Keluarga

Stres Berlarut Bikin Kepala Nyut-Nyut? Cek 8 Solusi Ampuh Redakan Stres pada Ibu!

Stres Berlarut Bikin Kepala Nyut-Nyut? Cek 8 Solusi Ampuh Redakan Stres pada Ibu!

Buibu pernah nggak sih terbangun di pagi hari dan langsung bad mood karena sadar bahwa hari ini akan sama melelahkannya seperti hari sebelumnya? 

Rasa hati ingin tidur lagi tapi suara tangisan anak udah keburu masuk telinga. Bayangan hari ini harus kejar-kejaran saat nyuapin anak makan atau muka Ayah yang menggerutu tiap kali disuruh bantu mengasuh si kecil langsung bikin kepala nyut-nyutan. 

Mau curhat ke teman atau saudara pun jawabannya sekadar template, "Ya gitu namanya jadi Ibu. Semua pasti pernah stres, wajar banget. Dijalani aja jangan ngeluh mulu." Sungguh jawaban singkat yang malah bikin beban stres meningkat. 

Stres pada Ibu memang umum terjadi, levelnya pun berbeda-beda tergantung support lingkungan, fase motherhood yang sedang dilalui, dan mental sang Ibu. Begitu juga dengan penyebab stres pada Ibu menyusui dan penyebab stres pada Ibu Rumah Tangga tentunya juga berbeda. 

Tapi yang pasti, semua butuh pertolongan! Yuk tolong diri sendiri dengan mengurai masalah pelan-pelan. Apa sih penyebab stres pada Ibu dan cara mengatasinya?

7 Penyebab Stres pada Ibu

1. Anak Menolak Makan Padahal Sudah Capek Masak

Menyiapkan bahan dan memasak makanan anak itu memang kadang melelahkan. Apalagi jika Ibu tipe yang sangat selektif menimbang gizi dan takaran saji, rasanya pasti gedeg banget saat si kecil dengan entengnya bilang, "Nggak mau." saat disuruh makan. Kesabaran sungguh diuji ya, Bu!

2. Pasangan Melakukan Hobi Tapi Nggak Tahu Waktu

Punya hobi memang seru, Ibu pun sebenarnya nggak melarang kalau pak Suami mau menenangkan pikiran setelah sibuk bekerja. Tapi bukan berarti tiap akhir pekan main game terus kan? 

Atau sepedaan bareng teman-temannya seharian di saat Ibu butuh istirahat di hari Minggu. Giliran diprotes, eh malah menggerutu dan bikin naik pitam. Level stres pada Ibu pun melonjak tajam. 

3. Dapat Komentar Jahat atau Intervensi dalam Pengasuhan

Tidak semua Ibu seberuntung itu mendapatkan lingkungan yang suportif, keluarga besar yang hangat, atau mertua yang pengertian. Seringkali, mereka yang masih tinggal satu atap dengan mertua, harus mengelus dada karena banyak hal yang malah memicu stres. 

Mulai dari omelan kenapa nggak becus urus anak, dibanding-bandingkan dengan ipar, sampai aturan makan anak diintervensi tanpa permisi. Misalnya kasus Ibu yang tidak membolehkan anaknya mengonsumsi MSG tapi aturan itu diterabas begitu saja dengan dalih "Halah dulu si anu makan micin juga nggak apa-apa!". Duh, emosi.

4. Anak Tantrum saat Ibu Butuh Istirahat

Ini stresnya combo banget kalau anak tantrum saat Ibu baru bangun tidur di pagi hari padahal baru istirahat 3 jam. Kepala langsung pening dan mood anjlok. 

Belum juga minum air putih dan sarapan, eh si kecil sudah uring-uringan. Belum lagi kalau gagal colong waktu istirahat di siang hari karena ada aja yang bikin anak tantrum. Siap nyut-nyutan!

