Keluarga

8 Masalah Keuangan Yang Bisa Mempengaruhi Hubungan Pernikahan

8 Masalah Keuangan Yang Bisa Mempengaruhi Hubungan Pernikahan

Kata orang, pernikahan adalah hal terbaik yang terjadi pada dua orang yang saling mencintai. Memang ini benar, bila pasangan bisa saling mengerti dan menyadari tanggung jawabnya setelah menikah. Tapi kehidupan pernikahan bisa mengalami guncangan, bila ada masalah keuangan dan pasangan tidak berusaha untuk mengatasinya.

 

Masalah keuangan yang sering dihadapi pasangan suami-istri serta solusinya

Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli, masalah keuangan termasuk salah satu alasan utama perceraian. Jadi akan selalu lebih baik mewaspadai masalah keuangan dan mencari cara efektif untuk mengatasinya.

 

  1. Kesulitan keuangan

    Ini jadi masalah mendasar yang dihadapi pasangan menikah. Mereka tidak punya rincian yang jelas tentang gaji siapa yang harus digunakan untuk pengeluaran rumah tangga dan gaji siapa yang digunakan untuk tabungan. Kurangnya perencanaan memicu kebingungan, yang akhirnya menyebabkan perdebatan pada pasangan.

    Solusinya: Pasangan harus mencari cara untuk mengatasi kesulitan keuangan dan memastikan cara mana yang paling tepat untuk mereka. Menurut survey, sekitar 64 persen pasangan punya rekening bersama, 14 persen punya rekening terpisah, dan 18 persen punya rekening terpisah dan rekening bersama.

    Tidak ada metode khusus untuk mengatasi kesulitan keuangan, semua bergantung pada pasangan berapa banyak uang yang mereka ingin habiskan dan berapa banyak mereka mau tabung. Jadi duduklah bersama dan putuskan berdua.

  2. Pengeluaran berlebihan

    Di antara berbagai masalah keuangan yang mempengaruhi pernikahan, kebiasaan menghabiskan uang jadi masalah yang sering memicu perdebatan. Sering kali salah satu pasangan senang belanja dan menghabiskan lebih banyak dibanding pendapatan total, bahkan kadang membeli barang melalui pinjaman dan kartu kredit. Tagihan menumpuk dan tingkat bunga tinggi bisa membuat keluarga di kondisi yang sangat sulit.

    Di kasus tertentu, di antara pasangan, istri yang paling banyak punya kebiasaan membeli barang. Pengeluaran yang terjadi, bisa membuat suami emosi dan akhirnya meningkatkan perdebatan.

    Solusinya: Pasangan harus memperbaiki anggaran untuk bulan itu dan memastikan agar pengeluaran tidak melebihi batasnya. Sebisa mungkin, penggunaan banyak kartu kredit dihindari. Ketika mengalami masalah keuangan yang sulit, pasangan perlu mengurangi pengeluaran di bagian hiburan dan senang-senang. Istri dan suami, bila keduanya punya kebiasaan membeli barang yang tidak perlu, harus berusaha menghentikannya.

  3. Utang menumpuk

    Kadang ketika membuat keputusan yang terburu-buru, bisa terjadi, pasangan mengajukan pinjaman untuk rumah atau mobil tanpa memikirkan kemampuan untuk membayarnya. Selain itu, beberapa pasangan bahkan punya kebiasaan menggunakan kartu kredit berlebihan. Kecerobohan dalam mengatur keuangan bisa memicu utang yang menumpuk dan sulit dibayar nantinya.

    Solusinya: Ambil pinjaman hanya jika Anda punya kapasitas untuk melunasinya. Ini adalah solusi pertama untuk menghindari masalah utang yang menumpuk. Seseorang harus punya kemampuan dan mimpi yang realistis, dan pikir dua kali sebelum mengajukan pinjaman dan menggadaikan aset. Dan bila pasangan suami-istri sama-sama bekerja, mereka perlu berkontribusi sama untuk membayar utang.

  4. Investasi yang tidak tepat

    Untuk bisa menjalani hidup yang stabil, pasangan perlu berpikir tentang masa depan. Investasi yang tidak tepat jadi satu faktor utama yang perlu diperhatikan, terutama ketika Anda punya keluarga yang harus diurus. Karenanya, pasangan harus memilih investasi yang tepat dan ketika  melakukannya, mereka harus hati-hati karena bisa berisiko.

