Keluarga

Waspada datangnya Badai La Nina. Haruskah Takut?

Waspada datangnya Badai La Nina. Haruskah Takut?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini perihal datangnya badai La Nina menjelang akhir tahun 2021. Peringatan ini berdasarkan hasil pengamatan data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik terbaru.

Seperti yang dilansir di situs BMKG, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan nilai anomali yang telah melewati ambang batas badai La Nina sebesar 0,61 pada Dasarian I Oktober 2021. Kondisi ini akan berpotensi untuk terus berkembang.

Apakah itu badai La Nina? Haruskah diwaspadai?

Tidak usah panik, simak pembahasan mengenai badai La Nina ini beserta cara menghadapinya.

Apa itu badai La Nina?

waspada-datangnya-badai-la-nina-haruskah-takut-1

La Nina merupakan fase dingin atau kondisi meningkatnya curah hujan akibat perubahan suhu yang terjadi di Samudra Pasifik yang menjadi lebih dingin. Angin akan berhembus dari dari daerah yang lebih hangat di permukaan laut Amerika menuju barat ke arah Indonesia.

Kenaikan suhu di daerah Indonesia yang berubah menjadi lebih hangat juga menyebabkan pembentukan awan berlebih. Fenomena ini akan menyebabkan hujan lebat turun dengan intensitas yang tinggi. Oleh karena itu, pada saat La Nina terjadi, kamu akan sering melihat hujan turun.

Bukan hanya hujan, La Nina terkadang disertai dengan angin kencang yang berbahaya sehingga terjadilah badai La Nina. Potensi kemunculannya seperti bencana alam lainnya.

Istilah La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang artinya “anak perempuan”. La Nina memiliki saudara yang dikenal dengan El Nino yang artinya “anak laki-laki”.

Meski namanya mirip, ternyata La Nina dan El Nino ini berbeda. El Nino merupakan kebalikan dari La Nina dimana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik lebih hangat dan perairan Indonesia menjadi lebih dingin. Efeknya, curah hujan pun akan berkurang.

Bahaya Badai La Nina

waspada-datangnya-badai-la-nina-haruskah-takut-2

Dampak pertama dari badai La Nina adalah meningkatnya curah hujan hingga 70% di atas normal. Meningkatnya curah hujan akibat badai ini menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, hingga angin puting beliung. 

Meningkatnya curah hujan bisa mengganggu aktivitas masyarakat untuk beraktivitas. Selain itu, banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan dapat merusak tanggul dan menyebabkan air bah melimpah ke kawasan pemukiman.

Air bah yang melimpah dapat mengakibatkan banjir yang sudah diketahui dapat merugikan banyak pihak mulai dari materil hingga nyawa.

Waspada datangnya badai La Nina

BMKG memprediksi bahwa badai La Nina akan datang pada akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022. Menteri Koordinasi Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menghimbau semua masyarakat Indonesia untuk berhati-hati dan mempersiapkan diri menanggapi peringatan datangnya badai La Nina.

Luhut juga telah meminta kementerian dan lembaga untuk mempersiapkan pencegahan bencana hidrometeorologi (seperti banjir) yang dapat terjadi akibat La Nina. Ia juga menghimbau masyarakat untuk mengecek kesiapan dan melakukan simulasi kesiapsiagaan.

BMKG juga sedang memantau penurunan suhu Samudra Pasifik. Jika penurunannya sudah sampai ke angka -1, makan artinya La Nina sudah mulai terjadi dengan intensitas moderat.

La Nina juga bisa menyebabkan curah hujan meningkat dari 20% menjadi 70% di atas normal untuk beberapa daerah di Indonesia.

Tanda datangnya badai La Nina

waspada-datangnya-badai-la-nina-haruskah-takut-3

Mengingat potensi bahaya yang menghadang, ada baiknya kita mengetahui tanda akan terjadinya badai La Nina. BMKG melakukan pemantauan yang akan memberikan peringatan jika fenomena alam akan terjadi di Indonesia, termasuk badai La Nina.

Beberapa tanda datangnya badai La Nina:

  • Peningkatan kecepatan angin di sepanjang Samudra Pasifik. La Nina terjadi akibat penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur
  • Air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat. Peningkatan kecepatan angin pasat timur yang bertiup di samudra pasifik menyebabkan banyak massa air hangat yang terbawa ke arah Samudera Pasifik barat
  • Terjadinya Upwelling (pembalikan massa air). Massa air hangat yang terbawa ke Samudra Pasifik Barat yang lebih banyak akan berdampak massa air yang terdapat di Samudra Pasifik bagian timur bergerak ke atas

Apa yang harus dilakukan menghadapi badai La Nina?

waspada-datangnya-badai-la-nina-haruskah-takut-4

Badai La Nina dapat memicu bencana alam lain seperti banjir dan longsor. Apa yang dapat kita lakukan dalam menghadapi datangnya badai La Nina di penghujung tahun 2021 ini?

Badai La Nina tidak dihadapi oleh individu, tetapi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, BMKG sekuat mungkin berusaha menyebarluaskan informasi cuaca yang penting bagi masyarakat tentang kemungkinan badai La Nina. 

Biasanya BMKG akan mengadakan press release dan akan diliput oleh berbagai media sehingga masyarakat dapat mengetahuinya melalui HP, televisi, radio, dan media cetak.

Bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana alam, BMKG menghimbau mereka untuk melakukan evakuasi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman.

Masyarakat juga harus diedukasi tentang tanggap bencana alam seperti melakukan simulasi menanggapi bencana alam yang dilakukan baik di tingkat kecamatan, kelurahan, dan desa. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin siap dalam menghadapi bencana alam dan lebih responsif sehingga dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.

Tidak usah takut dalam menghadapi kedatangan La Nina. Dengan persiapan yang tepat, mitigasi bencana pun akan lebih mudah dilakukan.

Editor: Dwi Ratih