5. Pasangan Kurang Kooperatif

Menjadi orang tua itu kewajiban dua orang, jadi sudah sewajarnya jika Pak Suami urun membantu. Nggak perlu yang susah-susah deh, coba cuci piring, buang sampah, atau setrika baju menumpuk aja tuh udah bikin beban stres lumayan longgar. Apalagi kalau bantu ngemong anak supaya Ibu punya waktu refreshing nonton drama korea sebentar aja. 

Tapi semuanya sekedar angan-angan karena pak Suami banyak banget alasan untuk mangkir dari kewajiban seorang Ayah. Herannya, kadang alasan pak Suami ya make sense juga, jadi mau ngeyel nggak bisa. Stres pada Ibu pun makin menumpuk karena rasanya semua beban dirangkul sendiri.

6. Anak diserang Baby Shaming

Wah, stres level ngajak baku hantam nih, Bun! Percaya deh, stres karena makanan ditolak  sama anak nggak ada apa-apanya dibanding amarah karena baca komen atau dengar kritikan orang tentang kondisi si kecil. "Duh, usia berapa sih kok belum bisa ngomong? Kalau anakku tuh...", "Kok kurus banget sih, kurang gizi nih! Kamu kasih makan apa emang?"

Ugh, stop it

Dampak Membiarkan Stres Menumpuk Tanpa Solusi

Stres pada Ibu sebaiknya tidak dibiarkan berlarut-larut, sebisa mungkin dicegah dan diatasi sebelum terakumulasi dan Ibu jadi sakit fisik atau mental. Jangan sampai stres yang Ibu alami berimbas seperti ini;

1. Mudah Marah pada Anak atau Pasangan

Anak berantakin mainan sedikit, marah. Ayah cengengesan di depan handphone, marah. Ada aja hal-hal yang bikin Ibu ingin menyakiti semua orang. Akibatnya suasana di rumah jadi suram. Semua saling menjaga jarak biar nggak kena semprot. Ibu pun jadi menyesali perbuatan, menyalahkan diri, dan semua jadi siklus yang terus berulang.

2. Hilang Nafsu Makan dan Mengalami Gangguan Tidur

Badan rasanya capek banget, tapi pikiran Ibu terlalu kusut buat memejamkan mata. Mau makan juga nggak ada minat, badan rasanya terpisah sama jiwa. Badan auto pilot bekerja, tapi pikiran mengawang. Kalau dibiarkan berlarut, Ibu bisa mengidap insomnia dan gangguan makan.

3. Penurunan Mood yang Mengganggu Aktivitas Harian

Selama ini, walau Ibu lelah, rasanya masih ada energi untuk bangun dan memulai hari. Tapi bagi beberapa Ibu, penurunan mood yang ekstrim membuat mereka tidak bisa turun dari kasur dan hanya ingin tidur sepanjang hari. Walaupun dimaki atau dipaksa bangun, tubuh rasanya menolak beraktivitas. Kesedihan yang ekstrem, rasa tidak berdaya, dan tidak ingin melakukan apapun tentu bisa sangat mengganggu. Stres yang menumpuk bisa jadi pemicu depresi yang jika tidak ditangani akan sangat mempengaruhi keluarga, terutama si kecil yang masih butuh kasih sayang Ibu.

8 Pertolongan Pertama pada Stres Saat Rasanya Hampir "Meledak"

Ibu punya kekuatan menyembuhkan. Saat anak sakit, Ibu rela tidak tidur agar terus mengawasinya. Saat Ayah tertekan, Ibu ada di sana untuk mendengar keluh kesah dan memberikan saran menenangkan. Begitu pula saat Ibu "sakit" karena terpaan stres, Ibu punya kekuatan untuk menolong diri sendiri dengan lembut. Nah, sebelum rasanya mau 'meledak', Ibu bisa lakukan pertolongan berikut;

1. Ambil Jeda Sebentar

Tarik napas dalam dan pejamkan mata selama sekitar 10 detik saat hendak marah pada orang sekitar. Jangan biarkan diri tenggelam dalam kemarahan, Ibu tahu Ibu akan menyesalinya kan? Yuk atur napas dulu!