    Solusinya: Pasangan perlu mencari tahu tujuan investasi dan rentang waktunya, serta pastikan untuk me-review investasi setidaknya satu kali dalam setahun.

  5. Pengeluaran yang tidak perlu

    Cinta itu buta dan orang yang jatuh cinta tahu kalau tidak ada batasan ketika bicara tentang menghabiskan uang untuk pasangan. Mereka cenderung memberi barang mahal untuk membuat senang dan menghargai pasangan. Tindakan buang-buang uang ini menyebabkan masalah nantinya. Dan pasangan mulai saling menyalahkan karena manajemen keuangan yang salah.

    Solusinya: Untuk bisa menghindari masalah keuangan, pasangan harus menghindari membeli barang dan liburan mahal. Pasangan harus menggunakan uang sesuai dengan kapasitasnya.

  6. Krisis

    Kondisi keuangan yang tidak stabil muncul karena kurangnya tabungan untuk digunakan di masa depan. Kecelakaan, penyakit, atau hal yang tidak diinginkan lainnya, semua situasi ini membuat Anda mengeluarkan uang, dan bisa membuat Anda dalam krisis keuangan.

    Solusinya: Masalah tidak bisa dihindari dan tidak bisa diprediksi. Jadi daripada menunggu masalah muncul, pasangan perlu melakukan persiapan untuk menghadapi masa-masa sulit. Mereka perlu memastikan kalau mereka punya dana darurat. Mereka perlu punya tabungan bulanan bersama dan menentukan jumlah uang untuk ditabung tiap bulan, agar mereka punya cukup persediaan dana ketika tiba-tiba membutuhkannya.

  7. Benturan ego

    Zaman sekarang adalah masa di mana wanita menjadi setara dengan pria dalam semua bidang, termasuk dalam mencari nafkah.

    Saat ini, di banyak rumah, kita temukan wanita memperoleh uang lebih banyak dibanding pria. Hal ini bisa menyakiti ego pria, dan bila pria tidak punya pekerjaan, maka situasi ini akan bertambah parah.

    Di kasus seperti ini, jadi sangat sulit untuk menyelamatkan pernikahan, ketika kedua pasangan punya kebanggaan diri dan tak ada yang siap untuk mengalah.

    Solusinya: Pernikahan adalah bersatunya dua individu, jadi masing-masing pasangan perlu saling memperlakukan pasangan dengan baik. Untuk menghindari benturan ego, pria perlu melihat situasi ini di perspektif yang lebih besar, dan bukan malah tersinggung oleh pendapatan istri yang lebih besar, suami perlu memotivasi istri untuk bekerja. Lagi pula, siapapun yang memperoleh income, pada akhirnya pemasukan ini akan digunakan untuk keluarga.

  8. Menjaga rahasia keuangan

    Ini jadi salah satu masalah keuangan paling besar dalam pernikahan. Banyak pasangan menyembunyikan dokumen keuangan,  buku tabungan, dan informasi tentang aset yang bisa bikin frustasi pasangannya.

    Solusinya: Selalu lebih baik jika suami-istri berbicara jujur dan menunjukkan semua detail finansial ke pasangan. Dengan melakukan ini, pasangan Anda bisa menyarankan cara mengatasi masalah keuangan bila dibutuhkan.

Berikut ini beberapa tips tambahan dalam mengatur keuangan keluarga:

  • Keluarga itu dimulai dengan “kita” bukan “saya.” Jadi ketika menghadapi masalah keuangan, Anda perlu berpikir tentang kondisi keluarga
  • Jika masalah Anda terlalu besar, minta saran dari perencana keuangan.
  • Ketika Anda berkomitmen mengatur keuangan, jaga komitmen ini karena orang lain mengandalkan Anda.
  • Berpikir sebelum menggunakan uang, karena uang harus digunakan dengan bijak.
  • Coba hindari intervensi dari kerabat dalam keuangan keluarga.
  • Jangan cemburu bila pasangan punya pemasukan lebih tinggi. Sebaliknya, motivasi pasangan untuk lebih baik dalam karirnya.

Pernikahan adalah komitmen seumur hidup, jadi jangan abaikan masalah keuangan dalam pernikahan. Masalah keuangan harus diatasi bersama, jadi jangan buang waktu menundanya.

