Keluarga

Ridwan Kamil dan Keluarga Ikhlas Menerima Takdir Tuhan

Ridwan Kamil dan Keluarga Ikhlas Menerima Takdir Tuhan

Ridwan Kamil dan keluarga dikabarkan kembali ke Indonesia pada 2 Juni 2022 sore hari waktu Swiss. Hal ini dilakukan lantaran Gubernur Jawa Barat tersebut harus kembali menjalankan tugasnya di tanah air. Meskipun demikian, proses pencarian putra sulungnya, Emmeril Khan Mumtadz, tetap diteruskan oleh pihak terkait.

Seperti yang banyak diberitakan oleh Kompas, Emmeril dilaporkan hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss sejak Kamis, 26 Juni 2022 lalu. Berdasarkan penjelasan pihak kepolisian setempat, Emmeril diduga tenggelam setelah menghadapi situasi darurat saat berenang. Tak hanya tim SAR dan pihak kepolisian saja yang melakukan pencarian. Bahkan Ridwan Kamil dan keluarga sempat ikut menyusuri tepi Sungai Aare yang dinilai potensial dalam pencarian Emmeril. Sayangnya, terhitung mulai hari, kepolisian Swiss mengubah status pencarian orang atas musibah yang menimpa anak Ridwan Kamil menjadi pencarian orang tenggelam. 

Berkaca dari musibah yang dialami oleh Ridwan Kamil dan keluarga, ada banyak pelajaran berharga bagi setiap orang tua. Berikut di antaranya.


Waktu bersama anak ternyata cukup singkat

Photo source: hops.id

Berita hilangnya anak Ridwan Kamil di Sungai Aare tentu mengejutkan banyak pihak. Terlebih tidak pernah ada berita negatif muncul dari Ridwan Kamil dan keluarga. Mendengar kabar tersebut memberi kesadaran bagi setiap orang tua.  Bahwa waktu yang dimiliki untuk bersama dengan anak ternyata cukup singkat.

Perpisahan mungkin terjadi sementara. Misalnya, ketika anak pergi ke sekolah, merantau untuk melanjutkan pendidikan tinggi atau bekerja, dan menikah. Namun, perpisahan bisa juga terjadi untuk selamanya karena kematian. Mungkin orang tua yang pergi lebih dulu atau sebaliknya. Seperti yang dialami oleh Ridwan Kamil dan keluarga.


Musibah bisa datang kapan saja dan di mana saja

Photo source: voi.id

Anak Ridwan Kamil yang tiba-tiba hilang saat berenang memberi pelajaran tersendiri bagi orang tua. Bahwa musibah bisa datang kapan saja dan di mana saja kepada anak. Oleh karena itu, sebagai orang tua perlu memberikan pengawasan dan perhatian terhadap anak secara optimal.

Bahkan ketika anak tumbuh dewasa, mereka tetap butuh arahan dan bimbingan dari orang tua. Tujuannya agar terhindar dari kesalahan yang mendatangkan musibah. Namun demikian, tentu saja musibah bukan sesuatu yang bisa dihindari begitu saja.


Kehilangan anak adalah patah hati terhebat

Photo source: Instagram @ataliapr

Atalia Praratya, istri Ridwan Kamil sekaligus Ibu dari Emmeril mengunggah sebuah postingan foto di Instagram beberapa saat sebelum meninggalkan Swiss. Foto tersebut memperlihatkan dirinya, suami, dan sang putri duduk menghadap Sungai Aare. Suasana foto tersebut terasa sangat menyayat hati. Terlebih dengan caption yang ditulis dari Ibu yang kehilangan anaknya.

Tentu saja, kehilangan anak adalah patah hati terhebat bagi setiap orang tua. Ini sebabnya tidak ada ungkapan yang pantas disematkan untuk orang tua yang kehilangan anak. Sebaliknya, anak bisa menjadi yatim saat kehilangan sosok Ayah, piatu ketika kehilangan sosok Ibu, dan yatim piatu saat harus kehilangan keduanya.


Menjadi ikhlas bukanlah perkara mudah

Photo source: liputan6.com

"... Di sini, di Sungai Aare yang luar biasa indah dan cantik ini, mamah lepaskan kamu, untuk kita bertemu lagi cepat atau lambat.."

Merupakan potongan tulisan Ibu Atalia dalam postingan Instagram terakhirnya. Siapapun yang membaca tulisan tersebut, pasti bisa merasakan begitu besarnya rasa kehilangan yang dialami oleh Ridwan Kamil dan keluarga. Meski terlihat tetap tegar, menjadi benar-benar ikhlas bukanlah perkara mudah.

Dikutip dari Psychology Today, setiap kehilangan menghadirkan tantangan besar bagi seorang manusia untuk bersikap ikhlas. Banyak orang mengira waktu bisa menyembuhkan luka akibat rasa kehilangan tersebut. Faktanya, justru banyak orang yang terjebak dari rasa kehilangan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya benar-benar bisa mengikhlaskan apa yang terjadi.


Kehilangan yang dialami oleh Ridwan Kamil dan keluarga, semoga bisa dilalui dengan tabah dan ikhlas. Musibah ini juga semoga bisa memberi banyak pelajaran berharga bagi orang tua yang masih diberi waktu bersama anak-anak. Mungkin hari ini membesarkan anak terasa melelahkan, tetapi di hari lain mungkin kamu akan merindukan apa yang dilalui pada hari ini.

Time flies over us. Children grow up and never to be back. After all, life is too short to be anything but happy and grateful.