Keluarga

Info Penting Seputar Vaksin Covid-19 Untuk Anak. Yuk, Catat!

Info Penting Seputar Vaksin Covid-19 Untuk Anak. Yuk, Catat!

Setelah menunggu beberapa minggu, akhirnya vaksin Covid-19 untuk anak sudah mulai diberikan, ya, Bu! Kabar gembira ini disambut baik oleh masyarakat, terutama para orang tua yang ingin anaknya divaksin Covid-19. Sejak awal Juli, pemerintah kita memang sudah memperluas cakupan vaksin, yang awalnya vaksin hanya diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan dan orang-orang lanjut usia, sekarang sebagian anak berusia 12 hingga 17 tahun pun sudah mulai mendapatkan vaksin dosis pertamanya.

Menurut keterangan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari Kompas, memasuki akhir Juli ini sudah ada 718 ribu anak usia 12-17 tahun yang telah divaksin. Tentunya, pemerintah akan terus mempercepat vaksinasi untuk seluruh masyarakat, tak terkecuali anak-anak. Vaksinasi sendiri sangat penting dilakukan karena bisa mendukung terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok. Dengan begitu, angka persebaran Covid-19 bisa ditekan dan pandemi dapat dikendalikan.

Pentingnya Vaksin Covid-19 Untuk Anak


Di awal pandemi, virus Covid-19 kebanyakan hanya menyerang orang-orang yang sudah lanjut usia. Gejala yang dirasakan akan semakin berat jika orang tersebut memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini terus bermutasi membentuk varian baru, yang mana membuatnya tidak hanya bisa menyasar orang-orang lanjut usia saja, tetapi hampir semua kelompok umur, termasuk anak-anak. 

Varian baru Delta yang banyak jadi perbincangan ini jadi salah satu contohnya. Seperti dikutip dari website Pemerintah DKI Jakarta khusus untuk penanggulangan Covid-19, sampai tanggal 5 Juli kemarin, sudah ada 140 ribu lebih kasus Covid-19 pada anak, lo, Bu. Sekitar 500 orangnya bahkan dinyatakan meninggal dunia. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan sebelumnya! Melihat semakin maraknya kasus Covid-19 pada anak, maka pemerintah pun juga mulai memperluas cakupan vaksin Covid-19 untuk anak. Di masa depan jika virus ini masih belum terkendali, dikhawatirkan akan semakin banyak varian baru muncul, yang mungkin bisa lebih ganas lagi.

Sebenarnya, terlepas dari kelompok usia yang divaksin, vaksin sendiri memiliki peranan penting untuk mendorong tubuh membentuk antibodi. Antibodi inilah yang nantinya bisa membantu tubuh memerangi virus yang masuk. Di dalam vaksin, terdapat komponen kecil dari virus yang sudah dinonaktifkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Jika kita divaksin, tubuh akan mengenali virus tersebut, lalu sistem imun yang bertugas melawan virus itu jadi terbentuk. Nah, kalau suatu ketika kita terinfeksi, tubuh sudah terlatih untuk memeranginya, ini dapat membantu meringankan gejala yang muncul hingga mengurangi risiko kematian, lo!

Dalam jangka panjang, vaksinasi juga akan mempercepat tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok. Semakin banyak orang yang divaksin, maka semakin banyak orang yang “kebal” terhadap virus. Mereka yang divaksin, selain berisiko lebih rendah mengalami perburukan, juga akan sulit menularkan virus ke orang lain. Dengan begitu angka penularan pun bisa menurun. Kondisi ini juga akan sangat membantu mereka yang tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan, lo. Jadi manfaat vaksin tidak bisa hanya dirasakan diri kita, tetapi juga orang lain dan masyarakat luas!

Syarat Sebelum Vaksinasi Anak

Sebelum anak divaksin, sebaiknya orang tua memerhatikan beberapa hal berikut ini supaya proses vaksin lebih lancar dan vaksin juga bisa bekerja secara efektif.

