Keluarga

10 Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Ibu

10 Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri Ibu

Meningkatkan percaya diri bagi para Ibu yang baru pertama kali menimang sang buah hati memang bukan hal mudah. Terlebih, kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain sepertinya jadi bagian tak terpisahkan dari hidup. Coba tengok seberapa sering Ibu mengecek media sosial, membandingkan gaji suami dengan gaji teman, cemas apakah cara Ibu membesarkan si kecil sudah benar, serta terus mengeluh karena rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Jika Ibu dilanda minder berlebihan yang mengarah pada depresi, maka sudah saatnya Ibu berusaha meningkatkan percaya diri!


Seberapa sering Ibu membandingkan diri dengan orang lain?

Bukan hal yang bijak jika seseorang terus menginginkan apa yang orang lain miliki dan tidak pernah puas dengan apa yang ia miliki. Bukannya merasa bangga dengan apa yang telah dicapai, Ibu malah merasa sedih karena belum memperoleh apa yang Ibu-ibu lainnya berhasil capai. Apalagi media sosial telah membuat situasi ini bertambah buruk.

Media sosial membuat kita sukarela membagikan fragmen-fragmen kehidupan kita dengan orang lain dengan segala filternya. Kita mengedit foto agar terlihat lebih cantik, mengedit tubuh agar nampak langsing, mengambil foto pada sudut ruangan rumah yang bersih, dan berbagi status tentang hal menyenangkan dari anak.

Kebanyakan orang memilih untuk tidak menunjukkan kehidupan nyata yang berantakan di media sosial. Sebaliknya, mereka memilih bagian-bagian yang baik untuk ditunjukkan, menjadikannya seperti katalog tanpa cela untuk dibagikan ke orang lain di media sosial.

Bu, hanya karena teman baik Ibu di SMA terlihat memiliki suami paling sempurna, rumah paling cantik, dan anak paling penurut, tidak berarti ia memang seperti itu lho. Itu hanya apa yang ia pilih untuk ditampilkan di media sosial. Coba lihat kembali profil media sosial Ibu, apakah Ibu jujur tentang hidup yang sebenarnya? Menyadari bahwa media sosial tidak melulu menyajikan realita akan meningkatkan percaya diri Ibu.

Bukan hanya di media sosial, Ibu juga tidak perlu membandingkan diri dengan ibu lain di kehidupan nyata. Ibu mungkin berada di taman dan melihat perempuan lain tertawa sangat bahagia bersama anak yang lucu dan manis, Ibu pun lantas iri kenapa kok si kecil sering tantrum di depan umum? Kenapa anak Ibu tidak seceria anak lain? Hmm, bagaimana Ibu bisa meningkatkan percaya diri kalau selalu membandingkan anak?

Siapa tahu pemandangan yang Ibu lihat barusan adalah hari baik si Ibu tersebut. Barangkali Ibu yang terlihat ceria itu kemarin mengunci diri di kamar mandi, menangis, dan merasa jadi ibu paling buruk sedunia, selagi anaknya tak henti-hentinya mengacak-ngacak rumah. Ibu tidak bisa menebak kenyataan dalam kehidupan seseorang hanya dengan sekali lihat. Untuk meningkatkan percaya diri, Ibu harus melihat segala sesuatu dengan lebih bijak.


Jangan ciptakan situasi yang merugikan dengan membandingkan diri!

Membandingkan diri dengan orang lain adalah situasi yang tidak menguntungkan dan menghambat proses Ibu untuk meningkatkan percaya diri. Ibu berbeda dengan ibu lain, Ibu adalah diri Ibu sendiri. Ibu punya keunikan, pengalaman, dan pengetahuan yang membuat Ibu ideal untuk menjadi orang tua saat ini. Ibu punya prioritas yang berbeda, dan punya daftar berbeda tentang hal yang harus dicapai. Ibu bukan mereka, dan mereka bukan Ibu. Ibu mungkin menatap mereka dan berharap Ibu bisa lebih dari mereka, sedang mereka menatap balik dan berpikir sama tentang Ibu.

Tak apa bila Ibu terinspirasi oleh ibu lain, itu hal yang berbeda. Ibu bisa melihat ibu lain dan bergumam, “Wow, saya suka cara dia bicara pada anaknya, ia terlihat sangat pengertian.” Atau “Ia terlihat cantik meski repot dengan anaknya.” Ibu bisa mencoba melakukan hal yang sama. Mungkin bisa mulai perbaiki dari cara Ibu berinteraksi dengan anak atau meluangkan waktu 10 menit untuk merawat diri setiap hari agar Ibu terlihat lebih cantik. Merasa cantik adalah langkah pertama meningkatkan percaya diri. Bagus bila Ibu terinspirasi, tapi bukan untuk membandingkan Ibu dengan orang lain, ya.

