Hipokondria Saat Tubuh Sehat Tapi Merasa Sedang Sakit

Hipokondria Saat Tubuh Sehat Tapi Merasa Sedang Sakit
Hipokondria Saat Tubuh Sehat Tapi Merasa Sedang Sakit

Badan pegal-pegal, mungkin biasa terjadi pada semua orang ketika seharian beraktivitas. Tapi hal ini dianggap sebuah penyakit yang serius bagi mereka yang menderita gangguan kecemasan hypochondria.

Yes! Hipokondria merupakan sebuah gangguan kecemasan yang termasuk dalam golongan illness anxiety disorder. Penderitanya menganggap bahwa gejala fisik yang ia alami merupakan tanda ia tengah mengalami penyakit yang serius.

Walaupun setelah dilakukan pemeriksaan medis, ia tidak menderita suatu penyakit yang serius. Rasa cemas berlebihan ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, bahkan membuat penderitanya menarik diri dari lingkungan.

Pada kasus yang lebih parah bahkan, ada pula yang berupaya untuk mengakhiri hidup. Saking frustrasi dengan gejala fisik yang berubah, meski nggak menderita suatu penyakit serius.

Apa itu hipokondria?

Mengutip dari Health Direct penyakit hipokondria adalah termasuk dalam salah satu jenis gangguan kecemasan. Gangguan ini juga dikenal sebagai kecemasan kesehatan atau hipokondriasis.

Umumnya, adalah hal yang wajar ketika seseorang sesekali mengkhawatirkan kesehatan mereka. Namun, orang yang mengalami hipokondriasis menjadi sangat khawatir bahwa mereka sakit parah atau akan sakit parah, meskipun gejala yang muncul cenderung ringan.

Beberapa orang yang menderita hipokondria memiliki kondisi medis yang terus mereka khawatirkan. Orang dengan hipokondria, secara fisik terlihat, tetapi memiliki ketakutan yang luar biasa tentang kesehatan mereka di masa depan.

Misalnya, mereka mungkin berpikir bahwa dirinya sedang menderita kanker ganas, akibat munculnya benjolan di salah satu bagian tubuhnya. Padahal jika diperiksa secara medis, benjolan tersebut tidak mengkhawatirkan.

Orang dengan hipokondria dapat menjadi sangat tertekan dan cemas sehingga mereka kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

Lalu, apa penyebab hipokondria?

Hipokondria yang merupakan bagian dari anxiety disorder, penyebabnya nggak pasti. Kalau dikutip dari Cleveland Clinic para ahli curiga bahwa kemungkinan penyebabnya adalah:

  1. Adanya riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan
  2. Stres berat, terhadap suatu penyakit, atau stres akibat kematian dalam keluarga
  3. Punya trauma atau kekerasan sebelumnya
  4. Pernah mengalami riwayat penyakit fisik serius
  5. Tengah mengalami masalah kesehatan mental seperti; kecemasan, depresi, gangguan kompulsif, atau penyakit psikotik
  6. Mudah merasa khawatir, meskipun ini merupakan sebagai bagian dari kepribadian seseorang
  7. Adanya ketidakseimbangan neurotransmitter yang ada pada otak.

Sementara itu, gejala hipokondria sendiri juga sejatinya sangat bervariasi. Penderita bisa overthinking berlebihan, dan berpikir kenapa badan sehat tapi merasa sakit.

Uniknya lagi, mengutip dari Psychology Today orang yang terlalu peka terhadap perubahan tubuh punya kecenderungan menderita hipokondria. Secara kognitif, merka yakin bahwa gangguan yang sebenarnya sedang berkembang, tanpa terdeteksi oleh para ahli medis.

Untuk itu, gejala hipokondria yang bisa jadi perhatian adalah:

  1. Menarik diri dari lingkungan sosial, karena takut tertular penyakit serius atau bahkan menularkannya ke orang lain
  2. Yakin bahwa ia tengah menderita penyakit serius
  3. Punya kekhawatiran terhadap kesehatannya, walau muncul gejala ringan
  4. Menganggap gejala yang normal, merupakan tanda penyakit berbahaya
  5. Cenderung frustrasi sendiri, akibat gemar mengulik informasi berlebihan mengenai gejala yang ia alami
  6. Sering berkonsultasi ke dokter, melakukan semua pemeriksaan, namun tidak ada yang salah dengan kesehatannya.
  7. Merasa tidak enak badan dan harus mengisolasi diri, begitu muncul gejala minim yang sebenarnya hanyalah takut sakit berlebihan.

Apakah hipokondria berbahaya?

Kenapa badan sehat tapi merasa sakit? Ini merupakan ciri khas utama hipokondria yang wajib jadi perhatian ya, Bu. Tapi, apakah hipokondria berbahaya bagi kehidupan seseorang?

Yes! Para ahli Psikologi sepakat bahwa hipokondria merupakan penyakit yang berbahaya bagi penderitanya. Hipokondria bisa membuat seseorang kehilangan gairah alias semangat hidup, karena terus-terusan merasa dirinya lemah akibat menderita penyakit tertentu.

Hipokondria juga berbahaya, karena bisa membuat seseorang menjauh dari lingkungan sosial. Nah, jika kondisi ini nggak ditangani dengan tepat, maka kecemasannya akan berkembang lebih masif menjadi depresi atau bahkan gangguan kecemasan lain yang lebih parah.

Orang dengan hipokondria cenderung mudah overthinking. Ia bisa saja memikirkan suatu hal ekstrem yang sebenarnya belum tentu terjadi.

Akibat pikiran berlebih ini, seseorang bisa depresi. Sehingga kualitas hidupnya menurun. Bukan tidak mungkin penderitanya juga bisa mengalami masalah finansial karena biaya pengobatan yang tak kunjung usai demi mencari penyebab pasti penyakit yang belum tentu ia derita.

Harus bagaimana mengatasi hipokondria jika sudah seperti ini? Para ahli psikologi mengatakan, jika hal ini terjadi jalan terbaik adalah harus berkonsultasi dengan tenaga profesional; psikolog atau psikiater. Untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai, terutama jika penderitanya ternyata membutuhkan bantuan terapi obat-obatan.

Mengelola kecemasan diri juga nggak kalah penting dilakukan, meski Ibumin paham di awal tentu berat dilakukan. Namun, hal ini sangat penting untuk membuat diri tetap produkti untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.

Jangan lupa untuk menjaga asupan nutrisi harian, olahraga teratur dan pastikan cukup istirahat. Nah, yang nggak kalah penting lagi untuk sementara nggak ada salahnya untuk berhenti mencari tahu tentang gangguan yang sedang dialami melalui media sosial, untuk mencegah pikiran yang berlebihan kembali datang.

Follow Ibupedia Instagram