Keluarga

Salah Pilih Air Minum yang Bagus, Anak Bisa Berisiko Stunting!

Salah Pilih Air Minum yang Bagus, Anak Bisa Berisiko Stunting!

Siapa nih yang masih suka cuek untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh setiap harinya? Jangan sampai ini terjadi yaa. Asupan air minum itu penting banget untuk tubuh karena 60% tubuh kita terdiri dari cairan lho.

Kebutuhan cairan setiap anggota keluarga tentu beragam. Menurut The U.S. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, orang dewasa perlu minum sekitar 3,7 liter air untuk laki-laki dan 2,7 liter air untuk Perempuan dalam sehari. Agar mudah diingat, kita sering disarankan untuk mengkonsumsi 8 gelas per hari.

Bagaimana dengan anak-anak? Berikut kebutuhan cairan anak per hari berdasarkan usianya:

  • Usia 4 – 8 tahun: 1,1 – 1,3 liter air per hari
  • Anak perempuan usia 9 – 13 tahun: 1,3 – 1,5 liter per hari
  • Anak laki-laki usia 9 – 13 tahun: 1,5 – 1,7 liter per hari

Tentunya orang dewasa maupun anak-anak perlu lebih banyak asupan cairan saat cuaca sedang sangat panas, saat kita sedang beraktivitas fisik yang cukup berat, sedang sakit diare atau demam. 

Jika kita tidak memenuhi kebutuhan cairan, risiko dehidrasi bisa mengintai lho. Tandanya bisa terlihat dari bibir yang kering, warna urin yang gelap, frekuensi buang air kecil yang berkurang drastis, sakit kepala, dan kram.

Melihat begitu pentingnya peran cairan untuk tubuh kita, maka wajar jika kita lebih selektif dalam memilih air minum untuk keluarga.

Bolehkah Menggunakan Air Tanah untuk Air Minum?

Masih ingatkah Parents saat kecil dulu di mana air tanah menjadi sumber air minum utama keluarga. Memang ini bisa jadi pilihan paling murah dan mudah diakses, tapi Parents harus tahu fakta mengejutkan di balik air tanah di Indonesia.

Dalam acara yang bertajuk “Tidak Semua Air Sama” yang diadakan 26 September lalu, Ibu Sri Widowati yang adalah Vice President Marketing Danone Indonesia menyebutkan bahwa 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli. 

Menurut studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Kementerian Kesehatan tahun 2020, dikatakan juga bahwa hanya ada 11,9% rumah yang memiliki akses air yang aman untuk dikonsumsi. Tak hanya di Jakarta lho, ada 10 dari 34 propinsi di Indonesia yang memiliki kualitas air yang buruk. 

Fakta ini sungguh miris karena masih banyak orang Indonesia yang mengandalkan air tanah sebagai sumber air minum mereka. Jika kita tetap minum air yang tercemar, dampaknya tentu sangat nyata untuk Kesehatan. 

Dr. dr. Diana Sunardi, Mgizi, SpGK(K), Dokter Spesialis Gizi Klinik di Fakultas Kedokteran UI dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, menyebutkan bahwa kondisi yang sering terjadi saat kita salah memilih air minum yang tepat adalah diare. Prevalensi diare di Indonesia bahkan meningkat 5x dari tahun 2011 ke 2018.

Diare mungkin terdengar sepele, tapi tahukah Parents kalau diare menjadi penyebab kematian anak nomor dua terbanyak di Indonesia lho. Saat anak menderita diare, tubuhnya tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan dengan optimal. Air yang tercemar juga pastinya membawa bakteri jahat ke dalam usus anak. Hasilnya, jika bakteri baik dalam saluran cerna tidak cukup jumlahnya, anak-anak kita akan berisiko mengalami stunting.

Selain diare, air minum yang tercemar, misalnya diambil dari sumur atau Sungai, juga kemungkinan besar mengandung bakteri H. Pylori. Bakteri ini dikatakan bisa menyebabkan kanker dan penyakit lain yang memerlukan pengobatan dengan antibiotik.

Amankah Meminum Air Tanah yang Direbus?

Merebus air sudah menjadi cara praktis yang diajarkan turun temurun untuk memastikan air bisa jadi layak minum. Sayangnya, dr. Diana mengemukakan bahwa masih banyak Masyarakat yang salah dalam merebus air minum.

