaman kalau Ayah masih jadi tipe suami yang cuma membantu kalau disuruh. Selamanya Ayah akan memiliki jarak dengan anaknya kalau Anda menyerahkan semua tugas rumah tangga dan tetek bengek sekolah ke sang istri. Apalagi kalau Anda tipe super sibuk yang masih tidur saat anak mau berangkat sekolah serta pulang saat anak susah tidur.

Hmm, lalu kapan ketemu dengan si kecil? Sesekali cobalah bangun lebih awal dan membantu sang istri membuatkan sarapan. Atau, aktiflah menawarkan bantuan untuk menjemput si kecil pulang sekolah. Dijamin deh, tidak hanya anak saja yang akan merasa senang, istri Anda pun juga akan ikut gembira!

5. Ikut andil dalam membuat keputusan untuk anak setiap hari!

Mau itu perkara remeh seperti memilih menu bekal makan siang, warna baju anak, atau sekedar sampul buku pelajarannya, tetaplah ikut andil dalam membuat keputusan! Jangan biasakan berkata 'Terserah' atau 'Tanya Bunda sana!' ketika si kecil memborbardir Anda dengan pertanyaan-pertanyaan remeh.

Terkadang orang tua sering lupa bahwa anak menganggap penting bagi hal-hal yang kesannya tidak krusial bagi orang tua. Bisa jadi bekal makan siang yang Ayah pilihkan akan membuatnya lebih bersemangat ke sekolah setiap hari!

6. Tunjukkan respek pada pasangan

Meski ingin terlibat dalam hubungan dengan sang buah hati, Ayah tetap harus menunjukkan respek pada sang Bunda. Hormati apa yang sudah ia lakukan selama ini, hargai pendapatnya, dan patuhi keputusannya jika ia memang punya alasan-alasan masuk akal yang menunjang argumennya.

Singkirkan ego sejenak dan jangan sampai hati istri Anda terluka karena Anda terlalu memaksakan kehendak. Hal ini berlaku dalam segala hal, baik itu memilik TK untuk anak ataupun les yang harus si kecil ambil. Terlibatlah dalam penentuan keputusan, tapi juga jangan lupa untuk mendengarkan pendapat Bunda.

7. Yakinkan Bunda kalau Ayah juga bisa mengurus anak!

Ya, tidak jarang para Ibu ingin mengurus semua hal tentang anak mereka sendirian. Alhasil para suami pun bingung sendiri saat hendak terlibat dan membantu mengurangi tanggung jawab istrinya. Ada juga Bunda yang berpendapat bahwa hanya diri mereka sendirilah yang paling mengerti cara mengurus si kecil. Jadi, daripada terjadi kesalahan, sebaiknya sang ayah tidak usah ikut campur. Kalau sudah begitu, Ayah harus berusaha semaksimal mungkin menunjukkan kompetensi dan kesungguhan Anda dalam mengasuh anak di hadapan Bunda. Meski tawaran untuk membantu kerap kali ditolak, Anda harus tetap menunjukkan antusiasme. Nanti juga Bunda akan luluh sendiri kok, Yah!

Bagi pasangan yang sedang atau sudah melalui proses perceraian, urusan anak juga harus dibicarakan dengan serius. Jangan sampai karena ego masing-masing, hanya salah satu pihak saja yang mengurusi semua hal tentang si kecil. Meksi sudah tidak tinggal serumah dengan anak, tetaplah aktif menanyakan kabar dan mengajak anak liburan bersama. Boleh melalui pesang singkat, telepon, atau berakhir pekan bersama.

(Yusrina)