Ambil inspirasi di manapun Ibu bisa menemukannya, tapi jangan gunakan sebagai alasan untuk merasa buruk tentang diri sendiri. Bukankah bagus bila semua ibu di dunia berhenti membandingkan diri dan saling berkompetisi? Bukankah baik alih-alih merasa cemburu pada prestasi teman, Ibu bisa merayakannya bersama mereka? Bagaimana bila Ibu bisa melihat kebaikan orang lain tanpa merasa dibayangi oleh kehidupan Ibu sendiri? Ini yang perlu kita lakukan bersama. Tanamkan bahwa para Ibu harus terus berupaya meningkatkan percaya diri satu sama lain.

Kita perlu berhenti berkompetisi dan mengenali kalau kita berada di satu tim. Kita perlu bisa merayakan perbedaan, bukan merasa tidak nyaman dengan perbedaan yang ada. Kita perlu berhenti membuang energi dan merasa tidak nyaman atau kurang percaya diri dan mengakui kalau kita keliru.


Kenapa kita harus berhenti membandingkan diri dengan orang lain?

Umumnya kita melakukan perbandingan sebagai usaha untuk membuat evaluasi akurat tentang diri kita. Tapi meski membandingkan diri bisa jadi sumber motivasi yang besar untuk mulai meningkatkan percaya diri, juga bisa membuat kita semakin ragu pada diri sendiri.

Dengan maraknya media sosial memberi kita akses untuk terus membandingkan diri dengan orang lain. Berikut ini alasan kenapa Ibu harus stop membandingkan dan mulai meningkatkan percaya diri:


  • Merusak persepsi Ibu tentang diri sendiri

    Mark Twain mengatakan “Perbandingan adalah kenikmatan yang mematikan.” Penelitian menemukan membandingkan diri bisa memunculkan rasa iri, rasa percaya diri rendah, dan depresi serta mengurangi kemampuan kita untuk mempercayai orang lain. Tapi membandingkan diri kita dengan orang yang kurang beruntung bisa memberi manfaat pada diri sendiri. Ketika membandingkan membuat Ibu menurunkan nilai diri atau orang lain, Ibu telah memasuki teritori berbahaya. Jangan sampai hal ini justru menghambat upaya Ibu untuk meningkatkan percaya diri!


  • Ibu membandingkan tidak berdasarkan informasi yang akurat

    Akui saja, apa yang orang hadirkan ke dunia luar biasanya versi yang sudah diedit dari kenyataannya. Ketika orang bertanya, “Apa kabar?” Seberapa sering Ibu merespon dengan, “Kelakuan suamiku membuatku gila!” Coba deh ganti dengan “Semua baik-baik saja.”

    Sebuah penelitian di The Personality and Social Psychology Bulletin menyatakan orang kurang mungkin membuka emosi negatif dibanding emosi positif. Selain itu, penelitian juga menemukan orang cenderung melebih-lebihkan kehadiran positif dalam hidup orang lain  dan kerap gagal mendeteksi perasaan negatif pada orang lain.

    Kita cenderung salah menafsirkan informasi yang kita terima. Jadi lain waktu Ibu membandingkan diri dengan orang lain, berhenti dan tanyakan pada diri apakah cukup adil membandingkan Ibu dengan orang lain ketika Ibu tidak punya informasi yang cukup tentang mereka?


Meningkatkan percaya diri dengan stop membandingkan diri dengan orang lain

Wajar bila kita membandingkan diri dengan orang lain. Di satu sisi, Ibu tidak bisa sepenuhnya berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Tapi membandingkan juga bersikap destruktif, terutama ketika kita membiarkan ini secara negatif mengubah gaya hidup kita.

Kadang kita merasa punya kehidupan yang berantakan karena orang lain terlihat punya kehidupan yang sempurna. Misalnya saja kebiasaan melihat Pinterest orang lain tentang aktivitas bayi dapat memunculkan emosi senang sekaligus kesal karena tidak memiliki apa yang orang lain perlihatkan. Atau kita melihat postingan tentang liburan teman dan bertanya kenapa sih suami belum bisa mengajak ke Eropa. Kita bahkan melihat foto teman yang bagus di Facebook dan bertanya kenapa kita tidak bisa tampil seperti itu. Aduh, bagaimana Ibu bisa meningkatkan percaya diri kalau terus begini?

