Anak Batuk Pilek Tapi Gak Demam, Haruskah Ibu Khawatir? Ini Jawabannya

Ada satu kondisi yang sering bikin ibu bingung. Anak kelihatan aktif, masih lari-larian, makan pun masih semangat, tapi hidungnya terus meler. Malamnya mulai batuk-batuk, tapi suhunya masih normal. Sebagai ibu, rasanya dilema banget. Ini cuma masuk angin biasa, atau awal batuk pilek, ya?
Sering kali kita ragu, harus dibawa ke dokter atau cukup dirawat di rumah? Perlukah diberi obat, dan kalau iya, yang mana yang tepat? Sebab kalau salah pilih, takutnya gejala makin panjang. Tapi kalau dibiarkan, bisa jadi makin berat. Kebingungan semacam ini sangat umum, terutama di kalangan ibu dengan anak balita atau usia sekolah.
Dan ternyata, kondisi batuk pilek tanpa demam memang cukup sering terjadi pada anak-anak. Meskipun tidak terlihat serius, kondisi ini tetap butuh perhatian khusus. Hal ini dijelaskan dengan sangat jelas oleh dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, dalam peluncuran produk terbaru dari OB Combi.
Kapan Batuk Pilek Butuh Penanganan Serius, Meski Tanpa Demam?
Dalam penjelasannya, dr. Kanya menyampaikan bahwa anak-anak usia 2–5 tahun berada di masa yang sangat rentan tertular virus. Di usia ini, mereka mulai aktif bersosialisasi—mulai masuk sekolah, bermain di daycare, atau sering ke playground. Aktivitas sosial ini meningkatkan risiko mereka terkena infeksi saluran napas seperti common cold.
Masalahnya, gejala batuk pilek tanpa demam sering tidak dianggap serius. Tidak ada suhu tubuh yang naik, tapi anak mulai pilek ringan, bersin, suara bindeng, atau batuk kecil. Karena tampak biasa saja, orang tua sering kali menunda penanganan. Padahal, inilah momen krusial di mana tubuh anak sedang melawan virus dan butuh bantuan.
“Kalau tidak ditangani, batuk pilek bisa mengganggu tidur, makan, bahkan tumbuh kembang anak. Anak jadi lelah, mood turun, dan di sekolah pun kurang fokus,” jelas dr. Kanya. Artinya, dampaknya tidak hanya fisik, tapi juga menyentuh keseharian dan kualitas hidup anak.
Fakta Mengejutkan: Anak Bisa Mengalami 100 Hari Batuk Pilek dalam Setahun
Untuk memperkuat pentingnya perhatian terhadap bapil, data dari National Library of Medicine menunjukkan bahwa seorang anak bisa mengalami batuk pilek hingga 6–10 kali dalam setahun. Rata-rata durasinya 1–2 minggu, sehingga total bisa mencapai 100 hari anak mengalami gejala.
Menariknya, peningkatan kasus batuk pilek pada anak biasanya terjadi setelah masa “back to school”, seperti bulan Agustus. Hal ini memperjelas bahwa faktor paparan lingkungan baru sangat berpengaruh terhadap imunitas anak.
Dengan fakta ini, wajar bila ibu perlu menyiapkan diri sejak awal, bukan hanya dengan pengetahuan, tapi juga kesiapan menangani gejalanya sebelum berkembang menjadi lebih berat.
Tips dari dr. Kanya Mengatasi Batuk Pilek Anak: Kenali Gejalanya, Tangani Sejak Dini
Batuk pilek tanpa demam memang sering terlihat sepele, padahal bisa berdampak besar kalau tidak ditangani. Gejalanya sering kali tidak mencolok, pilek ringan, suara bindeng, atau batuk kecil yang datang dan pergi. Karena anak masih tampak aktif dan tidak demam, banyak orang tua menganggapnya bukan masalah.