2. Lakukan Afirmasi Positif

Katakan hal positif misalnya, "Aku bisa menghadapi ini dengan tenang" setiap melihat si kecil susah makan. Setiap bangun pagi, lihat kaca dan beri afirmasi diri, "Aku Ibu hebat, aku kuat, aku sehat". Tidak ada orang lain yang menyemangati atau mengapresiasi tidak masalah, jadilah suporter terbaik diri sendiri!

3. Atur ekspektasi

Kadang benturan terjadi saat ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan. Apalagi saat melihat Ibu-ibu lain di sosial media kok kayaknya gampang betul mengasuh anak. Suaminya perhatian, mertuanya sayang, sering liburan pula. Kok bisa ya? Yuk, balik ke realita yang sedang Ibu jalani sekarang. Atur ekspektasi, jangan menambah stres karena hal-hal di luar kuasa Ibu. 

4. Komunikasikan dengan pasangan

Bikin kesepakatan dengan pasangan soal hubungan maupun anak, termasuk kejujuran tentang apa yang Ibu rasakan. Katakan Ibu capek dan ingin istirahat, jadi Ayah harus mau berbagi tugas rumah tangga atau menjaga si kecil. Ayah tidak bisa? Temukan solusi bersama, misalnya memakai jasa ART bila perlu. 

5. Rutin lakukan self-care

Sebagai bentuk kecintaan pada diri sendiri, Ibu berhak untuk sesekali pergi ke salon dan spa. Atau, membeli produk kecantikan atau baju yang lama diidamkan. Tak perlu merasa bersalah karena menitipkan anak beberapa jam ke Ayah atau cemas dikritik mertua karena masih sempat bersenang-senang. Hey, you deserve it! 

6. Menjaga kebutuhan spiritual

Ini akan membantu kita terkoneksi dengan Tuhan, jadi saat di momen terburuk pun, Ibu sadar bahwa Ibu tidak sendirian. Memenuhi kebutuhan spiritual amat penting untuk menjaga harapan tetap ada, bahwa Tuhan itu Maha Baik dan pertolongan-Nya amat nyata.

7. Temukan support system

Nggak punya teman yang bisa merespon stres Ibu dengan baik? It's okay. Jangan paksakan mereka untuk mengerti, nanti capek sendiri. Terlalu banyak menerima nasehat yang tidak sesuai dengan keadaan Ibu makan akan menambah stres. Lebih baik hubungi tenaga profesional seperti psikolog.

8. Selalu sedia Biogesic di kotak P3K

Stres bisa menyerang fisik lho, jadi Ibu juga butuh butuh pertolongan cepat berupa obat sakit kepala. Kepala nyut-nyutan hebat? Jangan biarkan terlalu lama, selalu sedia Biogesic yang mengandung 500mg paracetamol untuk redakan nyeri fisik saat stres. 

Kandungan paracetamol Biogesic juga berfungsi sebagai analgesik, yakni meredakan rasa nyeri otot, membantu meredakan sakit gigi, serta mengurangi nyeri saat haid. Biogesic juga tidak menyebabkan iritasi lambung, ketergantungan, serta aman digunakan sebagai obat sakit kepala ibu menyusui maupun ibu hamil.

Biogesic juga mengeluarkan varian sirup rasa buah jeruk dan kandungan paracetamol 160mg untuk anak yang disesuaikan dengan berat badan si kecil, lho. 

Yuk, siap sedia Biogesic di kotak P3K Ibu! Cek laman instagram @Bikintenangkeluarga untuk tips seputar keluarga dan info terbaru dari Biogesic.

Itu dia beberapa pertolongan stres pada Ibu yang bisa diterapkan dalam keseharian. Stres pada Ibu memang wajar, tapi jangan dianggap enteng atau dibiarkan berlarut. Sebelum “meledak”, yuk selamatkan diri sendiri!