Kesehatan

Cegah Karies Gigi Anak, Gunakan Pasta Gigi Yang Tepat!

Cegah Karies Gigi Anak, Gunakan Pasta Gigi Yang Tepat!

Kita tahu bahwa menyikat gigi secara rutin bisa mencegah penyakit yang berkaitan dengan gigi. Termasuk masalah gigi berlubang. Nah, kebiasaan sikat gigi ini juga bisa kita tanamkan pada anak sejak tumbuh gigi, demi mencegah gigi anak berlubang dan karies gigi, lho! 

Apalagi, gigi anak berlubang dan karies gigi konon bisa memengaruhi pertumbuhan anak. Tapi, menanamkan kebiasaan sikat gigi secara rutin pada anak memang nggak segampang membalikkan telapak tangan ya, Bu.

Akibatnya, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, ada sekitar 93% anak usia dini di Indonesia yang mengalami karies gigi. Salah satu penyebabnya karena anak malas sikat gigi. 

Padahal, menyikat gigi secara rutin bisa cegah gigi anak karies bahkan mencegah gigi anak hitam. Tentunya juga didukung dengan pemilihan pasta gigi anak yang tepat.

Yuk, simak bersama bagaimana cara mengatasi kondisi ini, dalam rangkuman Instagram Live Ibupedia X PureKids Toothpaste bersama Dr. Drg. Anggraeni, Sp.KG, yang merupakan seorang Dokter Spesialis Konservasi Gigi dan sociopreneur sekaligus founder dari Palapa Dentist dan Medikids Clinic by MHDC Group.

Kenali Apa itu Karies Gigi dan Penyebabnya

Menurut Drg. Anggraeni yang biasa disapa Dokter Rani, karies gigi merupakan sebutan lain dari gigi berlubang. Nah, ada banyak faktor yang menyebabkan gigi berlubang.

Biasanya karies gigi anak, terjadi akibat menempelnya karbohidrat yang lengket di gigi. Di mana, karbohidrat ini ketika sudah menempel lama di gigi anak, sifatnya berubah jadi asam karena bakteri. 

“Suasana asam ini, bikin lapisan email gigi yang jadi bagian terkeras gigi anak jadi larut. Nah, karbohidrat sendiri salah satunya berasal dari makanan manis,” jelas Dokter Rani.

Namun, ia menjelaskan karbohidrat yang lengket ini nggak hanya berasal dari makanan manis saja, kurangnya intensitas menggosok gigi pada anak juga sangat memengaruhi. Apalagi, anak-anak sangat rentan skip untuk melakukan sikat gigi malam sebelum tidur.

Padahal, kebiasaan menyikat gigi malam sebelum tidur ini nggak boleh ditoleransi. Mengingat anak-anak adalah golongan yang paling rentan mengalami karies gigi.

“Sikat gigi nggak cuma pagi hari saja, khusus malam hari itu wajib hukumnya. Sebab saat tidur menyebabkan self-cleansing tidak berfungsi dengan baik. Sehingga penting untuk gosok gigi sebelum tidur," tambah Dokter Rani.

Mengunyah makanan di satu sisi gigi saja juga bisa menyebabkan karies gigi, lhoo Parents! Karena gerakan gigi menjadi tidak seimbang. 

Dampak Karies Gigi pada Anak, Jika Tidak Segera Ditangani

Walaupun saat ini gigi si Kecil belum tanggal, alias gigi susunya masih tegak berdiri atau bahkan baru mulai tumbuh, nyatanya ketika anak mengalami karies gigi tetap ada dampaknya ya, Bu. Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC) karies gigi anak yang tidak ditangani segera bisa menyebabkan gigi menjadi infeksi dan sakit. 

Bahkan, jika karies gigi anak tidak ditangani secara maksimal, bisa memengaruhi kemampuan anak dalam mengunyah makanan, berbicara dan mengganggu proses belajarnya lho, Parents! Nggak jarang, anak-anak yang memiliki masalah pada giginya yang tidak segera ditangani, memiliki kemungkinan mendapatkan nilai pelajaran lebih rendah, dibanding anak-anak yang kebersihan gigi dan mulutnya terjaga. 

