Covid-19 Intai Klaster Keluarga, Yuk Bantu Jaga Kesehatan Anak Mulai dari Rumah!
Saat awal tahun 2020 lalu, virus Covid-19 terasa seperti sesuatu yang asing, jauh, dan hanya menimpa orang-orang yang sering bepergian atau berkumpul di tempat ramai. Sedangkan kita yang di rumah, sesekali pergi ke supermarket atau bertemu kerabat dekat, merasa diri dan keluarga aman dari paparan virus.
Hampir setahun berlalu, pandemi Covid-19 kian meresahkan dan tanpa disadari menghampiri kita dengan kabar kerabat, maupun tetangga sebelah rumah didiagnosis positif. Tak dipungkiri, virus ini semakin dekat dan menjadi sesuatu yang familiar, bahkan mungkin sudah menyerang inner circle kita. Duh!
Kini Indonesia sedang memerangi wabah virus Covid-19 terparah di Asia Tenggara dengan lonjakan kasus harian yang semakin meningkat. Menurut data dari satuan tugas Covid-19 negara, tercatat ada 11.278 kasus baru per tanggal 14 Januari 2021, sehingga total mencapai 858.043.
Salah satu penyebabnya tak lain adalah tren peningkatan liburan menjelang akhir tahun 2020. Dilansir dari Kompas terkait survey Wego terhadap pengguna baru, minat masyarakat untuk liburan di periode Natal dan Tahun Baru justru meningkat jika dibandingkan musim Lebaran 2020 di mana pemerintah masih menerapkan protokol social distancing yang cukup ketat.
Dari sekian banyak orang yang berlibur, pasti ada beberapa yang bersinggungan dengan inner circle kita. Meski Ibu memutuskan di rumah saja, tak tertutup kemungkinan bahwa akan ada kontak dengan pembawa virus Covid dalam aktivitas harian. Entah itu tetangga yang datang membawa oleh-oleh liburan atau sahabat bertamu ke rumah. Hal ini tentu riskan, terutama bagi anak-anak yang kerap jadi sasaran peluk dan cium dengan dalih gemas.
Dilansir dari data Satgas Covid-19, kasus positif berdasar kelompok umur menyebutkan 2,6 persen kasus terjadi pada anak berusia 0-5 tahun dan 8,7 persen untuk usia 6-18 tahun. Yogi Prawira, Ketua Satgas Covid Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menyatakan setidaknya 1 dari 10 orang yang terinfeksi virus Covid-19 adalah anak-anak.
Ironisnya, sebagian anak-anak tersebut tertular justru ketika berada di dalam rumah. Penularan ini bisa berasal dari kerabat yang sering berkumpul di pusat keramaian, pulang berlibur, dan mereka yang sehari-hari bekerja di luar rumah atau kantor. Cukup banyak kasus penularan covid pada anak karena terbawa klaster liburan dan perkantoran.
Itu berarti, Ibu tak hanya harus menjaga daya tahan tubuh anak saat bepergian ke luar rumah, justru saat di rumah pun Ibu harus waspada agar anak tak tertular. Terlebih jika ada anggota keluarga serumah yang sudah dinyatakan positif Covid-19.
Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak saat Ada Anggota Keluarga Tertular Covid-19
Mengingat rumah sakit makin penuh dan nakes kewalahan, maka anggota keluarga yang positif Covid-19 mau tak mau harus melakukan karantina mandiri di rumah.
Tak mudah memang, apalagi jika ada si kecil yang sedikit-sedikit minta digendong atau ditemani. Meski godaan bersentuhan dengan anak sangat besar, ada beberapa protokol kesehatan yang wajib dilakukan di rumah. Diantaranya:
-
Perhatikan Ventilasi Ruang
Semakin baik ventilasi ruangan maka semakin rendah risiko penularan. Oleh karena itu, idealnya setiap orang yang terkena Covid-19 tinggal di kamar dengan toilet pribadi untuk meminimalisasi kontak dengan anggota rumah lainnya.
Tapi, bagaimana jika area rumah tidak cukup luas dan harus berbagi tempat? Jika tak ada ruangan khusus, pastikan jaga jarak dengan anggota keluarga lain terutama si kecil ya, Bu!
Jangan lupa tutup pintu ruangan orang yang terinfeksi untuk meminimalisasi pergerakan udara terkontaminasi di dalam rumah. Agar sirkulasi udara lancar, selain ruangan penderita Covid-19, rutin membuka jendela dan pintu amat penting untuk menjaga kesehatan anak dan keluarga.
-
Patuhi Protokol dan Jaga Kebersihan
Seluruh penghuni rumah wajib menerapkan protokol kebersihan pernapasan yang baik. Menurut CDC, orang yang terinfeksi dan si kecil harus sama-sama mengenakan masker saat berada di satu ruangan untuk menekan penyebaran partikel terinfeksi di udara dan menurunkan risiko penularan. Itu pun sebisa mungkin jaga jarak kurang lebih 6 langkah satu sama lain. Biasakan menutup mulut ketika batuk atau bersin, serta membuang tisu yang sudah terpakai secara aman.
Jangan lupa cuci tangan secara berkala, terutama sebelum makan dan setelah memegang permukaan yang dikhawatirkan terkontaminasi. Cuci tangan pakai sabun dan air setidaknya selama 20 detik serta gunakan sabun atau hand sanitizer dengan kandungan minimal 70% alkohol sesuai standar WHO.
Semua sampah terkontaminasi, seperti tisu yang sudah terpakai, masker dan sarung tangan, harus dimasukkan ke tempat sampah khusus yang sudah dilapisi plastik. Wajib gunakan sarung tangan jika akan kontak dengan cairan dari pasien, seperti muntahan, feses atau saliva.
