Keluarga

Bikin Hidup Lebih Tenang, Ini Cara Hentikan Kebiasaan Bergosip

Bikin Hidup Lebih Tenang, Ini Cara Hentikan Kebiasaan Bergosip

Baru-baru ini seorang selebgram ternama tanah air, Rachel Vennya mulai berani speak up tentang apa yang ia rasakan setelah menjadi bahan gosip di sebuah forum online. Nggak main-main, akibat banyak orang bergosip jelek di forum tersebut Rachel Vennya mengaku sempat merasakan mental breakdown pada dirinya.

Apalagi orang-orang yang bergosip tersebut membicarakan keluarganya mulai dari Ibu, mantan suami hingga kedua anaknya. Setelah Rachel Vennya berani buka suara melalui akun Instagram miliknya, barulah beberapa selebgram lain yang bernasib sama berani ikut buka suara.

Sebut saja, Jovi Adhiguna, Nana Mirdad, Andrea Gunawan, Elizabeth Zenifer bahkan sekelas Fadil Jaidi yang memiliki karakter lucu dan ceria tak lepas dari bahan gosip. Budaya bergosip ini memang perlu diubah agar tidak menimbulkan mental breakdown bagi seseorang.

Apalagi jika bahan bergosipnya sudah keterlaluan, tak ada bukti dan cenderung fitnah. Lalu sebenarnya, apa sih alasan seseorang senang bergosip? Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan bergosip tersebut? Simak ulasan berikut ini ya Bu.

Alasan bergosip


Bagi orang yang punya hobi bergosip dan bahkan niat membuat grup forum online untuk membahas kejelekan seseorang mungkin rasanya menyenangkan sekali. Tak jarang mereka gemar mengunggah bukti yang belum tentu kebenarannya valid.

Melansir Health menurut profesor psikologi dan neurosains di Duke University, Mark Leary, PhD., bergosip atau membicarakan orang lain dengan orang lainnya adalah sebuah insting manusia paling fundamental. Apalagi manusia sangat gemar hidup berkelompok.

Manusia juga sangat bergantung dengan orang yang ada di kelompok tersebut untuk bertahan hidup. Dengan kata lain, menurut Mark tiap manusia butuh informasi sebanyak-banyaknya mengenai orang di sekitarnya.

Mulai dari, apakah mereka bisa atau tak bisa dipercaya, atau siapa yang sudah melanggar peraturan, atau teman siapa yang ternyata lebih dekat dengan siapa. Tanpa sadar hal tersebut sangat memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan. Berikut ini adalah alasan lain kenapa orang senang bergosip:

  • Membuat orang lebih merasa percaya diri. Terutama jika lawan gosip pada kelompoknya bagai gayung bersambut, alias saling menyambung;
  • Adanya faktor kebencian, dendam pribadi, atau tak ada alasan karena hanya ingin eksis;
  • Membuat seseorang merasa lebih baik. Beberapa orang menganggap bergosip bagaikan self healing bagi dirinya dan bisa membuat ia merasa lebih baik punya kesenangan sendiri saat bergosip.  Sehingga membuat mereka merasa bisa lebih baik saat bisa menjelek-jelekkan orang lain. Apalagi jika bisa menyebarkannya ke orang lain lagi;
  • Adanya masalah mental. Orang yang punya gangguan kecemasan berlebih dan stres biasanya senang saat melihat ada orang lain yang mengalami kesulitan dan kesusahan yang lebih darinya. Nah, dengan menyebarkan gosip membuat mereka bersyukur hal buruk seperti itu tidak terjadi padanya serta membuat mereka lebih lega dan mengurangi tekanan hidup mereka;
  • Sebagai killing time untuk mencari sebuah kegiatan. Biasanya orang yang gencar bergosip tidak punya kegiatan dan sedang bosan. Atau dalam bahasa sekarang disebut ‘kurang kerjaan’. Mereka tidak punya kegiatan yang bisa menyibukkan pikiran, maka akan mencari bahan untuk digosipkan;
  • Merasa hidupnya tak menarik. Banyaknya drama meningkatkan rasa semangat dan penasaran pada seseorang. Hal ini biasanya terjadi pada mereka yang tidak punya banyak hal menarik di hidupnya; dan
  • Bergosip dianggap dapat menghibur seseorang saat kesepian apalagi jika ada suatu hal yang kontroversial.

Cara menghilangkan kebiasaan bergosip


Ternyata ada banyak cara menghilangkan kebiasaan bergosip lho Bu. Nah, agar bisa membatasi diri dan menghilangkan kebiasaan bergosip melansir Psychology Today berikut adalah caranya:

  • Mulai menghindari pembicaraan jika arahnya sudah mulai bergosip. Kalau bisa jangan tanggapi apa yang dibicarakan oleh penggosip;
  • Jika terlanjur ada dalam lingkup tersebut, mulailah untuk mengarahkan pembicaraan pada hal positif;
  • Kenali dampak bergosip pada diri kita. Mulailah berpikir bahwa tak semua orang senang menjadi bahan gosip. Bagaimana jika orang lain bergosip tentang diri kita? Disinilah pentingnya mengenali dampak dari bergosip;
  • Tanyakan pada penggosip, apa pentingnya bergosip tentang orang yang bahkan tidak kita kenal;
  • Abaikan sebisa mungkin, beri respon seperlunya. Agar penggosip sadar bahwa kamu tidak senang bergosip dan membicarakan orang tersebut;
  • Usahakan untuk selalu terlihat sibuk sendiri dengan gadget atau pekerjaan lain jika gosip yang dibicarakan sudah mulai memanas;
  • Tetap positive thinking dan jangan terpancing dengan hal yang dibicarakan walau terlihat menarik;
  • Jangan ragu untuk mengungkapkan pada penyebar gosip bahwa Ibu tidak nyaman jika membicarakan keburukan orang lain; dan
  • Cara terbaik memutus mata rantai gosip adalah dengan tidak menyebarkannya lagi. Selain itu, cara ini juga bisa membantu Ibu berpikir lebih jernih dan sehat. 

Bergosip punya sisi positif, jika…


Bergosip memang lekat dengan citra negatif ya Bu. Tapi sebenarnya jika dikelola dengan baik, bergosip punya sisi positif lho. Melansir Positive Psycology berikut adalah manfaat positif bergosip:

  • Bergosip dapat membangun, mengelola dan mengembangkan hubungan dengan orang lain. Terutama jika berada di ruang lingkup baru seperti tempat kerja dan sebagainya;
  • Bergosip dapat menciptakan ikatan pada sebuah kelompok dengan sangat kuat;
  • Bergosip dapat membuat kita berbaur dan belajar bagaimana berperilaku sosial; dan
  • Bergosip dapat menyelesaikan konflik dalam sebuah kelompok.

Editor: Dwi Ratih