Kesehatan

10 Kelainan Penis pada Bayi Laki-Laki yang Wajib Diketahui!

10 Kelainan Penis pada Bayi Laki-Laki yang Wajib Diketahui!

Kelainan penis pada bayi laki-laki ternyata cukup banyak jenisnya dengan kategori dan perawatan yang tentu saja berbeda. 

Kelainan penis pada bayi laki-laki ada yang membutuhkan serangkaian operasi bedah dan ada juga yang tidak membahayakan namun sebagai orang tua kita semua wajib waspada karena hal ini akan berkaitan erat dengan masa depannya kelak ketika dewasa.

Jenis-Jenis Kelainan Penis pada Bayi Laki-Laki


Melansir dari laman News Medical, kelainan penis pada bayi laki-laki ini tak hanya mengacu pada ukurannya saja. 

Namun ketika lahir sebaiknya semua dicek sedemikian rupa dan bila ada hal yang tidak beres akan langsung bisa ditangani oleh tenaga medis. Berikut ini beberapa jenis kelainan penis pada bayi laki-laki yang kerap ditemukan:

1. Torsio Penis (Penile Torsion)

Kelainan penis pada bayi laki-laki ini merupakan kondisi cacat lahir yang sangat umum di mana penis bayi tampak terpelintir atau diputar pada porosnya atau seperti terbelit tali-tali kristal. 

Banyak yang mengungkapkan tentang Torsio Penis ini adalah penyakit bawaan lahir. Namun faktanya, anak laki-laki atau pria dewasa tetap perlu berhati-hati karena ini bisa terjadi kapan saja. 

Torsio Penis dapat disebabkan karena adanya cedera pada pangkal paha akibat olahraga yang berlebih atau cedera saat sedang berolahraga. Selain hal ini, faktor pubertas yang menyebabkan testis tumbuh sangat cepat dapat menjadi pemicunya. 

Melansir dari laman Kids Health, pada beberapa kasus akan menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan tiba-tiba. Torsio testis juga biasanya membutuhkan operasi bedah dengan segera untuk menyelamatkan testis. 

Selain bawaan lahir, kondisi torsio testis ini juga dapat terjadi kapan saja dengan gejala seperti merasa sakit terus menerus pada skrotum, posisi testis yang tak biasa (bisa jadi besar sebelah), adanya pembengkakan skrotum yang disertai dengan ruam hingga warna gelap, mual, muntah, demam, hingga sakit perut. 

Bila kondisi ini terjadi maka sebaiknya segera datang ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.


2. Aposthia (Sunat Alami)

Kelainan penis pada bayi laki-laki yang satu ini ternyata merupakan kondisi yang langka dimana penis tidak memiliki kulup seolah seperti sudah melakukan sunat. 

Kulup ini biasanya mulai berkembang pada bulan ketiga selama masa kehamilan dan bagian perut kulup akan menutup pada bulan kelima pada masa kehamilan. Pertumbuhan kulup sendiri sangat bergantung pada androgen dan reseptor androgen.

3. Penis Berselaput

Penis berselaput merupakan kelainan penis pada bayi laki-laki dimana ukuran penis normal tertutup jaringan prepubik yang tertutup di palmatus penis. Akibat kondisi penis berselaput ini, penis akan memiliki penampilan pseudomicroscopic dari penis normal. 

Melansir dari laman NCBI, penis dengan ukuran normal dapat disembunyikan karena terkubur dalam jaringan prepubik tertutup jaringan skrotum (penis palmatus), terperangkap sekunder akibat phimosis, cicatrix pascasunat, trauma atau tersembunyi karena hernia atau hidrokel yang besar. 

4. Chordee

Kelainan penis pada bayi laki-laki berikutnya adalah kondisi Chordee yaitu kondisi dimana penis seperti melengkung dan kondisi ini sudah berkembang sejak si kecil berada dalam rahim Ibu. 

Pada beberapa kasus, uretra akan menjadi pendek atau jaringan tebal dapat mengelilingi uretra atau kulit yang ada di bagian bawah penis berukuran sangat pendek. Kondisi Chordee ini tidak menimbulkan rasa sakit  namun lengkungan ke bawah terlihat jelas selama ereksi. 

Selain itu, pembukaan uretra terlihat di bagian bawah penis daripada di ujung penisnya. Belum ada studi yang dapat mengungkapkan penyebab pasti penis bayi laki-laki mengalami Chordee semenjak di dalam kandungan. 

Namun ternyata kondisi ini adalah kondisi yang sangat umum pada anak-anak dengan hipospadia atau ketika kondisi hipospadia ini terjadi turun temurun dalam keluarga. 