 

Cara menghindari masalah keuangan yang bisa menghancurkan pernikahan

Pernikahan adalah sebuah komitmen besar. Pernikahan melibatkan rasa percaya dan kerja keras. Satu hal yang indah bukan ketika ada orang yang mau menghabiskan hidupnya bersama Anda? Ketika Anda menyiapkan pernikahan, penting untuk duduk bersama dan membahas tentang masalah keuangan.

Salah satu penyebab utama perceraian adalah masalah keuangan. Anda perlu melakukan sesuatu sebelum menikah untuk memastikan Anda dan calon pasangan bisa bekerja sama. Tentu akan menimbulkan frustasi bila satu pasangan tidak ikut serta dalam proses budgeting, yang bisa membuat pernikahan berakhir.

Pernikahan Anda bisa berjalan lancar selama Anda berdua mau berkomunikasi terbuka tentang kondisi keuangan masing-masing dan berusaha berkompromi.

Sekarang duduklah bersama untuk menghindari kesalahan finansial utama dalam pernikahan:

 

  1. Komunikasikan tentang kondisi keuangan Anda

    Anda perlu pastikan kalau Anda akan bekerja sama mengatasi masalah keuangan. Ini berarti Anda perlu bicara secara terbuka membahas kondisi keuangan Anda saat ini, termasuk semua hutang dan aset yang Anda miliki.

    Setelah Anda menikah Anda bisa gabungkan ini. Bisa menimbulkan masalah bila ada satu orang yang menghabiskan banyak uang sedang pasangan lainnya sering menabung. Anda perlu kerja sama untuk mencari jalan tengah. Anda perlu buat keputusan besar bersama, dan putuskan bagaimana mengatasi tekanan finansial dari keluarga besar.

  2. Tentukan tujuan finansial bersama

    Setelah Anda membahas kondisi keuangan masing-masing, Anda perlu buat tujuan finansial spesifik sebagai pasangan. Ini bisa berupa melunasi semua hutang, membeli rumah, dan menabung untuk hari tua.

    Anda perlu spesifik dalam menentukan rentang waktu dan jumlahnya karena ini akan membantu Anda tetap berada di jalur yang tepat. Tujuan finansial Anda akan membantu Anda berhasil secara finansial dan merasa nyaman memasuki masa pensiun. Ketika Anda bekerja sama untuk mencapai tujuan ini, hubungan pernikahan Anda juga akan semakin kuat.

  3. Anggaran keuangan sebagai pasangan

    Anda perlu atur anggaran bersama. Ini akan membantu Anda bekerja sama mencapai tujuan. Juga siapkan panduan alokasi keuangan yang jelas. Ketika Anda membuat budgeting sebagai pasangan, Anda perlu mengkomunikasikannya secara teratur. Awalnya, Anda perlu buat anggaran tiap malam dan saling melaporkan pengeluaran. Setelah Anda melakukan budgeting selama beberapa bulan, Anda bisa bicara tentang keuangan hanya dua kali seminggu.

    Dengan mendiskusikan berapa banyak uang yang telah Anda habiskan, Anda berdua setiap hari terlibat dalam keputusan finansial dan bekerja sebagai team. Dengan begitu, mempersiapkan budgeting akan lebih mudah. Luangkan waktu untuk kebiasaan finansial yang baik ini di pernikahan Anda.

    Tunjangan untuk Anda berdua bisa membantu menghentikan perdebatan tentang uang. Anda jadi  punya uang untuk dihabiskan di hal yang Anda inginkan setiap bulan. Tapi pastikan Anda tetap menjalin kedekatan dengan pasangan meski  punya anggaran yang ketat, Anda masih bisa berkencan yang murah meriah. Anda juga perlu menyesuaikan anggaran ketika punya anak.

  4. Membayar biaya pernikahan

    Biaya pernikahan dan bulan madu bisa sangat mahal. Anda harus mengatur anggaran dan cari cara untuk membayar biaya pernikahan. Ini bisa mencegah Anda memulai pernikahan dengan banyak utang. Juga membantu Anda mengingat pernikahan sebagai memori yang indah, bukan penyesalan karena harus membayar banyak tagihan.

  5. Menyatukan keuangan

    Akhirnya, ketika bicara pernikahan dan uang, Anda perlu lupakan masa lalu dan bergerak maju ke depan. Bila Anda tidak suka dengan utang yang pasangan bawa ke pernikahan, sebaiknya pertimbangkan kembali rencana pernikahan Anda. Pertimbangkan utang dan tabungan sebagai milik bersama bukan miliki “saya” atau milik “kamu.”