Meski kita menganggap sudah bagus dalam menjadi ibu, kita masih membandingkan diri dengan ibu lain yang lebih cantik, lebih bugar, dan lebih baik dalam melakukan banyak hal.

Menurut psikoterapis Diane Lang, sangat manusiawi bila kita membandingkan diri. Terlebih jika Ibu merasa minder. Membandingkan diri juga akibat ekspektasi yang tidak realistis yang kita lihat di media.

Meski normal, perilaku ini tidak sehat. Menurut sebuah penelitian di Journal of Child and Family Studies, ibu yang merasa tidak memenuhi ekspektasi lingkungan dan merasa takut dikritik orang lain rentan merasa malu. Terlebih, membandingkan diri Ibu dengan ibu lain bisa menyebabkan stres, cemburu, bahkan depresi. Membandingkan adalah situasi tanpa keuntungan. Tiap kali Ibu membandingkan diri dengan orang lain, Ibu mempersiapkan diri untuk mengalami kegagalan dalam meningkatkan percaya diri.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini 10 cara ampuh meningkatkan percaya diri yang bisa Ibu tiru!


  1. Bersikap realistis

    Daripada memfokuskan energi pada apa yang tidak bisa Ibu kontrol, lakukan apa yang Ibu bisa terhadap apa yang bisa Ibu kontrol. Jadi bila ibu lain bekerja paruh waktu di rumah dan Ibu merasa bisa melakukan hal yang sama, ya sudah wujudkan.


  2. Jangan berasumsi

    Mungkin Ibu mengira ibu lain punya lebih banyak uang, tapi itu tidak berarti ia lebih bahagia lho. Semua orang punya kekurangan, tantangan hidup, kekecewaan, kesalahan, dan kegagalan. Bila Ibu tahu kondisi orang lain, Ibu mungkin tak lagi membandingkan diri dengannya. Berhenti menebak-nebak kehidupan orang lain akan sangat membantu Ibu meningkatkan percaya diri.


  3. Berkompetisi dengan diri sendiri

    Daripada membandingkan diri Ibu dengan orang lain, bandingkan diri Ibu saat ini dengan diri Ibu yang dulu. Buat daftar pencapaian terbesar Ibu, baik saat ini maupun di masa lalu, dan berikan penghargaan untuk apa yang bisa Ibu lakukan dengan baik. Memanjakan diri atas prestasi Ibu adalah salah satu cara meningkatkan percaya diri yang terbukti ampuh!


  4. Bersyukur atas apa yang kita miliki

    Inilah hal paling baik yang bisa kita lakukan ketika membandingkan diri dengan orang lain. Setiap malam bersyukurlah atas hal yang membuat Ibu beruntung seperti kesehatan, keluarga yang bahagia, atau pekerjaan. Sebutkan pula 1 hal kecil yang terjadi di hari ini yang membuat Ibu merasa lebih baik.

    Ketika Ibu bertanya kenapa masih tinggal di rumah kontrakan sementara orang lain punya halaman rumah yang luas, cukuplah merasa bersyukur! Toh Ibu bahagia memiliki tempat tinggal di lokasi yang baik meski dengan menyewa.

    Atau ketika Ibu berasumsi hidup akan 10 kali lebih baik bila pemasukan Ibu 10 kali lebih banyak, ingat lah untuk bersyukur bahwa mungkin jadwal kerja Ibu fleksibel dan lingkungan kerja bebas stres. Bersyukur, apalagi menuliskannya dalam gratitude jurnal, akan membantu meningkatkan percaya diri Ibu!

    Juga ketika Ibu membandingkan penampilan Ibu dengan orang lain yang lebih menarik, cukuplah bersyukur karena telah diberi kesehatan dan kecantikan. Rasa syukur menghapus perbandingan karena menonjolkan apa yang sudah Ibu punya, bukan fokus pada apa yang belum Ibu miliki. Bersyukur mengingatkan kita kalau apa yang kita miliki sudah lebih dari cukup.

    Daripada menginginkan kehidupan yang sama seperti orang lain, bersyukurlah atas apa yang telah Ibu miliki. Mulailah dengan membuat daftar 20 hal yang perlu Ibu syukuri setiap hari.