5. Epispadia

Epispadia merupakan kelainan penis pada bayi laki-laki yang jarang terjadi dimana penis memiliki bentuk yang lebar pendek dengan kelengkungan yang tidak seperti penis normal pada umumnya. 

Pada kondisi ini, uretra juga tidak dapat berkembang sepenuhnya sehingga bagi penderita kelainan penis ini akan menghadapi kesulitan saat akan buang air kecil. Jika biasanya lubang uretra berada di ujung penis, justru pada kondisi ini lubang uretra terlihat di samping, di atas, atau bahkan tampak terbuka di seluruh batang penis. 

Untuk kasus epispadia ringan kemungkinan tidak memerlukan perawatan intensif namun bila terlihat bentuknya sangat parah maka perlu dilakukan prosedur pembedahan atau operasi untuk memperbaikinya. 

Pembedahan dan perawatan lebih lanjut dibutuhkan pada kasus ini supaya penis dapat terlihat dan berfungsi dengan normal. Ada dua teknik bedah yang dilakukan untuk mengobati epispadia yaitu teknik bedah Mitchell dan teknik bedah Cantwell yang telah dimodifikasi.

6. Hipospadia

Kelainan penis pada bayi laki-laki jenis Hipospadia tampaknya hal yang paling umum terjadi. Pada kondisi ini, lubang uretra terlihat di bagian bawah penis daripada di ujung penis. Yang menentukan kondisi hipospadia ini parah atau tidak adalah posisi pembukaannya. 

Pembukaan kemungkinan terjadi di dekat pangkal atau kepala penis, tengah batang penis, atau bahkan di bawah skrotum. Hipospadia merupakan kondisi yang umum terjadi dan masih dapat diobati dengan cara memposisikan ulang meatus dan meluruskan batang penis. 

Pembedahan ini akan lebih mudah dilakukan pada bayi dengan usia 3 hingga 18 bulan. Belum dapat dipastikan mengapa bayi dapat terlahir dengan kondisi ini, namun melansir dari laman WebMD, dokter mengemukakan ada beberapa alasan yang bisa menjadi penyebabnya seperti:

  • Kondisi Genetik

Hipospadia dapat disebabkan karena kondisi genetik misalnya bayi laki-laki tersebut terlahir dari Ayah atau saudara laki-laki dengan kondisi serupa sebelumnya atau dapat dikategorikan menjadi sindrom genetik.

  • Perawatan Kesuburan

Ada kemungkinan Ibu dulu pernah melakukan perawatan kesuburan atau terapi hormon dengan menggunakan obat tertentu untuk membantu proses kehamilan Ibu sebelumnya. Perawatan kesuburan ini juga dilakukan karena banyak faktor misalnya siklus menstruasi Ibu tidak teratur, obesitas, atau kondisi medis tertentu.

  • Usia atau Berat Badan Ibu

Ada kemungkinan yang lebih besar bayi akan lahir dengan kondisi Hipospadia apabila saat Ibu hamil dengan kondisi berat badan berlebih (obesitas), di atas usia 35 tahun atau sedang memiliki diabetes sebelum kehamilan terjadi. Penting untuk selalu menjaga gaya hidup sehat aktif sebelum memutuskan untuk hamil.

  • Paparan Rokok atau Pestisida

Sejumlah penelitian mengungkapkan kemungkinan bayi lahir dengan kondisi Hipospadia karena Ibu sering kali terkena paparan rokok, pestisida, atau bahan kimia lainnya. Bagi Ibu hamil juga sebaiknya berhenti merokok terlebih dahulu untuk kesehatan buah hati tercinta sejak dalam kandungan. 

  • Konsumsi Alkohol Saat Hamil

Meskipun sebenarnya ini bukan penyebab yang pasti namun tetap saja ketika Ibu hamil mulai mengkonsumsi alkohol dengan kadar berapa saja maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan bayi di dalam kandungan. Hentikan mengkonsumsi alkohol selama kehamilan demi kesehatan Ibu dan bayinya!

  • Bayi Lahir Prematur

Kemungkinan munculnya kelainan penis pada bayi laki-laki selanjutnya adalah persalinan bayi prematur. Memang tidak semua bayi yang lahir prematur akan lahir dengan kondisi Hipospadia namun beberapa diantaranya memiliki kasus tersebut.

Pencegahan terhadap kasus Hipospadia juga boleh diterapkan seperti tidak merokok atau mengkonsumsi alkohol ketika sedang hamil. Kemudian Ibu disarankan juga untuk mengkonsumsi vitamin atau suplemen makanan penunjang yang disarankan oleh dokter seperti folic acid atau vitamin lainnya. 

