Keluarga

Apakah Ibu Mengalami Ciri-Ciri Istri Tidak Bahagia dalam Rumah Tangga?

Apakah Ibu Mengalami Ciri-Ciri Istri Tidak Bahagia dalam Rumah Tangga?

Di dalam rumah tangga, pastinya ada masa-masa sulit dan hal tersebut bisa dilewati dengan baik, asalkan kedua belah pihak mau saling mengoreksi dan membenahi. Nah, simak yuk beberapa hal yang bisa membuat seorang istri merasa tidak bahagia dalam rumah tangganya.


Keluhan yang Menyebabkan Istri Tidak Bahagia

Pertama, ketahui beberapa penyebab istri tidak bahagia, seperti yang dilansir dari situs redbookmag.com.

1. Suami tidak mau membantu pekerjaan di rumah

Masih banyak yang berpikir kalau tugas laki-laki adalah bekerja, sedangkan tugas Ibu mengurus rumah, beserta segala isinya, termasuk di dalamnya, anak-anak. Padahal, dalam keluarga, yang terpenting adalah kerja sama.

Ibu juga dapat mencari nafkah dan Ayah pun harus ikut serta membantu pekerjaan rumah. Jadi tentu nggak bisa, jika semua keperluan merawat anak dan mengurus rumah diserahkan pada Ibu seorang.

Banyak suami yang menyepelekan lelahnya seorang ibu rumah tangga saat mengurus rumah sekaligus merawat anak. Untuk meringankan tugas Ibu, ajaklah suami terlibat dan berikan Ayah tugas secara spesifik dan biarkan ia menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Misalnya, tugas Ayah adalah mengantar anak ke sekolah dan menemani anak mengerjakan pekerjaan rumahnya. 

Dengan begitu, Ibu bisa beristirahat dan Ayah pun dapat memperkuat bonding dengan si kecil.

2. Suami tidak meringankan pekerjaan di rumah

Meskipun mirip, tapi poin ini berbeda dengan poin sebelumnya. Ada ungkapan yang berbunyi, ‘tidak apa jika tidak membantu, tapi setidaknya jangan memberatkan’. Ayah umumnya punya kebiasaan yang sering bikin Ibu jengkel. 

Misalnya, selalu meletakkan pakaian kotor sembarangan, tidak mengembalikan barang pada tempatnya atau ‘memporak-porandakan’ pakaian yang baru saja Ibu susun. Walaupun kesannya sepele, tapi jika terjadi setiap saat, pastinya menjengkelkan.

3. Suami tidak mengerti cara mengurus anak

Apakah Ayah tahu jadwal makan anak? Apakah Ayah tahu berapa takaran susu anak? Ayah yang paham cara merawat anak artinya ada ibu yang diringankan tugasnya. 

4. Suami ‘sibuk’ dengan ponselnya

Sekarang ini, ponsel adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Tapi jika suami kelewat ‘sibuk’ dengan ponselnya, pastinya bikin kesal juga. Ada banyak alasan suami tidak bisa ‘lepas’ dari ponselnya, contoh, menyelesaikan pekerjaan, bermain video games, mengecek akun media sosial atau mengobrol. 

‘Pegang’ ponsel, sih, tidak masalah, tapi kalau sampai mengabaikan anak menangis, tidak punya waktu untuk membantu Ibu, mengganggu jam istirahat keluarga, maka sudah berlebihan.

5. Suami di bawah kendali orangtuanya

Ada campur tangan mertua dalam rumah adalah hal biasa dan nggak selalu bermakna buruk. Orangtua menengahi kita yang bertengkar atau menasihati soal keuangan misalnya, tentunya perlu kita hargai. Tapi jika orangtua suami terlalu banyak terlibat pada rumah tangga kita, maka bisa jadi masalah. 

Perselisihan biasanya lebih banyak terjadi di antara ibu mertua dengan menantu perempuannya. Misalnya, mengkritik cara Ibu mengelola keuangan keluarga, cara Ibu mengurus rumah hingga mengkritik pola parenting Ibu.

6. Suami terlalu sering ingin melakukan hubungan seks

Melakukan hubungan seks memang salah satu cara menjaga hubungan dan pernikahan tetap harmonis. Tapi ada kalanya Ibu enggan melakukan seks karena berbagai hal. Misalnya karena sedang lelah atau akibat perubahan hormon selama menyusui.

Ada baiknya Ayah mengerti kondisi Ibu dan mencari cara lain agar sama-sama nyaman.

7. Suami boros atau tidak jujur soal keuangan

Nggak selamanya istri yang suka menghabiskan uang dengan berbelanja, lho, tapi suami juga bisa. Suami yang boros dan nggak mau terbuka soal keuangannya, bisa bikin Ibu merasa insecure

Ibu jadi khawatir tentang keuangan dan masa depan keluarga, tentang tabungan pendidikan anak, dan hal lainnya. Suasana bakal lebih parah, jika Ayah boros menggunakan uang dan uang yang digunakan adalah tabungan dari hasil kerja berdua.

8. Suami jarang di rumah

Iya, sih, ada kalanya Ibu lebih pilih Ayah keluar rumah, karena adanya Ayah di rumah, kadang malah bikin tugas kita semakin banyak. Tapi, suami yang terlalu sering keluar rumah juga nggak sehat, lho

Contoh, suami workaholic sehingga sering pulang malam, suami selalu menghabiskan akhir pekan untuk melakukan hobinya atau nongkrong dengan teman-teman. Hal ini bikin Ibu merasa jika Ayah banyak menghabiskan waktu untuk kepentingan dan kesenangannya sendiri, sedangkan Ibu mengerjakan segala sesuatunya di rumah sendirian. 

