Keluarga

Husband Stitch: Asal Mula, Prosedur, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Husband Stitch: Asal Mula, Prosedur, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Baru-baru ini istilah husband stitch mendadak viral di kalangan pengguna Twitter. Beberapa orang yang masih awam mungkin belum memahami apa itu husband stitch. 

Apakah kamu termasuk salah satunya?

Secara sederhana, husband stitch merupakan jahitan yang diberikan pada seorang wanita setelah melalui proses persalinan pervaginam. Konon, jahitan ini dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi vagina seperti semula, agar kencang dan rapat layaknya masih perawan. 

Sebagian orang bahkan meyakini efek samping husband stitch berkaitan erat dengan kenikmatan hubungan seksual. Lantas, benarkah demikian?

Untuk menjawab rasa penasaran tentang apa itu husband stitch, artikel berikut ini akan memberikan informasi selengkapnya. Yuk baca sampai akhir dan jangan sampai ada yang terlewatkan, ya!

Bagaimana asal mula husband stitch?

Sebelum lahir tindakan husband stitch, sekitar tahun 1920-an lebih dulu muncul tindakan medis berupa episiotomi pada persalinan pervaginam. Episiotomi sendiri adalah prosedur medis dalam bentuk sayatan di area perineum (antara vagina dan anus). 

Pada dasarnya prosedur ini dilakukan untuk mempercepat proses persalinan pervaginam dengan cara melebarkan vagina. Dikutip dari Healthline, di tahun 1983 setidaknya ada lebih dari 60% wanita di Amerika Serikat yang menjalani prosedur episiotomi ini.

Sayangnya, tindakan medis episiotomi dinilai bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan wanita. 

Hal tersebut dikarenakan episiotomi memicu trauma jaringan yang berkepanjangan, serta menyebabkan hubungan seksual terasa menyakitkan. Oleh karena itu, lahirlah prosedur medis husband stitch.

Apa itu husband stitch?

Menurut para tenaga medis Indonesia, tidak ada istilah husband sticth dalam istilah medis. Namun, husband stitch yang dimaksud cenderung mendekati istilah vaginal tightening surgery. 

Dilansir dari Medical News Today, vaginal tightening surgery adalah prosedur medis berupa pemberian jahitan tambahan pada wanita setelah melalui persalinan pervaginam, jika terjadi robekan pada area perineum.

Jahitan tambahan ini bisa memperkecil lubang vagina setelah persalinan. Artinya, ketika seorang wanita melalui persalinan pervaginam dan membutuhkan tiga jahitan, misalnya, maka akan ditambahkan satu jahitan lagi melalui tindakan husband stitch.

Bagaimana prosedur husband stitch?

Beberapa wanita mengalami perineum robek saat melahirkan melalui persalinan pervaginam. Tentu saja, ini adalah hal yang lumrah terjadi. Bahkan setidaknya 9 dari 10 wanita pernah mengalami hal ini saat persalinan pervaginam, terutama bagi wanita yang baru pertama kali melahirkan. 

Robekan perineum juga bisa terjadi saat bayi yang akan dilahirkan memiliki berat badan lebih dari 3,5 kg.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengungkapkan prosedur husband stitch sebenarnya tidak direkomendasikan pada persalinan pervaginam spontan. 

Namun, apabila terjadi komplikasi atau persalinan berlangsung terlalu lama maka dokter atau bidan diperbolehkan melakukan tindakan episiotomi dengan persetujuan pasien. 

Hal ini juga berlaku untuk pemberian jahitan tambahan melalui prosedur husband stitch. Tanpa persetujuan pasien, kedua prosedur tersebut tidak bisa dilakukan oleh dokter maupun bidan.

Apa manfaat husband stitch?

Setelah mengetahui apa itu husband stitch, muncul pertanyaan apakah manfaat husband stitch benar-benar ada? Beberapa orang mengklaim bahwa husband stitch bisa meningkatkan frekuensi orgasme saat berhubungan intim.

 Jahitan tambahan pasca episiotomi ini juga disebut-sebut bisa membuat vagina kembali kencang setelah melewati persalinan pervaginam, sehingga suami lebih puas.

Akan tetapi, di sisi lain husband stitch justru menuai pro dan kontra di masyarakat. Prosedur jahitan tambahan atau husband stitch dipandang sebagai objektifikasi tubuh perempuan dalam dunia medis. 

Hal ini dikarenakan, prosedur ini melanggengkan gagasan bahwa keberadaan tubuh wanita hanya untuk kesenangan pria.

Lantas, apa efek samping husband stitch?

Alih-alih memberi manfaat, ternyata efek samping husband stitch lebih banyak didapatkan oleh wanita. Menurut World Health Organization (WHO) bahkan husband stitch tidak hanya berdampak secara fisik, tapi juga psikis. 

Efek samping husband stitch yang sering dirasakan oleh wanita, yaitu terjadinya peningkatan nyeri, perdarahan, serta infeksi di lokasi sayatan. Pada kondisi paling parah, efek samping husband stitch juga memicu rasa sakit saat berhubungan intim dan prolaps rahim.

Sementara itu, efek samping husband stitch secara psikis bisa menimbulkan trauma berkepanjangan pada wanita. 

Rasa trauma ini bahkan membuat wanita takut berhubungan intim, takut hamil, dan takut melalui proses persalinan lagi. Oleh karena itu, prosedur husband stitch tidak dianjurkan oleh pakar medis.

Apa ada cara pencegahannya?

Untuk mencegah timbulnya efek samping husband stitch, Ibu bisa berlatih agar tidak terjadi robekan perineum saat persalinan pervaginam. Pertama, saat pembukaan sudah lengkap pastikan Ibu mengejan dengan perlahan agar jaringan di sekitar jalan lahir terbuka maksimal. 

Kedua, jaga area sekitar perineum tetap hangat dengan cara menempelkan kain lembut yang sudah direndam air hangat terlebih dulu. Cara ini efektif untuk membuat jaringan kulit di sekitar perineum lebih elastis.

Ketiga, pijat perineum sejak usia kandungan memasuki akhir trimester ketiga atau menjelang persalinan. Namun, disarankan agar pijat perineum ini dilakukan oleh tenaga medis, baik bidan atau perawat yang membantu persalinan. 

Tujuannya agar otot-otot vagina tidak tegang dan bayi bisa keluar dengan lancar.

Jadi, terjawab sudah pertanyaan tentang apa itu husband stitch hingga efek samping husband stitch itu sendiri. 

Jika Ibu memiliki kecemasan tersendiri tentang kemungkinan robekan jalan lahir, ada baiknya jika berkonsultasi lebih dulu dengan obgyn atau bidan sebelum menjalani proses persalinan. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

Editor: Dwi Ratih