Angkat Beban Bikin Pendek Cari Tahu Olahraga Yang Tepat Buat Si Kecil

Angkat Beban Bikin Pendek Cari Tahu Olahraga Yang Tepat Buat Si Kecil
Angkat Beban Bikin Pendek Cari Tahu Olahraga Yang Tepat Buat Si Kecil

Belakangan, Ibumin lagi suka melihat akun Mom Influencer di Instagram bernama Niken Havana. Sosoknya viral karena memiliki anak perempuan berusia hampir 2 tahun bernama Briella.

Briella merupakan balita yang dijuliki 'Bayi Samson' oleh netizen. Rupanya hal ini sesuai dengan perilaku Briella yang gemar mengangkan beban berat, seperti barbel, galon minuman, sepeda roda tiga dan lain sebagainya.

Banyak Ibu yang khawatir, mengangkat beban berat bisa bikin Briella bertumbuh pendek nantinya. Tapi, benarkah anak angkat beban bikin pendek?

Ibumin sendiri jadi ikutan khawatir, karena si kecil di rumah juga belakangan gemar sekali mengangkat barbel ukuran 1 kilogram, meski sudah dilarang. Yuk, kita cari tahu dulu fakta mengenai angkat beban bikin pendek dalam ulasan berikut.

Alasan mengenai apakah angkat beban membuat anak pendek?

Zaman dahulu, mitos angkat beban dan tinggi badan anak diduga kuat dapat memengaruhi pertumbuhan anak-anak. Banyak orang tua percaya bahwa, ketika anak mengangkat beban lebih dari berat badannya akan menyebabkan tulang menyusut dan berhenti bertumbuh.

Sehingga menyebabkan anak menjadi pendek. Ternyata sampai sekarang, mitos anak angkat beban bikin pendek juga masih berkembang di masyarakat, lho!

Tapi, kalau mengutip dari Standford Children para ahli terdahulu memang ada yang berpendapat bahwa anak-anak tidak boleh berlatih angkat beban, namun pandangan tersebut telah berubah. Para ahli kini menyatakan bahwa latihan angkat beban justru sangat diperbolehkan, selama mereka diawasi dengan baik dan menggunakan teknik yang tepat.

Salah satu alasan mengapa penyedia layanan kesehatan dulu melarang anak-anak angkat beban adalah, kekhawatiran bahwa tulang anak-anak yang sedang tumbuh akan rusak. Hal inilah yang menyebabkan berkembangnya mitos angkat beban bikin anak pendek hingga sekarang.

Kapan anak boleh mulai angkat beban? Laman Mayo Clinic mengungkapkan, latihan angkat beban anak bisa dilakukan sejak ia berusia 7-8 tahun. Latihan kekuatan ini nantinya berfungsi membangun kekuatan otot, apabila dilakukan dengan benar.

Latihan angkat beban juga dapat membangun kepadatan tulang dan memperkuat ligamen serta tendon. Latihan juga meningkatkan performa atletik dan dapat mencegah cedera olahraga pada anak.

Bahkan, latihan angkat beban yang benar bisa membantu anak yang memiliki berat badan yang ideal. Namun, yang perlu jadi catatan orang tua adalah, latihan angkat beban ini semata-mata hanya berfokus pada penggunaan beban yang lebih ringan melalui banyak repetisi.

Latihan ini tidak sama dengan angkat beban yang bertujuan untuk membantuk masa otot layaknya binaraga. Sehingga, secara keseluruhan angkat beban aman untuk anak remaja.

Anak angkat beban bikin pendek, ternyata ini bagian dari aktivitas fisik

Kalau mengutip dari Podcast dr. Tirta sebagai dokter spesialis anak, dr. Lucky Yogasatria, Sp.A mengatakan aktivitas fisik anak sangatlah penting diterapkan setiap hari. Anak-anak usia 0-2 tahun aktivitas yang perlu distimulasi adalah floor time, orang tua sebaiknya menghindari terlalu sering menggendong si kecil pada usia-usia tersebut.

“Nanti usia 2-5 tahun biarkan ia main sepuasnya termasuk gymnastik. Gunanya untuk melatih keseimbangan, meningkatkan kekuatan motorik dasar. Nah, usia 6-9tahun mulai perkenalkan olahraga,” kata dokter Lucky.

Orang tua bisa mengenalkan olahraga seperti; bola, renang, voli atau basket. Sambil olahraga angkat beban sedikit, asal bukan sebagai suatu program.

Usia 9-13 baru bisa dikenalkan dengan olahraga yang lebih berat lagi. Anak-anak bisa ikut program yang fokus melatih otot. Kenapa sampai usia 13 tahun belum boleh melakukan aktivitas fisik berat?

Menurut dokter Lucky, di bawah usia tersebut pertumbuhan otot anak belum sebaik usia dewasa. Sehingga, untuk melakukan latihan angkat beban nggak boleh mengikuti suatu program pembentukan otot.

Kalau dikaitkan dengan anak angkat beban bikin pendek dan bisa memengaruhi tinggi badan anak di masa depan, sebenarnya jika kegiatan ini dilakukan dengan porsi yang tepat dan sesuai usia, justru sangat bermanfaat bagi si kecil. Asalkan bebannya tidak terlalu berat, agar tetap bermanfaat bagi kekuatan tulang dan meminimalisir risiko cedera.

Pertumbuhan tinggi badan anak juga berkaitan dengan faktor genetik

Yup! Anak zaman sekarang seperti berbeda dari anak zaman dulu ya, Bu. Kebutuhan gizinya hampir selalu terpenuhi dengan baik, sehingga memengaruhi tinggi badannya yang lebih cepat tinggi.

Namun, walau bagaimanapun tinggi badan anak juga berkaitan dengan faktor genetik. Menurut penelitian dari Science Direct faktor genetik anak memainkan peran penting dalam berat badan dan tinggi badan mereka.

Bahkan, memengaruhi faktor-faktor seperti nafsu makan, metabolisme, dan distribusi lemak. Meskipun genetika merupakan faktor utama, pengaruh lingkungan seperti pola makan dan gaya hidup juga krusial, dan lingkungan yang sehat dapat membantu menangkal kemungkinan buruk terjadi.

Jadi kalau orang tua memiliki keturunan tinggi badan yang menjulang, maka secara genetik anak akan menurunkan hal tersebut. Meskipun anak melakukan latihan angkat beban sekalipun, tanpa program.

Secara umum, patokan pertumbuhan tinggi badan ideal anak tiap tahunnya mungkin cenderung sama. Misalnya, bayi 0-12 bulan akan tumbuh tinggi sekitar 25 cm per tahun, pada usia 1-2 tahun naik kembali menjadi 13 cm.

Sementara pada usia 2-3 tahun naik lagi menjadi 9 cm. Nantinya setelah usia 4 tahun hingga menuju pubertas, kemungkinan tinggi badan pertahunnya akan naik sekitar 5 cm.

Di masa pubertas, anak-anak pun masih punya kesempatan untuk tumbuh tinggi. Namun, akan melambat setelah pubertas berakhir.

Nah, jadi nggak perlu khawatir lagi jika angkat beban bikin pendek tubuh si kecil ya Bu. Asalkan dilakukan dengan benar dan sesuai usia, semua aman terkendali.

Follow Ibupedia Instagram