Itu sebabnya, Dokter Rani juga mengungkapkan bahwa, karies gigi anak yang didiamkan memiliki dampak seperti:

  • Berpengaruh pada estetika. Karena secara psikologis, gigi anak yang berlubang sangat memengaruhi kepercayaan diri anak saat tertawa atau tersenyum
  • Mengganggu kesehatan tubuh secara menyeluruh, karena bisa menyebabkan gigi jadi infeksi, sakit gigi hingga demam
  • Jika makin didiamkan lagi, gigi susu anak juga bisa tanggal sebelum waktunya. Menyebabkan jarak atau space ketika gigi tetap tumbuh. Perlu diketahui, fungsi gigi susu sendiri bertindak sebagai guidance untuk gigi tetap saat hendak tumbuh. Jika gigi susu tanggal sebelum waktunya, maka gigi tetap bisa tumbuh. Bikin struktur gigi anak tumbuh jadi bertumpuk atau berjejal.
  • Gigi anak rentan kehilangan fungsi mastikasi. Terlebih jika anak tidak tepat melakukan fungsi kunyahnya.

Tanda-tanda Si Kecil Alami Karies Gigi 

Tanda karies gigi anak tentu nggak muncul secara mendadak ya, Bu. Karena untuk menyebabkan karies butuh proses yang panjang.

Sayangnya, hal ini terkadang jarang disadari oleh kita sebagai orang tua, apalagi proses gigi berlubang ini tentu berbeda pada tiap anak. Mengutip dari John Hopkins Medicine beberapa tanda anak alami karies gigi diantaranya adalah:

  • Muncul white spots atau bintik putih. Hal ini menandakan adanya enamel gigi yang rusak, sehingga dapat menyebabkan sensitivitas dini pada gigi. 
  • Gigi berubah warna. Terutama ketika si Kecil makan makanan yang berwarna seperti mengandung kunyit. Hal ini bisa membuat gigi anak menyerap zat pewarna tersebut, dan menyebabkan gigi perlahan berubah warna kekuningan hingga kecoklatan dan menghitam
  • Si Kecil sering mengeluhkan makanan menyangkut di gigi, yang sayangnya nggak segera dibersihkan
  • Muncul keluhan sakit gigi
  • Gigi anak jadi lebih sensitif terhadap suatu makanan tertentu, seperti makanan atau minuman panas/dingin atau saat mengunyah makanan manis.

Gigi berlubang tidak selalu menimbulkan gejala. Terkadang anak-anak tidak tahu bahwa mereka mengidapnya sampai dokter gigi menemukannya.

Parents Bisa Lakukan Ini, Agar Anak Senang Sikat Gigi!

Yes! Menjaga dan membersihkan gigi anak bukanlah sebuah hal yang mudah dilakukan. Kadang Ibumin mesti sedikit berdebat dengan si Kecil agar ia mau belajar menyikat gigi. 

Namun, menurut Dokter Rani, salah satu tips penting agar anak senang sikat gigi adalah, orang tua wajib jadi role model terlebih dahulu. Tak lupa, untuk membangun suasana agar kebiasaan menyikat gigi anak ini jadi suatu aktivitas yang fun dan menyenangkan.

“Kita harus jadi role model buat anak terlebih dahulu, itu yang utama! Jadi, ketika anak melihat orang tua atau anggota keluarga lainnya menyikat gigi otomatis anak jadi penasaran dan akan mengikuti”, kata Dokter Rani.

Selain itu, menurutnya ada juga beberapa tips penting lainnya yang bisa Ibu lakukan sebagai berikut:

  • Pastikan anak rileks dan merasa nyaman terlebih dahulu
  • Ibu bisa memangku anak, atau duduk sambil berhadapan dengan Ibu. Bisa juga mengajak anak menyikat gigi sambil rebahan dengan posisi kepala mendongak ke atas
  • Pilih pasta gigi yang tepat, jadi salah satu kunci. Pastikan anak menggunakan pasta gigi khusus anak-anak, bukan pasta gigi orang dewasa. Tujuannya, agar anak nggak trauma, mengingat biasanya pasta gigi untuk orang dewasa memiliki rasa menthol yang pedas
  • Berikan anak pilihan pasta gigi yang formulanya sudah dipastikan keamanannya oleh Buibu.
  • Pastikan pula orang tua membantu memilih pasta gigi anak yang aman ditelan.

