Keluarga

Bagaimanakah Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar?

Bagaimanakah Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar?

Bagaimanakah tata cara sholat dhuha dan bacaannya yang benar dan sesuai sunnah?

Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan di waktu dhuha. Waktu dhuha dikenal juga awal dari waktu siang. Meskipun shalat sunnah, shalat dhuha memiliki banyak keutamaan dan ganjaran yang besar dari Allah. Lantas bagaimana tata cara sholat dhuha untuk rezeki?

Hukum Sholat Dhuha

tata-cara-sholat-dhuha-1

Ulama empat mazhab bersepakat bahwa hukum shalat dhuha adalah sunnah. Dalilnya berasal dari hadits Abu Dzar. Rasulullah bersabda:

“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no. 720)

Keutamaan Shalat Dhuha

tata-cara-sholat-dhuha-2

1. Mencukupkan sedekah sebanyak persendian manusia

Sedekah memiliki keutamaan melancarkan rezeki. Salah satu tata cara sholat dhuha dan manfaatnya adalah mencukupkan sedekah sebanyak persendian manusia. JIka manusia memiliki 360 persendian, artinya kita diwajibkan sedekah dari setiap sendinya. Bentuk melaksanakan sedekah ini juga termasuk menghilangkan kerikil yang ada di jalanan. Dengan dua rakaat shalat dhuha, maka shalat dhuha tersebut akan mencukupkan sedekah.

2. Allah menjaga orang yang shalat dhuha 4 rakaat

Tata cara sholat dhuha dan manfaatnya yang lain adalah bahwa yang melakukanny akan dijaga oleh Allah.

Rasulullah bersabda:

Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang” (HR. Tirmidzi no. 475, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 4342)

3. Shalat dhuha adalah shalatnya orang yang bertaubat

Tata Shalat dhuha juga kerap disebut sebagai shalatnya orang-orang yang banyak kembali kepada Allah.

“Kekasihku (Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam) mewasiatkan aku tiga perkara: puasa tiga hari di setiap bulan, dua raka’at shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari no. 1178, Muslim no. 721)

Tata cara sholat dhuha dan manfaatnya kerap disebut shalatnya orang awwabin.

Shalat dhuha pembuka pintu rejeki?

Yang mencari tahu tata cara sholat dhuha untuk rezeki mungkin mengaitkannya karena mengetahui hadis ini:

Sesungguhnya Allah berfirman: “Wahai anak adam, laksanakan untukKu 4 rakaat di awal siang, Aku akan cukupi dirimu dengan shalat itu di akhir harimu. (HR. Ahmad 17390, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib 666 dan Syuaib al-Arnauth)

Lantas bagaimana tatacara sholat dhuha untuk rejeki?

Tata cara sholat dhuha dan bacaanya

tata-cara-sholat-dhuha-3

1. Waktu shalat Dhuha

Waktu pelaksanaan shalat dhuha dimulai ketika matahari meninggi setinggi ombak sampai sebelum matahari tegak lurus. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Amr bin Abasah:

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata: wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda: kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil” (HR. Muslim no. 832)

Sebagian ulama juga berpendapat bahwa waktu pelaksanaan shalat dhuha sekitar 15 menit setelah matahari terbit seperti pendapat dari Abdul Aziz bin Baz.

Waktu yang paling utama menunaikan shalat dhuha adalah saat matahari sudah tinggi dan sinar matahari sudah terik. Artinya waktu dimana tidak lama lagi azan zuhur dikumandangkan.

Umat muslim kerap tertukar antara shalat dhuha dan shalat isyraq. Jika ditunaikan terlalu pagi dan tidak lama jaraknya dari matahari terbit, maka itu disebut shalat isyraq dan bukan shalat dhuha.

2. Jumlah Rakaat

Shalat dhuha dikerjakan minimal dua rakaat sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar dan Abu Hurairah di atas. Namun, beberapa ulama berbeda pendapat soal jumlah rakaat shalat dhuha. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa shalat dhuha ditunaikan maksimal delapan rakaat. Ini seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Hani’:

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di tahun terjadinya Fathu Makkah beliau shalat delapan rakaat shalat dhuha” (HR. Bukhari no. 1103, Muslim no. 336)

Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa shalat dhuha tidak memiliki batasan jumlah rakaat. Ini seperti hadits yang diriwayatkan oleh AIsyah:

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dhuha empat raka’at dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau” (HR. Muslim no. 719)

Tata cara sholat dhuha dan bacaannya sama sebagaimana dengan tata cara sholat lainnya. Shalat dhuha dikerjakan dengan dua rakaat-dua rakaat dengan salam setiap dua rakaat.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:

“Dalam shalat dhuha (setelah Al Fatihah, pent.) silakan membaca surat atau ayat-ayat apa saja yang dimampui, tidak ada surat atau ayat khusus yang diutamakan. Silakan membaca ayat atau surat apa saja. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dengan satu salam. Jika ingin shalat empat rakaat atau enam atau delapan rakaat, atau bahkan lebih, dengan salam di setiap dua rakaat, maka ini semua baik”

Shalat dhuha ternyata boleh dilaksanakan secara berjamaah lho. Namun hendaknya dilakukan sesekali saja dan bukan merupakan kebiasaan yang dirutinkan sehingga terus-menerus shalat sunnah berjama’ah. Jika shalat dhuha dilaksanakan secara berjamaah, maka dilakukan dengan bacaan sirr (lirih) atau tidak dikeraskan.

Doa setelah sholat dhuha

tata-cara-sholat-dhuha-4

Tidak ditemukan hadits tegas yang menyatakan bahwa ada doa tertentu atau tata cara sholat dhuha dan bacaannya yang khusus dibaca hanya sholat dhuha. Namun, Rasulullah pernah membaca doa ini:

Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim

Ya Allah, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sungguh Engkau adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang). Beliau ucapkan ini 100x” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no. 219, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad)

Namun, doa di atas bukanlah doa yang khusus dibaca setelah sholat dhuha. Doa ini dapat dibaca untuk sholat secara umum. Namun, jika membacanya saat setelah sholat dhuha pun tidak mengapa.

Itulah tata cara sholat dhuha dan bacaannya sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah. Hendaknya kita tidak membuat sebuah kebiasaan yang tidak ada tuntunannya.

Editor: Dwi Ratih