Namun, menurut dr. Kanya, justru di balik gejala ringan itu, tubuh anak sedang berjuang melawan virus. Dan karena tidak ditangani sejak awal, virus bisa berkembang lebih jauh dan menular ke orang lain. Maka, kepekaan orang tua jadi sangat penting agar bisa bertindak sebelum gejalanya mengganggu lebih jauh.
Jika dibiarkan, batuk pilek dapat mengganggu kualitas tidur anak. Hidung tersumbat membuat tidur tidak nyenyak, dan tubuh gagal masuk ke fase deep sleep yang penting untuk proses penyembuhan. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun, nafsu makan terganggu, dan anak makin mudah lelah atau rewel.
Dampaknya tak berhenti di sana. Anak jadi kurang fokus saat belajar, tertinggal pelajaran, dan kalau infeksinya terus berkembang, bisa memicu komplikasi seperti bronkitis, bronkiolitis, bahkan bronkopneumonia. Inilah alasan kenapa batuk pilek, walau tanpa demam, tidak bisa dianggap remeh.
Maka langkah terbaik adalah melakukan penanganan sejak awal. Pertama, ibu perlu mengamati gejala dengan teliti: apakah ada demam atau tidak. Jika tidak, maka bisa dimulai dari perbanyak cairan, beri makanan bergizi, bantu anak istirahat cukup, dan jaga kebersihan.
Tak kalah penting adalah pemilihan obat yang tepat. Untuk kasus tanpa demam, hindari obat yang mengandung paracetamol. Pilih obat yang memang ditujukan untuk meredakan gejala batuk pilek ringan tanpa antipiretik.
“Kuncinya adalah pilih obat yang sesuai. Jangan asal kasih obat demam kalau anak nggak demam. Itu bisa menimbulkan efek samping yang tidak perlu,” tegas dr. Kanya.
OB Combi Anak Batuk Pilek: Solusi Praktis untuk Ibu
Dengan insight tersebut, ibu tentu memerlukan solusi praktis di rumah yang sesuai dengan kondisi anak. Menjawab kebutuhan itu, Combiphar menghadirkan OB Combi Anak Batuk Pilek, sirup rasa stroberi yang diformulasikan khusus untuk batuk pilek tanpa demam.
Produk ini mengandung kombinasi Pseudoephedrine HCI, Dextromethorphan HBr, dan Chlorphenamine Maleate, tiga zat aktif yang bekerja meredakan batuk kering, bersin, dan hidung tersumbat. Formulanya aman digunakan untuk anak karena tidak mengandung paracetamol.
“Kami memahami betul kebingungan ibu saat anak bapil tapi nggak demam. Produk ini bisa jadi solusi yang tepat,” ujar Weitarsa Hendarto, Direktur Combiphar.
Asmirandah, yang hadir dalam acara peluncuran bersama suaminya, Jonas Rivanno, turut membagikan pengalamannya.
“Kalau Chloe cuma pilek dan nggak demam, dia tetap aktif. Tapi karena gejalanya terus ada, aku perlu solusi yang tepat. Sekarang ada OB Combi Anak Batuk Pilek, ini jawabannya,” ujarnya.
Dengan rasa stroberi yang disukai anak-anak, produk ini juga membantu mengurangi drama saat minum obat. Sudah tersertifikasi halal, terdaftar BPOM, dan tersedia luas di apotek.
Saat Ibu Tanggap, Anak Cepat Pulih
Pada akhirnya, yang paling mengenali perubahan kecil pada anak adalah ibu. Saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda pilek meski masih aktif dan ceria, ibu adalah sosok pertama yang bisa mengambil keputusan yang tepat.
Dengan penanganan yang sesuai sejak awal, anak bisa pulih lebih cepat, tidur lebih nyenyak, dan kembali ceria menjalani harinya. Dan saat anak kembali aktif, ibu pun bisa lebih tenang.
“OB Combi Anak Batuk Pilek bisa jadi solusi di rumah. Bukan cuma menyembuhkan, tapi juga menenangkan hati ibu,” tutup Asmirandah.
Karena saat bapil dikalahkan, si kecil bisa kembali aktif. Dan saat anak sehat, ibu bisa tersenyum lebih lega.