Yuk, Pilih Pasta Gigi yang Tepat untuk Si Kecil!

Agar gigi si Kecil tumbuh sehat dan terhindar dari gigi berlubang, penting banget buat kita mengajarkan anak sikat gigi sejak tumbuh gigi. Tentunya, dengan pasta gigi yang rasanya disukai anak supaya ia tidak trauma saat sikat gigi dengan rasa yang bikin eneg dan tidak ia sukai. 

Untuk anak yang belum bisa berkumur, baik untuk menggunakan pasta gigi yang aman jika tidak sengaja tertelan yaitu yang dilengkapi dengan formula food grade, Tanpa detergent SLS dan tanpa fluoride

Menurut Iranian Journal of Basic Medical Science, Fluoride merupakan bahan kimia pada pasta gigi yang memiliki efek racun kimia yang berbahaya bagi tubuh. Karena hal tersebut, kandungan fluoride pada pasta gigi selalu dibatasi.  

Jika digunakan secara terus menerus dan terakumulasi dalam tubuh bisa saja keracunan dan menimbulkan sejumlah gejala, seperti sakit kepala, mual dan muntah, bahkan kehilangan kesadaran. Bahkan, dilansir dari Journal of Pediatrics Review, menelan fluoride dalam konsentrasi yang tinggi, dapat merusak organ seperti hati, ginjal yang merupakan organ utama yang rentan terhadap toksisitas akibat fluoride dan bisa juga alami gangguan pada sistem pencernaan. 

Tidak hanya itu Parents juga perlu pastikan pasta gigi anak menggunakan produk yang tidak mengandung SLS atau tanpa deterjen. Sebab, menurut Jurnal PDGI, SLS merupakan suatu bahan kimia yang digunakan pada deterjen sabun cuci mobil, pembersih lantai, shampoo, juga pasta gigi. Penggunaan SLS yang berlebihan bisa sebabkan iritasi pada rongga mulut, ulserasi yang parah, hingga perubahan sensitivitas rasa, lho Parents

Batas pemakaian SLS yang dibenarkan dalam pasta gigi adalah 1,2%. Sedangkan rata-rata SLS dalam pasta gigi di pasaran sebanyak 1,5-5%. Waw, perlu hati-hati nih, Parents!

Parents bisa memilih PUREKIDS Toothpaste for training nih, jika si Kecil baru tumbuh gigi. Dengan formula yang tidak apa-apa jika tidang sengaja tertelan.

PUREKIDS Toothpaste for training ini mengandung Xylitol sebagai pemanis alami sekaligus dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies. Rasa manisnya pun pas dan disukai anak, nih Parents! Jadi, si Kecil bisa makin rajin dan happy deh waktu sikat gigi. 

Rasa dari PUREKIDS Toothpaste For Training ini ada 3 macam, yaitu Rasa Strawberry, Banana, dan Orange. Kita bisa pakai pasta gigi ini sambil pelan-pelan mengajarkan anak untuk berkumur, yaaa. 

Nah, kalo si Kecil udah bisa berkumur, Parents bisa beralih menggunakan PUREKIDS Toothpaste Advanced dengan advanced technology yang memiliki kandungan Fluoride dan Xylitol. Kandungan ini dapat merawat kekuatan gigi & mencegah gigi berlubang. 

Parents, juga gak perlu khawatir, karena kedua pasta gigi ini, tidak memiliki kandungan detergen atau SLS untuk menghindari risiko iritasi pada mulut. Tanpa pewarna dan pemanis dan pemanis buatan juga, bahkan pastanya berbentuk transparent gel yang berasal dari rumput laut, lhooo! Ada 3 varian rasa yang bisa Parents pilih yaitu, Bubble gum, Strawberry dan Orange.. 

Parents bisa beli  PUREKIDS Toothpaste di Baby & Kids Shop, Apotek Century, K24 dan apotik lainnya yang terdekat ya.. Atau juga bisa di Official Store Online PURE Premium Care. Info lebih lanjut bisa langsung aja follow Instagram @purekids.indonesia !

 

Editor: Dorothea Ayu