Keluarga

Maksimalkan Kemampuan Si Kecil dengan Metode Montessori Anak

Maksimalkan Kemampuan Si Kecil dengan Metode Montessori Anak

Saat ini metode Montessori anak sudah cukup populer di Indonesia, terlebih di ranah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Perlu diketahui, metode Montessori anak pertama kali dicetuskan oleh seorang dokter asal Italia, Dr. Maria Montessori, di sekitar awal tahun 1950-an silam. 

Secara sederhana, metode Montessori adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran aktif, kemandirian, kerjasama, dan pembelajaran yang selaras dengan kecepatan perkembangan unik setiap anak.

Dalam acara peluncuran buku 365 Days Montessori: Bertumbuh Bersama Anak, Rosalynn Tamara atau lebih akrab dipanggil Miss Rosa selaku penulis sekaligus founder dan academic directress Montessori Haus Indonesia, juga menyampaikan cara memahami potensi anak usia dini melalui kacamata Dr. Maria Montessori. 

Penasaran seperti apa? Berikut informasi selengkapnya.

Memahami metode Montessori anak

Metode Montessori anak merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada individualitas dan kemandirian anak dalam belajar. Melalui kacamata Dr. Maria Montessori, anak-anak dipandang sebagai individu yang memiliki rasa ingin tahu dan dorongan untuk belajar sejak usia dini. Artinya, pendidikan dipandang sebagai proses yang harus terjadi selaras dengan kecepatan perkembangan individu anak.

Dalam hal ini, tentu saja standar akademik yang tinggi berperan penting, namun demikian metode Montessori adalah pendekatan holistik yang menekankan semua aspek pembangunan, bukan pada pencapaian informasi tertentu. 

Dalam penjelasannya, Miss Rosa juga menyampaikan bahwa dalam metode Montessori anak memiliki kesempatan untuk menentukan pilihan cara belajar juga materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, metode Montessori jelas berbeda dari metode tradisional yang membuat anak cenderung pasif selama proses pembelajaran berlangsung.

4 Tahap perkembangan anak menurut Dr. Maria Montessori

Dalam acara peluncuran buku metode Montessori anak berjudul '365 Days Montessori: Bertumbuh Bersama Anak', Miss Rosa juga memaparkan tahap-tahap perkembangan anak menurut Dr. Maria Montessori. Melalui kacamata Montessori, setidaknya ada empat tahap perkembangan anak, di mana perkembangan paling intens terjadi di tahap awal pada rentang usia 0 sampai 6 tahun. Kemudian, tahap kedua akan terjadi saat anak memasuki usia 7 sampai 12 tahun. Di tahapan ini anak berada dalam periode konsolidasi yang tenang.

Tahap Montessori anak berlanjut ke tahap ketiga, yaitu saat mereka berada di usia remaja, antara 12 sampai 18 tahun. Bersamaan dengan pubertas yang terjadi, anak-anak di tahap ini masuk pada periode penciptaan yang intens. Selanjutnya tahap perkembangan ke empat terjadi ketika anak berusia 18 sampai 21 tahun. 

Di periode ini mereka kembali berada pada  kondisi yang tenang dan relatif stabil. Kunci untuk semua tahap perkembangan adalah kebutuhan individu akan kemandirian. Hal ini pada dasarnya akan diekspresikan secara berbeda oleh masing-masing anak.

Setiap anak terlahir unik

Miss Rosa juga mengajak setiap orang tua untuk bisa menghargai dan menyadari bahwa setiap anak adalah individu yang unik. Oleh karena itu, penting agar Ayah dan Ibu bisa bekerja sama menjadi orang tua yang memahami, memimpin dan memfasilitasi aktivitas di lingkungan.

Pada praktiknya pembelajaran metode Montessori tidak bersifat mengekang dan kaku. Anak bisa belajar lebih efektif sesuai dengan keinginannya. Bahkan, dikutip dari Webmd, anak-anak yang belajar melalui pembelajaran metode Montessori memiliki prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang masih belajar dengan metode tradisional. Selain itu, anak-anak yang belajar dengan metode Montessori juga memiliki kepercayaan diri dan kemampuan problem solving lebih optimal.