-
Desinfeksi Ruang
Sebisa mungkin, hindari berbagi barang barang pribadi termasuk perlengkapan mandi dan alat makan. Jika ada permukaan barang yang terkontaminasi sentuhan pengidap Covid-19, segera cuci alat tersebut dengan air panas dan deterjen sebelum digunakan lagi.
Begitu pula dengan pakaian, selimut, sprei, dan handuk yang digunakan penderita harus dicuci menggunakan temperatur tinggi. Jemur pakaian di bawah sinar matahari agar virusnya mati.
Desinfeksi ruangan atau perabotan yang sering dipakai bersama, misalnya gagang pintu, saklar lampu, kamar mandi, kulkas dan lainnya. Agar anak aman, koleksi mainannya pun harus rutin dibersihkan.
-
Jaga Imun dan Kesehatan Mental setiap Anggota Keluarga
Merawat penderita Covid-19 pastinya amat menguras tenaga dan pikiran. Belum lagi stigma masyarakat yang cenderung mengucilkan pasien Covid. Beban mental ini bisa menurunkan semangat dan imunitas Ibu lho. Padahal ada hal yang harus jadi prioritas, yakni menjaga daya tahan tubuh anak dan anggota keluarga lain.
Dalam kondisi ada inner circle yang terdampak Covid-19, Ibu harus berusaha tetap tenang agar si kecil tidak panik. Catat klinik atau rumah sakit rujukan terdekat jika sewaktu-waktu harus lakukan pemeriksaan mendadak, hubungi orang terdekat untuk bantu trace back jika ada penularan, konsultasi dengan psikolog untuk dukungan mental, serta atur pola makan, kebiasaan, dan asupan vitamin selama masa karantina mandiri.
Agar tidak lelah secara fisik dan mental, berbagi tugas itu perlu. Setiap anggota keluarga harus memiliki kesadaran untuk memproteksi dirinya masing-masing dari paparan virus. Begitu pun dengan urusan menjaga daya tahan tubuh anak, ia harus mahir menjaga dirinya sendiri saat tidak dalam pengawasan orang tua.
Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak dari Luar Dalam dengan Gerakan Tangan ABC
Nah, mengajarkan anak kebiasaan baik ini bisa dilakukan dengan cara yang fun! Misalnya menerapkan #GerakanTanganABC dari Sakatonik yang mudah diingat dan dipraktekkan. #GerakanTanganABC merupakan gerakan tangan yang menyenangkan dipandu dengan video dan disertai iringan musik. Ibu bisa menonton video #GerakanTanganABC di sini. Ada 4 gerakan utama yang sangat mudah anak tiru:
A – Aku jaga jarak aman
B – Bawa dan pakai masker
C – Cuci tangan pakai sabun
D – Dan selalu minum vitamin
Tidak hanya liriknya mudah dihapal, #GerakanTanganABC juga mengedukasi anak untuk menjaga diri dengan double protection, yaitu perlindungan dari luar melalui gerakan tangan A, B, dan C, serta perlindungan dari dalam melalui gerakan tangan D yang mengingatkan untuk selalu minum vitamin.
Coba deh biasakan si kecil mengulang gerakan ini setiap hari agar ia mengasosiasikan proteksi diri bukan sebagai tugas yang melelahkan tapi sesuatu yang menyenangkan.
Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak dari Dalam dengan Rutin Konsumsi Vitamin
Dr.Caessar Pronocitro, Sp.A, M.Sc dalam IG Live Ibupedia bersama Sakatonik ABC tanggal 23 Desember 2020 lalu mengingatkan pentingnya menjaga daya tahan tubuh anak dengan melengkapi imunisasi serta jaga dari dalam dengan nutrisi yang bervariasi. Pastikan asupan si kecil mengandung vitamin A, B, C, D dan E yang banyak terkandung dalam aneka buah dan sayur seperti wortel, brokoli, jeruk, dan apel.
Lalu bagaimana jika si kecil sering pilih-pilih makanan? Ibu bisa bantu dengan suplemen terpercaya seperti Sakatonik ABC yang mampu mencukupi kebutuhan vitamin A, B, C, D, E.
Sakatonik ABC tersedia dalam bentuk tablet hisap yang disukai anak. Bentuk tablet hisap hadir dalam varian alfabet dan benda langit yang edukatif sehingga si kecil bisa sekaligus belajar sambil memenuhi kebutuhan nutrisinya dari dalam. Rasanya pun disukai anak, ada rasa anggur, jeruk, stroberi, dan antariksa alias tutty fruity.
Selain menjaga daya tahan tubuh anak, Sakatonik ABC punya manfaat baik untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Jika diperlukan, Ibu bisa menambahkan suplemen Sakatonik ABC 3 kali sehari dalam asupan harian si kecil.
Yuk bantu menjaga daya tahan tubuh anak dengan memberikan double proteksi terbaik! Penuhi kebutuhan nutrisi anak agar daya tahan tubuh tetap prima, terutama saat inner circle mulai terpapar virus Covid-19.
Jangan lupa, lakukan #GerakanTanganABC setiap hari agar anak terbiasa menerapkan protokol kesehatan di mana saja dan kapan saja. Meski di dalam rumah, tetap tidak boleh lengah! Perubahan kebiasaan itu pasti, adaptasi tak bisa dihindari, satu-satunya proteksi terbaik adalah menjaga diri agar tidak tertular atau menulari orang di sekitar. Ayo ciptakan inner circle yang kuat dan sehat dengan rutin #JagaLuarDalam!