Ibupedia

Keracunan MBG Parents Wajib Tahu Pertolongan Pertama Yang Perlu Dilakukan

Keracunan MBG Parents Wajib Tahu Pertolongan Pertama Yang Perlu Dilakukan
Keracunan MBG Parents Wajib Tahu Pertolongan Pertama Yang Perlu Dilakukan

Alih-alih mendapatkan makanan bergizi gratis dari pemerintah, namun malah keracunan. Yup! Itulah yang terjadi pada beberapa siswa di Bandung Barat. Nggak Cuma itu nih Parents, kabarnya jumlah korban yang terdata mengalami keracunan MBG alias makanan bergizi gratis dari pemerintah sudah mencapai 1.000 anak.

Korban yang mengalami keracunan MBG rata-rata mengeluhkan gejala berupa mual-mual, pusing, bahkan ada juga yang mengalami kejang-kejang. Akibat kejadian tersebut, PemKab Bandung Barat pun menetapkan kasus ini sebagai kasus keracunan massal sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Di luar dari kejadian tersebut, keracunan makanan sendiri sebenarnya terjadi akibat makanan terpapar bakteri, virus atau zat beracun lainnya. Selain makanan yang tercemar, keracunan makanan juga bisa terjadi akibat bahan masakan tidak diproses dengan cara yang benar, atau bahkan tidak dimasak hingga benar-benar matang.

Lalu, adakah upaya yang bisa Parents lakukan untuk mencegah si kecil mengalami keracunan makanan? Bagaimana cara mengatasi keracunan makanan pada anak? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut, yuk!

Ketahui gejala keracunan makanan pada anak sekolah

Laman Center for Disease Control and Prevention (CDC) Memaparkan bahwa keracunan makanan sedikit banyak akibat paparan atau kontaminasi dari bakteri Salmonella atau E.coli, gejala keracunan makanan yang perlu Parents waspadai sendiri sebenarnya bervariasi. Tergantung jenis paparan kuman yang si kecil telan.

Namun, secara umum gejala keracunan anak bisa berkisar dari gejala ringan hingga serius yang dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari seperti:

• Diare

• Sakit perut

• Mual-mual

• Muntah

• Beberapa anak mungkin juga mengalami demam

• Kejang-kejang.

Apabila keracunan makanan pada anak tidak segera ditangani dengan baik, maka bisa menyebabkan si kecil mengalami dehidrasi. Akibat berkurangnya cairan dalam tubuh karena muntah atau diare.

Kejang-kejang, kenali tanda bahaya jika anak keracunan makanan

Berdasarkan kasus keracunan MBG yang dialami sejumlah siswa di Bandung Barat kemarin, rata-rata mengalami gejala keracunan yang cukup khas seperti yang Ibumin sebutkan di atas. Termasuk kejang-kejang dan diare.

Para siswa tersebut terlihat segara dilarikan ke rumah sakit terdekat agar bisa mendapatkan penanganan khusus. Terlebih kejang merupakan tanda anak mengalami keracunan makanan, yang harus mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin.

Apalagi jika ditambah dengan gejala lain seperti demam tinggi. Jika dikutip dari Mayo Clinic keracunan MBG atau makanan lain bisa menyebabkan kejang, meskipun kejang merupakan gejala yang tergolong terjadi. Akan tetapi, jika si kecil memiliki riwayat kejang sebelumnya, mual dan muntah berlebihan ternyata juga bisa memicu kejang.

Nggak hanya itu nih Parents, kejang yang terjadi juga bisa diakibatkan oleh paparan bakteri patogen tertentu, seperti Listeria. Bakteri ini sangat berbahaya dan dapat menyebar dari usus ke otak, serta menyebabkan gejala neurologis, termasuk kejang. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kerusakan neurologis jangka panjang, termasuk kejang.

Keracunan MBG marak terjadi, lakukan pertolongan pertama saat anak keracunan makanan

Kalau mengutip dari Kids Health secara keseluruhan, keracunan makanan pada anak seperti yang terjadi pada keracunan MBG belakangan ini nggak memerlukan penanganan khusus dari dokter. Dengan catatan, gejala yang muncul bersifat ringan dan tidak menyebabkan dehidrasi hingga kejang.

Pada anak yang pada dasarnya imun tubuh dan kesehatannya cukup stabil, kemungkinan besar nggak akan mengalami dehidrasi berkepanjangan. Asalkan kebutuhan cairannya tetap terpenuhi dengan cukup. Selain itu, cara mengatasi keracunan makanan pada anak sebagai pertolongan pertama keracunan yang bisa Parents lakukan diantaranya:

1. Pastikan kebutuhan cairannya tercukupi

Rasa haus berlebihan, intensitas buang air kecilnya yang sedikit atau jarang, serta keluhan pusing dan mata cekung merupakan tanda awal dehidrasi pada anak keracunan MBG. Diare dan muntah yang tak kunjung berhenti juga bisa menyebabkan dehidrasi, untuk itu pertolongan pertama keracunan yang perlu Parents lakukan adalah memastikan kebutuhan cairan anak tercukupi.

Bila perlu berikan oralit atau cairan khusus yang mengandung elektrolit tinggi. Jika semua sudah dilakukan namun tak kunjung membaik, segera bawa si kecil ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan.

2. Makan sedikit demi sedikit

Tujuannya agar anak tetap bertenaga selama masa dehidrasi, usahakan berikan makanan yang mudah dicerna seperti pisang atau biskuit tanpa gula. Namun jika ia mual dan muntah, hentikan terlebih dahulu ya Parents.

3. Jangan berikan obat sembarangan

Meski banyak sekali obat-obatan diare dijual bebas, namun sebaiknya jangan berikan obat sembarangan ya Parents. Salah megonsumsi obat dapat mengakibatkan keracunan semakin parah.

4. Ciptakan lingkungan nyaman agar anak bisa beristirahat

Dehidrasi bisa menyebabkan tubuh anak menjadi lemas. Oleh sebab itu, setelah tubuhnya kembali pulih pastikan si kecil beristirahat dengan nyaman ya, Parents.

Pencegahan keracunan makanan, Parents bisa lakukan ini

Sebagai orang tua, kita tentu selalu berdoa agar kasus keracunan MBG ini nggak terjadi lagi. Terlebih, MBG merupakan program pangan pemerintah yang mendukung peningkatan gizi masyarakat Indonesia.

Tapi, nggak ada salahnya kita berusaha agar kejadian ini nggak berulang dengan pencegahan mandiri meliputi:

• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

• Memastikan piring dan peralatan makan yang digunakan benar-benar bersih

• Ajarkan anak mengenai tekstur daging atau protein hewani lainnya yang sudah matang dan masih belum benar-benar matang. Ajarkan juga untuk mengidentifikasi makanan jika berbau tidak sedap, agar jangan dikonsumsi

• Ajarkan anak untuk memerhatikan tanggal kadaluwarsa makanan atau minuman. Terutama jika segelnya rusak, atau penyok.

Keracunan MBG di Bandung Barat memang bukan yang pertama di Indonesia, terhitung sejak program ini berjalan. Pemerintah dan Badan Pengawas Obat dan Makanan harus memperhatikan betul mengenai kualitas makanan, yang hendak dikonsumsi anak-anak. Supaya kasus keracunan MBG ini tak terulang kembali, dan anak-anak tetap bisa menikmati hidangan MBG dengan aman.

Follow Ibupedia Instagram