1. Sudah berusia 12 tahun ke atas

Saat ini vaksin Covid-19 untuk anak baru tersedia bagi mereka yang telah berusia 12 tahun ke atas. Sekitar akhir Juni lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 untuk anak. Keputusan ini diambil berdasarkan kajian BPOM bersama Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Program vaksinasi anak kelompok umur 12-17 tahun sudah dimulai sejak 29 Juni lalu atau bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional dan akan dilakukan secara bertahap dengan memprioritaskan mereka yang tinggal di Pulau Jawa.

2. Sebaiknya konsultasi ke dokter anak dulu


Sebelum vaksin Covid-19 untuk anak, sebaiknya Ibu dan Ayah berkonsultasi dulu ke dokter anak untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini karena tidak semua orang bisa divaksin. Orang dengan kondisi medis tertentu justru tidak disarankan untuk vaksin. Berkonsultasi ke dokter semakin direkomendasikan jika anak memiliki penyakit komorbid. Jangan menganggap bahwa komorbid hanya bisa dialami orang dewasa saja, ya. Anak-anak pun bisa mengalaminya. Biasanya yang termasuk komorbid dan bisa dialami anak-anak adalah diabetes, asma, atau hipertensi.

Namun, bukan berarti anak yang memiliki komorbid tidak dapat memperoleh vaksin Covid-19. Sebetulnya vaksin sendiri tidak akan memperburuk komorbid pada anak. Tapi sebaiknya pemberian vaksin dilakukan saat komorbid anak sedang tidak kambuh. Vaksin yang diberikan saat komorbid sedang kambuh justru akan kurang efektif. Jika komorbidnya sedang tidak stabil atau kambuh, lebih baik fokus dulu untuk menanganinya, baru setelah stabil, anak bisa divaksin Covid-19.

3. Tubuh anak harus dalam kondisi fit


Seperti halnya orang dewasa, vaksin Covid-19 untuk anak juga sebaiknya diberikan saat anak benar-benar sedang dalam kondisi fit. Sebelum hari vaksin tiba, minta anak untuk tidur tepat waktu serta memperbanyak makan makanan bergizi seimbang. Begadang dapat membuat tubuh lesu keesokan harinya. Ini bisa membuat tekanan darah dan gula dalam darah anak naik, sehingga membuatnya tidak dapat divaksin. Jika dipaksakan, efektivitas vaksin juga bisa berkurang. Setidaknya anak harus tidur malam 6 hingga 8 jam sebelum vaksin keesokan hari.

4. Anak dalam kondisi tertentu tidak dianjurkan vaksin

Anak-anak dengan kondisi medis tertentu sebaiknya tidak divaksin. Ini berdasarkan dari rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang tidak menganjurkan penggunaan vaksin pada anak dan remaja dengan beberapa kondisi di bawah ini:

  • Memiliki penyakit autoimun, atau penyakit lain yang mengganggu sistem imun tubuh;
  • Menderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi;
  • Sedang menjalani pengobatan imunosupresan;
  • Sedang demam lebih dari 37,5 derajat celsius;
  • Baru sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan;
  • Baru mendapatkan imunisasi atau vaksin lain kurang dari 1 bulan;
  • Sedang hamil;
  • Memiliki hipertensi tidak terkendali;
  • Memiliki diabetes melitus yang tidak terkendali; dan
  • Mempunyai penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital yang tidak terkendali.

5. Siapkan dokumen pendukung

Yang satu ini sebenarnya termasuk syarat administrasi, ya, Bu. Namun ini juga tidak kalah pentingnya dengan syarat-syarat sebelumnya. Sebelum melakukan pendaftaran, sebaiknya siapkan dulu dokumen-dokumen pendukung yang biasanya diperlukan untuk vaksin Covid-19 anak. Umumnya pendaftaran vaksin memerlukan Kartu Keluarga (KK) atau KTP anak yang mencantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) anak. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya dokumen tersebut juga difotokopi. Pastikan juga anak sudah mendapat izin dari orang tua dan membawa alat tulis sendiri untuk meminimalisir kontak dengan benda-benda yang sudah disentuh banyak orang.