    Ini akan mendorong pengalaman yang lebih positif untuk Anda berdua. Anda mungkin perlu membicarakan tentang masalah ini ke konselor pernikahan sebelum menikah. Melakukan ini bisa mencegah Anda mengalami masalah keuangan yang mengarah ke perceraian.

    Bila pasangan menolak menggabungkan keuangan, Anda perlu cari bantuan konsultan untuk mengatasi masalah ini. Anda bisa buat keuangan terpisah sambil mengatasi masalah ini. Ingat, Anda berdua perlu punya keputusan yang sama tentang meminjamkan uang ke orangtua serta bagaimana merawat mereka ketika mereka renta, atau keputusan finansial besar lainnya.

 

Mitos pernikahan tentang masalah keuangan

Berikut ini beberapa mitos tentang masalah keuangan dalam pernikahan:

  • Mitos: Bicara tentang uang mengurangi romantisme pernikahan

    Bila bicara tentang uang tidak mengubah mood Anda, itu bagus.  Sejak kecil kita diajarkan kalau tidak sopan bicara tentang uang di situasi sosial, dan ini sangat benar ketika berkaitan dengan romantisme pernikahan. Tapi bersikap terbuka tentang masalah keuangan sebenarnya bisa meningkatkan keintiman.

    Pasangan yang membahas tentang uang secara terbuka sering kali punya pernikahan yang lebih bahagia dan lebih sukses. Kenapa demikian? Karena Anda tidak hanya bicara tentang gaji, Anda juga membahas tujuan jangka panjang seperti seperti membeli rumah atau menyiapkan dana pensiun bersama.

  • Mitos: Pasangan harus punya rekening bank bersama

    Tak ada yang salah dengan punya rekening bank bersama. Tapi ini tidak selalu berhasil untuk semua pasangan, dan ini tak masalah. Pasangan sering merasa lebih baik untuk punya rekening terpisah untuk pengeluaran sehari-hari. Kadang ada pengeluaran kecil yang tidak dilakukan bersama seperti membeli sepatu atau jadi member di gym.

    Bila Anda punya rekening terpisah, kunci untuk kesuksesan finansial dan pernikahan adalah transparansi. Jangan sampai pasangan terkejut dengan jumlah uang yang Anda habiskan di rekening terpisah, begitu juga sebaliknya. Banyak pasangan membahas pembelian dengan nilai lebih dari 1 juta, misalnya, atau buat aturan dasar untuk berapa banyak pengeluaran yang dilakukan secara terpisah.

  • Mitos: Tentang uang, pasangan merasakan hal yang sama seperti Anda

    Bagi beberapa orang, uang melambangkan kemandirian, bagi yang lain uang lebih terkait dengan rasa aman. Anda mungkin mengira tabungan sejumlah 10 juta adalah jumlah yang besar, sedangkan pasangan mulai panik ketika uang di rekening di bawah 20 juta. Jangan abaikan perbedaan ini. Anda dan pasangan perlu lakukan percakapan yang jujur.

    Orang melihat uang sebagai kekuasaan, keamanan, atau lainnya dan ini bisa jadi berbeda dengan apa yang pasangan kita lihat. Mulailah dengan menilai uang hanya sekedar uang.

    Cara paling mudah untuk mengubah perspektif adalah dengan mulai mengajukan pertanyaan. Pikirkan tentang makna uang untuk Anda, dan Anda bisa komunikasikan dengan efektif ke pasangan. Percakapan bisa dimulai dengan “Apa arti uang menurutmu?”

    Dari sana, Anda bisa diskusikan tentang cash flow, mendapat gambaran jelas tentang seperti apa gaya hidup dan kontribusi masing-masing, dan lainnya. Tapi yang paling utama, pasangan harus saling memberitahukan perspektif tentang arti uang, yang mungkin bisa berbeda. Di sinilah komunikasi jadi hal yang sangat penting.

  • Mitos: Pasangan suami-istri dengan pendapatan besar tidak perlu merasa khawatir

    Meski orang dengan pemasukan di atas rata-rata, mereka juga perlu uang untuk pensiun dan mempertahankan gaya hidup mereka. Tantangan lain untuk orang yang lebih kaya adalah mereka membayar pajak lebih besar, ini faktor yang orang lupa pertimbangkan.

(Ismawati)