Keluarga

Hukum Menitipkan Orang Tua Ke Panti Jompo Dalam Pandangan Islam

Hukum Menitipkan Orang Tua Ke Panti Jompo Dalam Pandangan Islam

Kisah nenek Trimah, yang merupakan seorang Ibu tiga orang anak di Magelang mendadak viral belakangan ini. Bukan tanpa sebab, hal ini karena ia mendadak dikirim ke Panti Jompo Griya Lansia, Malang, Jawa Tengah oleh tiga anaknya sendiri.

Jelas saja berita tersebut mengundang emosi banyak orang. Apalagi diketahui hal tersebut memang sengaja dilakukan tiga anak Trimah dengan sepucuk surat kuasa beserta tanda tangan di atas materai.

Berdasarkan surat pernyataan dari ketiga anaknya, mereka mengungkapkan tidak bisa merawat sang Ibu karena kesibukan masing-masing. Mirisnya lagi, dalam surat kuasa tersebut tertulis bahwa ketiga anaknya menyerahkan sepenuhnya pemakaman apabila sang Ibu meninggal dunia kepada Griya Lansia Malang.

Lalu sebenarnya dalam agama Islam sendiri, sebenarnya bagaimana hukum jika anak menitipkan orang tua ke panti jompo? Padahal berbakti pada orang tua hingga akhir hayat mereka merupakan sebuah amalan yang sangat dicintai Allah SWT, terutama seorang Ibu.

Nah, agar lebih jelasnya lagi mengenai menitipkan orang tua ke panti jompo ada baiknya simak terlebih dahulu dalam ulasan berikut ini ya Bu.

Hukum menitipkan orang tua ke panti jompo dalam Islam


Banyak orang bertanya-tanya jika ada seorang anak yang hendak menitipkan orang tua ke panti jompo apakah termasuk anak durhaka? Melansir Bimbingan Islam hal tersebut ternyata masuk dalam kedurhakaan.

Sebab, berkata kasar saja tidak boleh dan sangat terlarang apalagi ‘mengusir’ secara halus alias disingkirkan atau dijauhkan karena ketidakberdayaan mereka yang mulai pikun. Sehingga membuat mereka tidak tinggal lagi dengan anak-anak mereka lagi.

Hal ini sesuai dengan potongan Surat Al-Isra’ ayat 23–24 yang berbunyi sebagai berikut:

‎وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ

‎وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا  إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ
 إِحْسَانًا  ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ  الْكِبَرَ  أَحَدُهُمَا
 أَوْ  كِلَاهُمَا فَلَا  تَقُلْ  لَهُمَا أُفٍّ  وَلَا  تَنْهَرْهُمَا
 وَقُلْ  لَهُمَا قَوْلًا  كَرِيمًا * وَاخْفِضْ  لَهُمَا
 جَنَاحَ  الذُّلِّ مِنَ  الرَّحْمَةِ

Artinya: “Dan Allah telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selain-Nya, dan hendaknya kamu berbuat baik kepada orangtuamu. Jika salah seorang diantara keduanya atau dua-duanya hidup sampai usianya lanjut berada di sisimu, maka janganlah sekali-kali mengatakan kepada mereka ucapan “ah”, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang”.

Potongan ayat ini jika disimpulkan intinya adalah, meski orang tua sudah tidak berdaya anak hendaknya tetap merawat dan berbakti pada orang tua hingga akhir hayat mereka. Menjawab soal hukum menitipkan orang tua ke panti jompo seperti yang dilakukan anak-anak Ibu Trimah maka anak tersebut masuk dalam golongan anak durhaka.

Sebab, berbakti kepada orang tua adalah amalan yang agung. Hukumnya fardhu ain, alias wajib sesuai yang diamanatkan oleh Allah SWT kepada umatnya.

Besarnya pahala merawat orang tua yang sudah sepuh

Sewaktu kita masih kecil, orang tua rela memberikan segala hal agar kita bisa bahagia. Seorang Ibu rela merasakan sakit melahirkan dan memendam rasa lelah mengurus anak-anaknya agar mereka tetap sehat dan hidup dengan baik.

Seorang Ayah pun rela banting tulang mencari rezeki dari pagi hingga malam, agar keluarganya bisa memiliki kehidupan yang layak terutama anak-anaknya. Begitu besar perjuangan orang tua kita dahulu, rasanya tidak sebanding dengan apa yang sudah kita berikan saat ini pada mereka ya Bu.

Orang tua, apalagi jika sudah sepuh merupakan gerbang untuk masuk ke dalam surga. Bahkan amalan yang satu ini jika kita kerjakan dengan hati ikhlas dan penuh cinta inysaallah surga adalah jaminannya.

Nggak hanya itu, amalan ini juga dianggap lebih cepat dapat menggugurkan dosa-dosa besar kita sebagai seorang anak sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang mulia:

‎رَغِمَ أَنْفُهُ ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ،ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ “. قِيلَ : مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

‎رَغِمَ أَنْفُهُ ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ،ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ “. قِيلَ : مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا،
 ثُمَّ  لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

Artinya: ”Celaka seseorang itu(diulang tiga kali).

Sahabat bertanya: siapa yang celaka wahai Rasulullah?

Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut) tidak masuk surga”. (HR Muslim, no. 2551).

Sahabat Rasulullah SAW, Imam Nawawi menjelaskan hadits di atas dalam al Minhaj syarah Shahih Muslim yang pada intinya adalah, hadist ini memotivasi seseorang untuk melakukan Birrul walidain (bakti kepada orang tua), dan menjelaskan besarnya pahalanya.

Artinya seorang anak hendaknya berbakti kepada orang tua ketika mereka sudah sepuh dan melayani mereka atau memberikan nafkah, dan sebagainya, merupakan penyebab masuknya seseorang ke dalam surga.

Bagaimana jika terpaksa menitipkan orang tua  ke panti jompo?

Di luar dari hukum agama Islam, ketika anak menitipkan orang tua ke panti jompo pasti ada alasannya. Dalam tayangan kanal YouTube Smart Amal, Ustaz Abdul Somad alasan anak menitipkan orang tua ke panti jompo bisa jadi karena mereka berharap kebutuhan orang tua dapat terpenuhi dengan baik.

Namun, dalam hati yang paling dalam, orang tua pasti akan menangis dan Allah SWT sangat membenci anak-anak yang menyakiti hati orang tua mereka. Apalagi dengan segala pengorbanan yang sudah orang tua lakukan untuk anak tersebut.

Para ulama sepakat bahwa pada dasarnya tidak boleh menitipkan orang tua ke panti jompo. Terkecuali dalam kondisi yang sangat terpaksa dan berdasarkan keinginan, izin, ataupun kerelaan hati orang tua itu sendiri.

Namun kembali lagi, dari pada menitipkan orang tua ke panti jompo ada baiknya kita berlomba-lomba mencari pahala untuk mengurus mereka ya Bu. Apalagi perjuangan orang tua dalam membesarkan anaknya sungguh tak ternilai harganya.

Editor: Dwi Ratih