Ibupedia

Tak Perlu Emosi, Begini Cara Menghadapi Mertua Pelit dan Perhitungan dengan Bijaksana

Tak Perlu Emosi, Begini Cara Menghadapi Mertua Pelit dan Perhitungan dengan Bijaksana
Tak Perlu Emosi, Begini Cara Menghadapi Mertua Pelit dan Perhitungan dengan Bijaksana

Pernikahan sejatinya adalah penyatuan dua keluarga yang jelas berbeda karakter dan latar belakangnya. Menikah tidak hanya menerima kelebihan dan kekurangan Ayah, tetapi juga kelebihan dan kekurangan mertua. Namun, terkadang ada beberapa konflik yang bisa sampai menguras emosi. Seperti mertua yang pelit atau perhitungan misalnya. 

Ibu tidak perlu emosi, berikut ini adalah tips dan cara menghadapi mertua pelit dan perhitungan dengan sikap yang bijaksana.

1. Membatasi Diri

Cara menghadapi mertua pelit dan perhitungan yang pertama adalah dengan membatasi diri. Buatlah batasan-batasan antara keluarga Ibu, yaitu Ayah dan anak-anak, dengan mertua. Membatasi diri bukan berarti sepenuhnya menarik diri dan tidak memedulikan mertua, namun Ibu hanya membuat batasan yang jelas bahwa keluarga Ibu adalah yang seharusnya menjadi prioritas.

Gunakan cara yang halus agar mertua tidak merasa tersinggung atau merasa bahwa Ibu menghindari mereka. Cukup fokus untuk membatasi keluarga kecil Ibu agar tidak terlalu intens bersosialisasi dengan mertua. Cara menghadapi mertua pelit dan perhitungan seperti ini bertujuan untuk menghindarkan keluarga Ibu dari masalah dengan mertua yang mungkin bisa semakin besar nantinya

2. Komunikasi dengan Anak

Apakah anak Ibu pernah menjadi korban kepelitan mertua? Pernahkah si kecil tidak diperbolehkan mengambil kue atau tidak diberi sepotong ayam saat makan bersama di rumah mertua? Peristiwa semacam ini memang sangat menguras emosi. Merasa marah dan tidak terima adalah hal yang wajar. Namun, Ibu tidak perlu menunjukkan emosi tersebut di depan anak, apalagi meledak-ledak saat itu juga.

Komunikasikanlah pada si kecil. Katakan padanya, jika mereka tidak diperbolehkan mengambil kue, maka jangan mengambil apa pun. Jika mereka tidak diberi sepotong ayam dari meja makan, maka makanlah lauk yang lain. Ajarkan pada anak bahwa jangan mengambil apa pun dari rumah kakek neneknya jika bukan mereka sendiri yang memberikannya. Ibu juga bisa segera menghibur anak dengan mengajaknya membeli makanan yang ia sukai di luar.

3. Bicarakan dengan Ayah

Sudah sewajarnya untuk membicarakan masalah apa pun dengan Ayah. Apalagi yang menjadi permasalahan adalah sikap dari orang tua Ayah Ibu sendiri. Bila Ayah belum mengetahui segala perlakuan orang tuanya pada Ibu, maka sampaikanlah dengan cara yang halus agar Ayah tidak mengira Ibu membenci mereka. 

Terkadang, ada beberapa tipe mertua yang terlalu memanjakan anaknya, sehingga ketika anaknya menikah dan mulai hidup sendiri, mereka merasa sangsi apakah menantunya bisa mengurus anak kesayangannya sebaik mereka. Perasaan seperti ini terkadang bisa menyebabkan perlakuan yang tidak terlalu baik pada menantu.

Namun bila Ayah sudah mengetahui semua sikap mertua pada Ibu, maka perkara ini bisa menjadi lebih mudah. Bicarakan tentang bagaimana menghadapi mertua pelit dan perhitungan seperti ini berdua. Dengan begitu, permasalahan tidak akan berlarut-larut dan bisa meningkatkan keintiman komunikasi Ibu dengan Ayah

4. Sabar dan Menerima

Terimalah bahwa mertua, dengan segala kekurangannya, tetaplah bagian dari hidup Ibu. Ketika Ibu menerima Ayah untuk menjadi pasangan, maka otomatis Ibu juga menerima orang tuanya untuk menjadi orang tua Ibu. Merasa kesal karena diperlakukan dengan pelit dan penuh perhitungan, bukan berarti Ibu lalu membenci mertua. Bila Ibu terang-terangan menunjukkan bahwa Ibu tidak menyukai mereka, bisa saja masalahnya akan menjadi lebih runyam.

Kunci serta cara menghadapi mertua yang pelit dan perhitungan adalah dengan sabar. Lapangkanlah kesabaran untuk menerima segala kekurangan mertua. Apa pun yang dilakukan mertua, Ibu harus bisa melewatinya dengan ikhlas dan sabar, karena meskipun sikapnya pelit, mertua tetaplah orang tua yang harus dihormati apa pun yang terjadi.

5. Tidak Membalas 

Cara menghadapi mertua pelit dan perhitungan berikutnya adalah dengan tidak membalasnya. Sikap seperti ini akan membuat Ibu menjadi pribadi yang lebih bijaksana serta dewasa. Walaupun mertua selalu pelit, Ibu tidak patut membalasnya dengan bersikap pelit juga. Dengan demikian, Ibu juga sekaligus tetap menjaga keharmonisan dan hubungan baik dengan mertua.

Perlu diingat bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan mertua bersikap pelit dan perhitungan. Apa pun faktornya, sebaiknya jangan pernah membalas. Tetaplah berhubungan baik. Jika Ibu tidak mampu, maka Ibu cukup menjaga jarak saja dengan mengurangi intensitas pertemuan dengan mertua. Maafkanlah, maka itu akan menjadi sebaik-baiknya cara menghadapi mertua pelit dan perhitungan.

6. Tidak Membeberkan Keburukan Mertua

Satu hal yang patut untuk selalu diperhatikan. Seburuk apa pun sikap mertua, jangan pernah menunjukkan keburukan tersebut pada orang lain, termasuk pada orang tua kandung. Bila Ibu ingin berkeluh kesah, maka sebaiknya cukup pada Ayah saja. Jangan sampai Ibu menceritakannya pada teman-teman, orang tua kandung, atau sekadar curhat di media sosial. Selain untuk membentuk karakter yang baik pada diri Ibu, hal ini juga menjadi wujud bakti menantu pada mertua. 

Itulah beberapa tips dan cara menghadapi mertua pelit dan perhitungan. Alih-alih tersulut emosi, sebaiknya Ibu bersikap bijaksana dengan menerapkan berbagai cara menghadapi mertua pelit dan perhitungan seperti di atas. Jangan lupa bahwa urusan rumah tangga adalah rahasia dapur masing-masing yang tidak perlu diketahui oleh orang lain. Cukup dengan Ayah dan anak-anak Ibu, bangunlah hubungan yang harmonis bahkan sepelit apa pun sikap mertua!


Editor: Atalya