Ibupedia

Ini Etika Menggunakan Pengetahuan Anda Untuk Kerja Sama Dengan Dokter Anak

Ini Etika Menggunakan Pengetahuan Anda Untuk Kerja Sama Dengan Dokter Anak
Ini Etika Menggunakan Pengetahuan Anda Untuk Kerja Sama Dengan Dokter Anak

Peningkatan penggunaan internet, disertai banyaknya website kesehatan, blog medis, dan program acara televisi yang dipandu dokter, menandakan saat ini pasien memiliki lebih banyak kesempatan untuk lebih tahu tentang pengobatan medis mereka. Dokter yang bisa memandu pasien menyaring banyaknya informasi kesehatan ini, kadang tidak punya banyak waktu bersama pasien. Tapi pasien memiliki banyak cara untuk mendapat informasi terbaru tentang kesehatan dan pengobatan untuk kondisi medis mereka.

Website jadi alat penting yang menyediakan informasi tentang perawatan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pada sebuah polling, 84 persen responden menyatakan kalau internet membuat mereka mendapat lebih banyak informasi tentang kesehatan anak. Sebanyak 82 persen mencari pendapat kedua secara online, bukan dengan mengunjungi dokter berbeda.

Meski dokter menghargai usaha Anda untuk mendapat informasi, mereka punya pemikiran sendiri tentang bagaimana menggunakan informasi kesehatan yang Anda temukan untuk bekerjasama lebih efektif dengan tim medis.

  • Memberitahukannya. Kebanyakan dokter tidak menganggap pencarian Anda sebagai usaha untuk memperoleh pendapat kedua. Kini hal itu sudah jadi bagian dari kunjungan dokter. Memang ada beberapa dokter yang jadi tersinggung. Tapi sekarang, ini cukup lumrah, sama seperti ketika Anda memberitahu dokter tentang obat lain yang diminum anak atau terapi alternatif lain yang Anda gunakan. Akan lebih baik jika Anda memberitahu dokter berkaitan dengan informasi yang Anda dapatkan.

  • Ketika menerima diagnosa, minta dokter untuk mengejanya. Ini memang sederhana, tapi penting. Banyak kondisi medis memiliki nama yang terdengar mirip, dan orang kadang salah mendengar dan meng-Google kata yang berbeda. Anda bisa meminta saran dokter tentang situs yang menyediakan informasi tentang diagnosa ini.

  • Jaga nada suara Anda seperti percakapan, bukan perdebatan. Sebagian dokter merasa tidak keberatan jika pasien menemukan informasi tertentu dan meminta pendapat mereka. Yang membuat hubungan dokter-pasien jadi tak nyaman adalah ketika pasien datang dengan banyak print-out informasi dan langsung meminta, “Dok, ini yang ingin Anda lakukan untuk anak saya.”

  • Cari tahu siapa di balik website. Mempercayai informasi dari sumber yang tidak bisa dipercaya merupakan kesalahan terbesar orangtua. Siapa saja bisa membuat website dan menamakannya asosiasi kesehatan atau semacamnya. Periksa bagian “tentang kami” untuk melihat apakah informasi ditulis oleh dokter. Lihat situs yang dikelola badan pemerintah dan universitas (biasanya linknya berakhiran .gov dan .edu). Anda juga bisa mempercayai situs yang dikelola oleh organisasi medis.

  • Jangan berasumsi dokter salah berdasarkan apa yang Anda baca. Jika Anda menemukan saran yang bertolak belakang dengan apa yang dokter anak Anda katakan, ini bukan berarti si dokter keliru. Dokter menggunakan pendekatan berbeda, mungkin karena ada kondisi khusus pada anak Anda yang membuat pengobatannya sedikit berbeda.

  • Jangan kaitkan pengalaman personal dengan ilmu pengetahuan. Blog kaum ibu, chat room, forum, dan akun pribadi seseorang bisa jadi bermanfaat karena membantu Anda terkoneksi dengan orang lain yang mengalami kondisi yang sama, tapi informasi yang mereka tulis tidak direview oleh dokter atau diperbaharui secara teratur. Situs semacam ini banyak menawarkan saran medis, tapi berdasarkan pengalaman personal, dan ada banyak kekeliruan di dalamnya.

  • Biarkan dokter membantu Anda mengevaluasi apa yang Anda temukan. Seorang dokter bisa membantu memastikan apakah situs yang Anda buka bisa dipercaya, jika kondisi yang Anda alami sangat jarang, dan bila informasi yang Anda peroleh bukan yang terbaru. Kunjungan ke dokter biasanya berlangsung cepat, akan lebih baik bila Anda mengajukan pertanyaan lebih dulu, utamakan yang paling penting, dan bawa print-out dari halaman website yang ingin Anda diskusikan. Atau hubungi dokter lebih dulu dan minta ia melihat apa yang Anda baca agar ia punya waktu untuk mereviewnya sebelum Anda berkunjung.