Panduan menerapkan metode Montessori anak di rumah

Dalam pemaparannya, Miss Rosa juga menjelaskan beberapa poin penting yang perlu kita perhatikan saat ingin menerapkan metode Montessori di rumah. Bagaimana caranya? Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan.

1. Menumbuhkan sikap mandiri

Kemandirian adalah hal paling utama yang ditekankan dalam pembelajaran metode Montessori. Untuk menumbuhkan sikap mandiri, Ayah dan Ibu bisa melatih anak untuk menyiapkan kebutuhannya sendiri. Misalnya, saat anak akan makan, biasakan agar mereka mengambil dan membereskan peralatan makannya sendiri. Kebiasaan sederhana seperti ini jika dilakukan terus menerus bisa membentuk kemandirian dalam diri anak.

2. Mengajarkan kedisiplinan

Meski memberi kebebasan untuk anak dalam memilih cara belajar, metode Montessori anak tetap mengajarkan kedisiplinan. Sebagai contoh, Ayah dan Ibu bisa mengajak anak-anak untuk mengembalikan sesuatu yang diambil kembali ke tempatnya semula. Jika anak-anak sudah lebih besar, Ayah dan Ibu bisa menerapkan kedisiplinan waktu, seperti memberi aturan jam untuk bermain, nonton tv, dan belajar.

3. Membiasakan anak bersikap sopan dan santun

Sopan santun menjadi salah satu aspek dalam metode Montessori yang tidak kalah pentingnya. Miss Rosa bahkan menyebutkan bahwa dengan membiasakan anak bersikap sopan dan santun, maka tumbuh rasa hormat dan menghargai terhadap orang di sekitarnya. Hal paling sederhana terkait kebiasaan sopan dan santun adalah dengan membiasakan anak untuk mengatakan maaf, tolong, dan terima kasih.

Buku '365 Days Montessori: Bertumbuh Bersama Anak'  Menjadi Penguat Orang Tua

Namun, mengasuh anak ibaratnya seperti sebuah proses, tidak hanya anak yang belajar, tapi Ayah dan Ibu pun juga ikut belajar dalam prosesnya. Pasti ada masa di mana hari terasa begitu lancar, tapi juga ada momen di mana hari-hari terasa berat. Pasti pernah dong Ibu dan Ayah merasa stres, kehabisan kesabaran, dan ingin menyerah saja saat mengasuh dan mendidik anak?

Ayah dan Ibu tidak sendirian kok. Untuk menemani orang tua bertumbuh dan tidak merasa sendiri, Buku metode Montessori karya Rosalynn Tamara, 365 Days Montessori: Bertumbuh Bersama Anak yang baru saja launching pada 6 Februari 2022, bisa menjadi referensi tepat. 

Dalam buku ini Miss Rosa menuliskan renungan dan dukungan untuk kita para orang tua agar siap dan mampu mendampingi pertumbuhan anak kita setiap hari. Miss Rosa juga sangat memahami keterbatasan waktu orang tua untuk membaca buku. Karena itu, Miss Rosa merancang buku 365 Days Montessori: Bertumbuh Bersama Anak agar para orang tua bisa membaca satu bagian dari buku ini dalam waktu yang singkat setiap harinya.

Dengan membaca buku ini, seakan kita dipersiapkan untuk menghadapi segala macam permasalahan parenting yang ada, membantu kita bertumbuh bersama anak menjadi orang dewasa yang utuh, mengingatkan kita untuk merefleksikan prinsip dasar pendidikan dan lima pilar Montessori dalam keseharian, serta menyadarkan kita bahwa anak merupakan guru terbaik bagi orang tua.

Yuk segera dapatkan bukunya dan cek Instagram Montessori Haus Asia untuk info lebih lanjut ya!

(Editor: Atalya)