Keluarga

Jangan Self-Diagnose! Kenali 8 Tanda Harus ke Psikiater

Jangan Self-Diagnose! Kenali 8 Tanda Harus ke Psikiater

Banyak orang masih kesulitan dalam mengenali tanda harus ke psikiater. Hal ini dikarenakan tidak mudah mengetahui apakah pikiran, perasaan, dan perilaku yang kamu alami adalah normal. Sebagian orang bahkan sulit mengakui bahwa kondisi psikisnya membutuhkan bantuan dari profesional. Faktanya, pergi ke psikiater sama halnya dengan ketika kamu pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi tubuh yang sakit.

Mental illness atau gangguan mental mungkin menakutkan bagi sebagian orang, dan sayangnya, ada semacam stigma negatif yang terkait dengan istilah tersebut. Padahal, mengalami gangguan mental tidak berarti seseorang itu gila. Perlu diketahui, ada banyak bentuk gangguan mental. Namun, yang sering ditemukan adalah gangguan kecemasan, depresi, maupun bipolar disorder.

Tentu saja, kamu tidak bisa melakukan self-diagnose (diagnosa diri sendiri). Pasalnya, penyebab gangguan mental bisa beragam, seperti seperti stres, ketidakseimbangan hormon, hingga faktor genetik. Dalam hal ini, evaluasi psikiater bisa membantu mengidentifikasi masalah, penyebab, dan pilihan pengobatan sesuai yang kamu butuhkan.

Lantas, seperti apa kondisi kesehatan mental seseorang yang menunjukkan tanda harus ke psikiater? Berikut penjelasan selengkapnya. Yuk, simak!

1. Ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi

Setiap orang memiliki saat-saat ketika mereka merasa sedih, marah, atau mudah tersinggung. Ini adalah perasaan normal yang harus dimiliki manusia dalam hidup. Namun, ketika seseorang memiliki emosi yang berlebihan sehingga kesulitan bahkan tidak mampu mengontrol dan mengelolanya, maka kondisi ini merupakan tanda harus ke psikiater. Seorang psikiater bisa memberikan bantuan secara tepat.

2. Pekerjaan atau aktivitas terganggu

Kesulitan berkonsentrasi, kesulitan mengelola emosi di tempat kerja, atau penurunan tajam dalam produktivitas, bisa menjadi tanda harus ke psikiater. Kamu mungkin bekerja lebih lambat daripada biasanya. Bahkan kamu malas untuk berangkat bekerja setiap pagi hari. Kondisi ini berkaitan erat dengan masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, segera hubungi psikiater terpercaya untuk mendapat penanganan yang terbaik.

3. Kehilangan semangat atau energi

Selanjutnya, tanda harus ke psikiater juga ditunjukkan ketika seseorang kehilangan semangat atau energi untuk mengerjakan sesuatu. Termasuk melakukan hobi atau hal-hal yang biasanya disukai. Pada kondisi yang lebih buruk, kehilangan semangat ini bisa mengakibatkan seseorang merasa hampa, sehingga tidak lagi memiliki semangat hidup. Jika tidak segera mendapat pertolongan, seseorang bisa saja memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup (bunuh diri).

4. Perubahan pola tidur

Dikutip dari Psychology Today, pola tidur berbicara banyak tentang kesehatan mental seseorang. Artinya, ketika terjadi perubahan pola tidur yang cukup signifikan bisa jadi ini merupakan tanda harus ke psikiater. Perubahan pola tidur dalam hal ini termasuk kondisi sulit tidur atau tidur lebih lama dari waktu yang seharusnya. Di samping itu, jadwal dan durasi tidur juga akan mempengaruhi seberapa sehat mental seseorang. Bagi orang dewasa, waktu tidur normal adalah 7-8 jam dalam sehari.

5. Sering mimpi buruk

Selain mengalami perubahan pola tidur, saat mengalami gangguan mental seseorang bisa juga sering mendapatkan mimpi buruk. Dilansir dari Very Well Mind, gangguan mimpi buruk dianggap sebagai parasomnia, sejenis gangguan tidur yang mengganggu tidur seseorang dengan menciptakan pengalaman yang tidak diinginkan. Jika kamu mengalami mimpi buruk terus menerus sebaiknya jangan diabaikan, bisa jadi mungkin itu adalah tanda harus ke psikiater.

6. Kesehatan fisik menurun

Sakit perut, sakit kepala, dan nyeri di seluruh tubuh bisa disebabkan karena adanya masalah kesehatan mental. Tentu saja, penting untuk menemui dokter jika kamu memiliki masalah kesehatan fisik. Namun demikian, jika dokter menentukan tidak ada penyebab medis yang diketahui, ini adalah tanda harus ke psikiater. Pasalnya, kecemasan, depresi, dan tekanan emosional bisa menyebabkan sejumlah gejala fisik. Pengobatan bersama psikiater bisa membantu kamu merasa lebih baik, secara fisik maupun psikis.

7. Mengalihkan diri pada hal-hal negatif

Kondisi mental yang tidak stabil, lebih sering memicu kamu untuk melakukan hal-hal yang negatif. Biasanya, keputusan tersebut diambil lantaran kamu ingin mengalihkan perhatian dari hal-hal atau kondisi yang membuatmu merasa tertekan. Misalnya, kamu makan lebih banyak, merokok, atau bahkan mengonsumsi alkohol. Pengalihan ini tentu bukan pilihan yang tepat. Sebaliknya, situasi tersebut merupakan tanda harus ke psikiater.

8. Hubungan pribadi dan profesional terganggu

Terakhir, tanda harus ke psikiater juga bisa ditunjukkan ketika hubungan pribadi dan profesional seseorang terganggu. Misalnya, kamu menjadi lebih mudah tersinggung dengan rekan kerja. Bisa juga ketika kamu lebih sering berbicara dengan nada tinggi kepada pasangan. Kedua kondisi ini sangat jelas dipengaruhi oleh kesehatan mental yang sedang tidak baik-baik saja. Ingat, untuk menjalankan hubungan yang sehat, kamu pun harus sehat terlebih dulu secara lahir dan batin.


Meskipun gangguan kesehatan mental yang parah memerlukan intervensi psikiater yang lebih intensif, banyak orang mendapat manfaat dari terapi jangka pendek berdasarkan tanda harus ke psikiater yang ia alami. Terapi ini berorientasi pada tujuan untuk mengatasi masalah tertentu atau konflik interpersonal. Dengan psikiater yang tepat kamu mendapat kesempatan berbicara lebih leluasa, tanpa takut akan memperoleh penilaian negatif. 

Jadi, jangan lagi merasa takut untuk mengakui tanda-tanda adanya masalah pada kesehatan mental. Semakin cepat kamu mendapat terapi dari psikiater, maka semakin cepat pula kamu kembali menikmati hidup.