  • Pastikan bertanya tentang apa yang membuat Anda bingung. Jangan meninggalkan ruang dokter dengan perasaan cemas atau bertanya-tanya tentang sesuatu yang tidak ada penjelasan detailnya.

  • Tidak semua dokter membaca tiap penelitian saat dirilis. Pengobatan selalu berkembang. Akan selalu ada penemuan baru setiap hari, dan dokter belajar hal baru dari tiap jurnal medis yang ada. Jika Anda datang dengan informasi tentang penelitian ilmiah terbaru, berupa penelitian yang diterbitkan di jurnal medis, yang sesuai dengan kondisi anak Anda, dokter kemungkinan akan senang melihatnya jika ia belum pernah mendengar hal ini sebelumnya.

Bunda, ada beberapa langkah yang perlu Anda perhatikan saat mencari jawaban medis dari internet, antara lain:

  1. Tentukan Personalitas Informasi Anda

    Informasi memberi kontrol pada Anda, tapi bisa juga membuat bingung. Kadang pencarian informasi Anda berakhir pada terlalu banyak pilihan. Anda bisa fokus pada satu hal saja, misalnya menemukan ahli spesialis terbaik untuk anak. Atau membaca banyak jurnal medis, bukan hanya untuk mencari jawaban tapi juga mendapat pertanyaan terbaik untuk diajukan ke dokter anak Anda. Pengetahuan jadi kekuatan, dengan mengetahui risiko nyata kondisi medis anak membuat Anda lebih nyaman menjalaninya.

    Sebelum pasien datang dengan banyak informasi medis, dokter perlu tahu tujuannnya dan bagaimana reaksi pasien bila menerima informasi terlalu banyak. Sama seperti obat, Anda harus tahu dosis mana yang diminum. Bagi sebagian orang, informasi yang banyak akan membuat mereka bingung, sedang lainnya jadi lebih rileks dan merasa lebih baik.

  2. Jangan Terbatas Pada Website Saja

    Dokter, keluarga, pasien lain bisa jadi sumber informasi Anda. Begitu juga perpustakaan.

  3. Memberitahu Dokter Tentang Pencarian Anda

    Sering kali pasien mulai mencari informasi kesehatan karena dokter tidak memberi jawaban yang tepat. Misalnya seorang pasien wanita yang mengeluhkan sakit kaki dan tidur yang buruk, dokter mengatakan kalau ia mengalami PMS yang ekstrem. Tapi ketika pasien mencari di literatur medis, ia mendapat informasi tentang sindrom kaki dan ada dokter yang telah menelitinya.

    Seorang dokter bernama Dr. Shalom Kalnicki, menyebut ia berusaha untuk membimbing pasiennya, menjelaskan pentingnya review informasi untuk membantu mereka menyaring saran yang tidak bisa dipercaya. Ia juga mendorong pasien untuk menelpon atau mengirim email kepadanya berisi pertanyaan terkait dengan penelitian kasus mereka sendiri. Dalam hal ini dokter perlu membantu, bukan mencegah penggunaan informasi ini. Daripada mendebatnya, dokter perlu bekerjasama dengan pasien dan menjadi pendamping mereka.

  4. Jadikan Statistik Hanya Sebagai Perspektif 

    Pasien yang mencari informasi kesehatan sering menemukan statistik yang menakutkan. Statistik bisa memberitahu Anda resiko secara keseluruhan tapi bukan sebagai faktor penentu pengobatan Anda. Misalnya, seorang pasien yang divonis hidup kurang dari 6 bulan setelah terdiagnosa ocular melanoma, kanker pada mata yang menyebar ke liver. Dokter mengatakan tak ada yang bisa dilakukan, tak ada pengobatannya.

    Lalu pasien ini mulai mencari informasi di internet. Ia menemukan seorang spesialis yang mulai meneliti pengobatan dengan menginjeksi partikel kecil yang bisa memancarkan radiasi kecil. Pengobatan ini membuat pasien tadi bertahan hingga 18 bulan. Lalu si pasien kembali mencari pengobatan lain dan menemukan lembaga kesehatan terkait dengan penyakitnya. Setelah penanganan pertama, tumor yang ia miliki mengecil hingga setengahnya. Jadi, jangan terlalu berpatokan pada statistik. Bila satu penelitian tidak berhasil untuk kondisi kesehatan anak Anda, Anda bisa mencari penelitian lain.

(Ismawati)