Menurut dr. Diana, merebus air harus memenuhi waktu tertentu. "Jadi tidak sembarang sudah mendidih, lalu dimatikan,” paparnya. Kita harus merebus air selama 5-15 menit baru dimatikan. Meski begitu, hal tersebut tidak menjamin air rebusan bebas bakteri.

Memang bakteri tertentu akan mati saat direbus, tapi tetap ada bakteri yang tahan panas dan masih bisa hidup di dalam air yang sudah direbus. Selain itu, kontaminasi bakteri juga bisa terjadi lagi saat kita menangani dan menyimpan air dengan cara yang salah dan tidak higienis.

Memilih Air Minum yang Bagus untuk Keluarga

Untuk memastikan keluarga kita mengonsumsi air minum yang bagus untuk tubuh, kita harus memastikan keempat hal berikut ini:

  • Air tidak berbau
  • Air tidak berasa
  • Air tidak berwarna atau jernih
  • Air bebas kuman patogen dan bahan berbahaya

Menggunakan air mineral kemasan menjadi salah satu cara bijak yang bisa kita lakukan untuk memastikan kualitas air minum untuk keluarga. Tapi ingat, tidak semua air mineral itu sama.

Guru besar hidrogeologi Universitas Gadjah Mada Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana menyarankan agar kita lebih jeli dalam memilih air mineral. "Air yang sehat dan aman untuk dikonsumsi sangat bergantung dari sumbernya. Air yang diambil dari tanah dangkal peluang tercemar aktivitas manusianya besar. Sementara air dari akuifer dalam bersifat murni dan memiliki kandungan mineral alami sehingga aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi,” ujarnya.

AQUA menjawab kebutuhan keluarga Indonesia terhadap air minum yang aman dan berkualitas. Dijelaskan oleh Ibu Sri, “AQUA berasal dari 19 pegunungan terpilih yang telah melewati 9 kriteria, 5 tahapan, serta minimal 1 tahun penelitian.  Pemilihan sumber air AQUA juga didukung oleh pakar dari lintas-keilmuan, yaitu geologi, hidrogeologi, dan geofisika, serta didukung oleh laboratorium di Perancis dan Jerman, dipilih secara ketat melalui lebih dari 600 parameter sehingga mengandung mineral alami dan diproses tanpa tersentuh tangan manusia untuk menjaga kemurniannya,  sehingga rasanya yang dingin alami tanpa didinginkan.”

Selain itu, AQUA juga berkomitmen untuk terus mengupayakan usaha berkelanjutan dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas dan kuantitas sumber air selalu terjaga. Mulai dari menanam 2,5 juta pohon di berbagai wilayah konservasi di Indonesia, Membangun 93.000 biopori, mengembangkan 17 taman keanekaragaman hayati untuk menjaga keberlanjutan ekosistem, termasuk flora dan fauna endemik, hingga menyediakan akses air bersih dan sanitasi ke lebih dari 500.000 orang.

Terlebih lagi, gerakan #BijakBerplastik yang telah diluncurkan AQUA sejak tahun 2018 juga sangat bermanfaat bagi lingkungan karena mereka mengelola kemasan paska konsumsi. AQUA juga memelopori penggunaan galon pakai ulang yang mencegah penggunaan lebih dari 770.000 ton plastik baru (virgin plastic).

Wah, ternyata begitu banyak ya Parents yang perlu dipertimbangkan saat memilih air minum yang bagus untuk keluarga. Tak hanya mencari rasa yang yang paling enak, tapi juga kita harus selektif memilih air minum yang juga berdampak positif bagi lingkungan.

Ini selaras dengan yang disampaikan oleh Najwa Shihab “Konsumen perlu kritis dan mencari tahu tentang kualitas air yang mereka konsumsi dengan memperhatikan dari mana air bersumber dan juga memperhatikan faktor keberlanjutan yang erat kaitannya dengan menjaga kualitas dan kuantitas air. Konsumen masa kini, terutama kaum muda, menyebutkan bahwa dampak lingkungan menjadi perhatian mereka untuk memilih sebuah produk, termasuk air minum.”

Jadi makin siap deh untuk lebih selektif memilih air minum yang bagus!