  5. Hadir di kehidupan Ibu yang sekarang

    Kita sering membandingkan diri karena tidak menghidupi momen ini dan tidak menikmati kehidupan kita hari ini. Tentu, apa yang terjadi di masa lalu memberi Ibu kesempatan belajar dan merencanakan masa depan, tapi bila punya kesadaran bahwa Ibu hidup di sini dan saat ini, maka Ibu tidak akan terlalu merasa iri dengan hidup orang lain. Being present and conscious akan melatih Ibu untuk meningkatkan percaya diri dari hari ke hari!


  6. Tata ulang pemikiran Ibu

    Kadang membandingkan sebenarnya bisa memotivasi kita untuk melakukan perubahan positif dalam hidup. Jadi daripada buang waktu memikirkan tentang bagaimana orang lain bisa lebih baik, lebih baik investasikan energi Ibu pada keluarga dan tujuan hidup masing-masing.


  7. Mengundang kebaikan dengan berpikir positif

    Tiap kali Ibu mulai membandingkan diri dengan orang lain, doakan orang lain mendapat kebaikan. Sediakan waktu hening untuk bersyukur dan berbahagialah untuk tiap hal baik yang Ibu miliki. Mendoakan hal-hal positif bisa jadi cara ampuh meningkatkan percaya diri karena hati Ibu akan terus dipenuhi kebaikan. Tidak ada waktu untuk mencibir.


  8. Buat target yang akan dicapai

    Daripada membandingkan diri dengan orang lain dan membuat Ibu terpuruk, tentukan target Ibu sendiri. Gunakan perbandingan sebagai tujuan yang akan Ibu capai. Misalnya, daripada merasa iri karena orang lain memiliki tubuh yang sempurna, targetkan diri untuk melakukan olahraga dan makan makanan sehat sebagai cara meningkatkan percaya diri.

    Bila orang lain terlihat melakukan hal yang sama dengan hasil yang jauh lebih baik dari Ibu, pelajari metode mereka. Kenapa mereka bagus dalam melakukan itu? Apa yang bisa Ibu pelajari dari mereka, dan bagaimana Ibu bisa mengaplikasikannya dalam hidup?

    Lakukan apa yang Ibu bisa untuk mewujudkan perubahan yang Ibu inginkan. Sisihkan uang untuk dana liburan. Mungkin butuh waktu lebih lama tapi Ibu setidaknya bisa liburan barang sejenak. Beberapa perbandingan tidak selalu buruk, gunakan ini untuk memotivasi Ibu dalam memperbaiki kehidupan dan meningkatkan percaya diri.


  9. Hindari hal yang membuat Ibu terpuruk

    Ada grup yang selalu memamerkan barang mewah? Ibu bisa memilih untuk menyembunyikan grup itu untuk sementara waktu. Ibu tak perlu melihat Facebook hanya untuk mendapati postingan atau keluhan orang lain yang berefek negatif pada Ibu.

    Ibu bisa sembunyikan postingan teman yang terkesan pamer dan menghambat Ibu untuk meningkatkan percaya diri. Jika perlu, menjauhlah dari teknologi atau internet. Mengurangi menonton televisi, berita, atau media digital kadang perlu lho agar pikiran kembali segar dan bisa membantu meningkatkan percaya diri.

    Ibu bahkan bisa memutuskan pertemanan dengan orang yang memiliki energi negatif. Sebagai orang dewasa, kita belajar menentukan nilai dan menyadari orang lain tidak selalu sejalan dengan kita. Kadang kita perlu membebaskan diri dari perilaku membandingkan dengan menghilangkan sumbernya.


  10. Ingat, tidak ada orang yang sempurna

    Perbandingan bisa dengan mudah mengubah persepsi kita dan menghambat Ibu untuk meningkatkan percaya diri. Mungkin poin terbesar yang perlu kita ingat adalah tidak ada orang yang sempurna. Misalnya, memiliki banyak uang membuat hidup Ibu lebih mudah, tapi uang juga datang dengan masalahnya. Uang membuat selebriti mengorbankan privasi dan mengundang kriminal dan bahkan mereka membenci karir dan pemasukan yang mereka dapat. Aduh!


Dalam  hidup ini, Ibu tidak akan bisa mencapai titik di mana Ibu merasa paling baik dari orang lain. Bagian yang membuat hidup kita menarik dan menyenangkan bukan dari pandangan orang lain. Daripada mencoba agar setara atau lebih baik dari perempuan lainnya, fokuskan energi untuk meningkatkan percaya diri dengan menjadi versi terbaik menurut Ibu pribadi. Selamat mencoba!


(Ismawati, Yusrina)