Daftar Vaksin Covid-19 Untuk Anak

Sebenarnya, ada beberapa jenis vaksin Covid-19 yang bisa diberikan untuk anak. Sejauh ini terdapat beberapa laporan bahwa anak-anak di Amerika Serikat telah divaksin jenis Pfizer. Ada juga yang mendapatkan vaksin jenis Moderna. Penggunaan vaksin Covid-19 di tiap negara itu berbeda-beda, tergantung kebijakan masing-masing pemerintah. Di Indonesia sendiri penggunaan vaksin harus mengantongi izin BPOM.

Untuk saat ini, sudah ada 5 jenis vaksin Covid-19 yang telah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM, di antaranya Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, vaksin PT Bio Farma, dan Moderna. Namun, baru satu jenis vaksin Covid-19 untuk anak yang sudah mengantongi EUA, yaitu Sinovac. Vaksin ini sendiri bisa diberikan pada anak berusia 12-17 tahun, dosis pemberiannya 0,5 ml sebanyak dua kali, dengan interval atau jaraknya minimal 28 hari. Jadi misalnya anak Ibu sudah mendapatkan vaksin dosis pertama tanggal 1 Juli, dosis kedua bisa diberikan minimal tanggal 28 Juli.

Selain Sinovac, sebenarnya ada jenis vaksin lain yang saat ini sedang dalam proses mendapatkan EUA dari BPOM, yaitu Pfizer. Jika izin sudah keluar, vaksin ini juga bisa diperoleh anak-anak usia 12 tahun ke atas. Pfizer sendiri telah melakukan uji klinis pada anak-anak di atas 12 tahun, sehingga bisa dikatakan penggunaannya pun aman.

Efek Samping Vaksin Covid-19 Untuk Anak

Sama seperti vaksin lain pada umumnya, vaksin Sinovac yang saat ini sudah bisa diberikan pada anak usia 12-17 tahun pun juga memiliki efek samping. Namun seperti hasil uji klinis fase I dan II di China, efek samping yang dialami relawan 12-17 tahun hanya efek ringan hingga sedang.

Laporan yang paling banyak diterima hanya rasa nyeri yang terasa di lengan bekas suntikan. Efek ini pun juga banyak dialami orang dewasa, namun biasanya akan hilang beberapa hari kemudian. Selain itu, beberapa orang biasanya juga mengalami demam dan meriang seperti mau flu, namun hanya berlangsung 1-2 hari. Demam ini pun merupakan pertanda bahwa tubuh sedang membentuk antibodi untuk melawan virus.

Tips Ajak Anak Untuk Vaksin Covid-19

Beberapa anak mungkin ada yang takut jarum suntik, sehingga perlu pendekatan khusus supaya mereka mau untuk divaksin. Tips dari UNICEF di bawah ini mungkin bisa membantu Ibu dan Ayah meyakinkan anak agar mau divaksin. Simak, deh!

1. Orang tua perlu memahami dulu informasi terkait vaksin

Sebelum mengajak anak vaksin, sebaiknya orang tua menjelaskan dulu informasi-informasi mendasar seputar vaksin kepada anak, agar mereka memiliki bayangan. Namun, sebelum itu, tentu saja orang tua perlu memahami terlebih dahulu informasi seputar vaksin, mulai dari jenis vaksinnya, sampai bagaimana vaksin bekerja sehingga mampu menekan angka penularan. Orang tua juga perlu mengetahui beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada anak setelah divaksin Covid-19.