Tidak hanya melelahkan secara fisik, banyak Ibu yang justru merasa lebih kesepian setelah menikah dibandingkan sebelum menikah.

9. Suami terus berhubungan dengan perempuan lain

Berkomunikasi atau membangun hubungan baik dengan mantan pasangan, boleh saja, sih, selagi jelas batasnya. 

Sayangnya, banyak suami yang senang mengumpulkan mantan pasangan atau ‘teman dekat’nya dan terus berhubungan dengan mereka, misalnya via pesan singkat atau di media sosial. Contoh kegiatannya, yaitu bertukar pesan melalui DM, memberikan ‘love’ pada foto-foto si Mantan, aktif mengobrol, dan sebagainya. 

Jika kebiasaan ini tidak segera dihentikan, bisa jadi masalah besar bagi hubungan Ibu dan Ayah. Ibaratnya ‘lingkaran setan’, jika Ibu tidak mengecek kegiatan Ayah di ponselnya, maka Ayah akan terus berhubungan dengan mantan kekasihnya dan menyakiti Ibu, tapi jika Ibu mengecek ponsel Ayah, bisa-bisa Ibu dianggap melanggar privacy Ayah. Lebih lanjut, hal ini bikin Ibu merasa dikhianati dan merusak self-esteem Ibu. Setuju?

10. Suami merasa harus diutamakan

Contoh, suami merasa yang paling banyak dan besar perannya dalam rumah tangga, suami ingin keinginannya menjadi prioritas dan harus selalu dipenuhi, suami merasa pendapatnya yang paling benar, dsb. 

11. Istri tidak punya waktu untuk diri sendiri

Di antaranya, Ibu dilarang untuk bekerja (misalnya mencari penghasilan untuk kebutuhan pribadi), Ibu tidak diberi kesempatan untuk melakukan hobi, tidak punya waktu luang untuk merawat diri atau sekadar bertemu dengan teman.

12. Istri tidak akur dengan keluarga suami

Sayangnya, tidak semua istri bisa akur dengan anggota keluarga suaminya. Contoh, ipar yang tidak menunjukkan kasih sayang, mertua yang tidak bisa akrab dengan orangtua kita, keluarga suami yang masih memprioritaskan kebutuhan mereka di atas kebutuhan keluarga kecil Ibu, dan lain sebagainya. Jika keadaannya begini, pasti bikin suasana jadi tidak nyaman.


Kenali Tanda-Tanda Istri Tidak Bahagia

Nah, ada beberapa hal yang bisa menjadi ciri istri tidak bahagia dalam rumah tangga nih.. Simak yuk!

1. Istri lebih sering memilih diam

Ada banyak alasan Ibu memilih diam. Misalnya, ibu merasa bahwa pendapatnya tidak akan didengar, merasa sering disalahkan, merasa dirinya tidak dihargai, atau Ibu merasa jika Ayah tidak akan mengubah sikapnya. Diam juga bisa menggambarkan tanda Ibu mengalami depresi dan frustrasi. 

Terkadang, diam itu baik dilakukan, misalnya untuk mencegah masalah jadi tambah keruh. Di sisi lain, diam juga bisa bikin masalah jadi berlarut-larut, karena Ibu enggan untuk membahas dan menyelesaikannya.

2. Istri enggan melakukan hubungan seks

Perlu Ayah ketahui, ada beberapa hal yang menyebabkan Ibu (wanita) kehilangan hasrat seksnya, seperti yang tertera pada situs Mayo Clinic, yaitu ibu kelelahan (misalnya dampak dari penyakit tertentu atau setelah menyelesaikan tugas rumah), terkena penyakit (seperti radang sendi, diabetes, tekanan darah tinggi, dan lainnya), perubahan hormon (sedang hamil, menyusui atau sudah memasuki masa menopause), gangguan mental (stress, self-esteem rendah, trauma) atau hubungan yang tidak harmonis dengan Ayah. 

3. Istri tidak lagi merawat dirinya

Misalnya, biasanya Ibu amat menjaga pola makan dan rutin berolahraga, selain untuk kesehatan, Ibu juga berusaha untuk menjaga agar penampilan Ibu tetap sedap dipandang. Contoh lainnya adalah Ibu rajin merawat kesehatan kulit atau mengenakan makeup, lalu seketika Ibu berhenti melakukan hal-hal tersebut. Hal ini bisa terjadi karena Ibu tidak lagi merasa dirinya berharga atau merasa tidak dihargai.

4. Istri jatuh sakit

Depresi bisa memicu penyakit secara fisik, seperti nyeri sendi, nyeri di tangan, nyeri punggung, gangguan sistem pencernaan (misalnya kram, kembung, mual, dst), kelelahan (biasanya juga bikin konsentrasi terganggu, mudah marah dan tidak peduli pada sekitar), perubahan selera makan dan perubahan aktivitas psikomotorik (hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas fisik). 

5. Istri berpikiran untuk berpisah

Semua orang pasti ingin rumah tangganya bahagia dan berlangsung selamanya. Tapi ketika rumah tangga dalam perkara, apalagi berlarut-larut, bisa bikin seseorang berpikiran untuk menyudahinya.


Itulah ciri-ciri istri tidak bahagia dalam rumah tangga. Jika Ibu mengalaminya, maka segera benahi untuk menyelamatkan rumah tangga Ibu dan Ayah dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional jika dibutuhkan, ya.


Editor: Atalya