Menjaga berat tubuh ideal sebelum memutuskan untuk hamil juga diperlukan untuk kondisi kehamilan yang lebih sehat.

7. Diphallia



Diphallia adalah kondisi kelainan penis pada bayi laki-laki dan sering juga disebut dengan duplikasi penis. Kondisi yang satu ini cukup jarang terjadi dan bila harus terjadi perbandingannya adalah 1 dari 5,5 juta kelahiran di seluruh dunia. 

Penderita Diphallia mungkin memiliki kelenjar ganda dengan atau tanpa cacat anggota tubuh lainnya. Diphallia sendiri dapat terdeteksi sekitar 3 – 6 minggu usia kehamilan Ibu dan diagnosa pun dapat terdeteksi melalui ultrasound. 

Fungsi ereksi pada kasus ini juga tampaknya sangat bervariasi yaitu satu atau dua penis dapat ereksi sekaligus bahkan pada beberapa kasus ereksi atau ejakulasi simultan juga mungkin terjadi.

8. Mikropenis (Penis Kecil)

Melansir dari laman Healthline, mikropenis adalah kelainan penis pada bayi laki-laki yang didiagnosa ketika bayi lahir dengan ukuran penis yang jauh di bawah kisaran ukuran normal untuk bayi. 

Selain ukurannya yang tidak seperti penis normal pada umumnya, struktur, penampilan, dan fungsi mikropenis ini seperti penis sehat dan normal lainnya. 

Kondisi mikropenis ini terjadi saat sebelum bayi laki-laki lahir, alat kelaminnya berkembang sebagai respon terhadap hormon tertentu terutama hormon androgen. 

Jika tubuhnya tidak menghasilkan androgen dengan cukup atau tubuh tidak merespon produksi androgen secara normal, salah satu dampaknya adalah bayi lahir dengan kondisi mikropenis atau mikrophallus. 

Belum begitu jelas mengapa bayi laki-laki terlahir dengan kondisi mikropenis namun sebuah studi di Perancis pada tahun 2011 menunjukkan bahwa janin yang sering kali terpapar pestisida atau bahan kimia lainnya dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kondisi mikropenis. 

Meskipun mikropenis merupakan salah satu kelainan penis pada bayi laki-laki, namun para ahli mengungkapkan bahwa mikropenis sama dengan kondisi penis sehat lainnya, ia dapat buang air kecil dengan normal dan kemampuan untuk ereksi juga tidak akan terpengaruh atau tetap normal pada umumnya. 

Namun meskipun begitu, kondisi mikropenis ini erat kaitannya dengan jumlah sperma yang dihasilkan akan lebih rendah dibandingkan dengan penis ukuran normal dan ini juga sebagai tanda bahwa kesuburannya bisa jadi berkurang.

9. Hidrokel


Mengutip dari laman Health Kompas, hidrokel adalah kelainan penis pada bayi laki-laki karena terdapat cairan di dalam skrotum (baik satu skrotum atau keduanya), dan terdapat akumulasi cairan skrotum. 

Kondisi ini dapat terjadi karena terdapat gangguan distribusi cairan pada pembuluh vena yang ada pada skrotum dan longgarnya jaringan selaput atau ligamen yang membatasi rongga perut dengan skrotum. Hidrokel juga biasanya terjadi dengan kondisi hernia inguinal. 

Kondisi hidrokel ini biasanya tidak punya gejala berarti namun tampak adanya skrotum dengan ukuran yang lebih besar daripada ukuran normal. Bila dilakukan pemeriksaan dengan cahaya, maka akan ditemukan transluminasi. 

Hidrokel dapat terjadi pada bayi baru lahir dan dapat terserap dengan sendirinya maksimal hingga usia 12 bulan dan bila ini terjadi lebih dari usia 12 bulan maka dokter akan melakukan operasi bedah untuk mengatasinya.

10. Hermaphrodite

Kelainan penis pada bayi laki-laki berikut ini adalah Hermaprodit yang ditandai dengan ukuran penis kecil atau skrotumnya tidak membentuk buah zakar hingga menyerupai bibir vagina. 

Kondisi ini berbeda dengan mikropenis dan biasanya disebabkan karena mutasi gen atau adanya kelainan pada kromosom. Mengutip dari laman Health Kompas, kondisi yang satu ini juga kerap kali dikaitkan dengan ambiguous genitalia atau bingung kelamin. 

Penanganan pada kasus kelainan penis pada bayi laki-laki ini tak hanya pembedahan yang akan dilakukan dokter namun juga terdapat edukasi serta konseling khusus untuk kedua orang tua anak.

Editor: Dwi Ratih