2. Tanyakan dulu kepada anak apa yang mereka ketahui tentang vaksin

Setelah Ibu dan Ayah membaca atau bertanya informasi terkait vaksin kepada ahlinya, sebelum menjelaskan kepada anak, sebaiknya tanyakan dulu apa saja yang anak ketahui tentang vaksin. Karena bisa jadi ia sudah sering mendengar berita di televisi, mendengar cerita dari teman-temannya, atau membaca di artikel-artikel online. Menanyakan pengetahuan anak ini akan berguna bagi kita untuk membantu menjelaskan hal-hal yang mungkin salah dipahami anak, atau belum diketahui anak sama sekali. Ini juga akan mempermudah kita membangun percakapan dengan anak seputar vaksin.

3. Jelaskan cara kerja vaksin menggunakan bahasa sesederhana mungkin

Setelah mengetahui batasan informasi yang sudah diketahui anak, kini saatnya orang tua yang menjelaskan kira-kira apa saja info soal vaksin yang belum diketahui atau belum dipahami dengan benar oleh anak. Salah satu pengetahuan penting yang perlu anak ketahui tentang vaksin adalah bagaimana vaksin itu bekerja. Ini juga dapat mendorong keinginan anak untuk divaksin, lo!

Tapi sebelum memberi penjelasan, pastikan Ibu dan Ayah menyiapkan kalimat-kalimat dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Biasanya anak akan lebih mudah paham jika informasi tersebut diilustrasikan dengan sesuatu yang mereka sukai atau yang relevan dengan aktivitas mereka. Misalnya, dengan kalimat berikut ini:

“Kakak tahu nggak kalau vaksin itu bekerja seperti polisi di film-film action? Sebelum menangkap penjahat, polisi biasanya akan menempelkan poster yang ada gambar wajah penjahat ke seluruh penjuru kota. Nanti siapapun yang melihat orang tersebut, bisa lebih mudah melaporkannya ke polisi, terus penjahatnya bisa ditangkap, deh. Nah, begitupun dengan vaksin. Nanti pas kakak disuntik, vaksin di dalam tubuh kakak akan dianggap sebagai penjahat. Terus tubuh kakak akan membangun sistem imun yang bertugas menangkap virus itu. Jadi ketika kakak terinfeksi virus yang sama, tubuh kakak sudah siap untuk melawan virus tersebut! Keren, kan??”

4. Tanyakan apakah mereka memiliki keraguan atau pertanyaan lain seputar vaksin

Setelah memberi penjelasan dari A-Z soal vaksin Covid-19, lalu tanyakan kembali kepada anak apakah mereka masih memiliki keraguan atau pertanyaan lain. Bisa jadi ia masih bingung dan bertanya-tanya. Jika penjelasan Ibu atau Ayah masih sulit dipahami anak, cobalah untuk menjelaskan lagi lewat gambar. Atau kamu bisa googling gambar visual yang bisa membantu memberi penjelasan soal vaksin Covid-19 untuk anak.

Cara Daftar Vaksin Covid-19 Untuk Anak

Sebenarnya cara daftar vaksin Covid-19 untuk anak dengan vaksin untuk orang dewasa tidak jauh berbeda. Kamu bisa mendaftarkan anak lewat situs Peduli Lindungi, atau bisa juga menanyakan langsung ke fasilitas kesehatan yang memang memiliki layanan vaksinasi Covid-19. Biasanya setiap rumah sakit atau puskesmas memiliki sistem atau alur pendaftaran masing-masing. Sebagian ada yang menyediakan pendaftaran online, tapi ada juga yang masih harus datang langsung ke lokasi.

Untuk memastikan cara daftarnya, Ibu bisa lo menelpon langsung faskes tersebut. Umumnya faskes-faskes juga memiliki akun Instagram sendiri. Setiap ada update informasi, biasanya akan diunggah di sana. Jadi, sebelum menelpon, kamu juga bisa mencari tahu akun media sosial mereka, siapa tahu sudah ada informasi soal alur pendaftaran vaksin Covid-19 untuk anak-anak.

Meskipun program vaksinasi sudah berjalan, tapi Ibu dan Ayah jangan lengah dan tetap waspada untuk menerapkan protokol kesehatan, ya. Ajarkan juga anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun, memakai double masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih