Kesehatan

Mengenal Gingivostomatitis Pada Anak

Mengenal Gingivostomatitis Pada Anak

Si kecil tidak mau membuka mulutnya? Bibir kering, sulit makan dan minum, sering menangis sambil memegang bibir, dan bahkan demam? Coba Bunda periksa bagian dalam mulut si kecil. Jika Anda melihat ada peradangan dan bintil-bintil putih melepuh di dalam mulut (seperti sariawan namun lebih parah), bisa jadi itu gingivostomatitis.

Apa itu gingivostomatitis? Gingivostomatitis adalah kondisi pada mulut di mana terjadi peradangan pada mukosa mulut dan gusi. Gingivostomatitis adalah kombinasi antara gingivitis dan stomatitis. Disebabkan oleh infeksi virus, gingivostomatitis biasa terjadi pada anak-anak. Gejalanya bisa ringan maupun berat. Gingivostomatitis juga dapat terjadi karena virus coxsackie, pemicu terjadinya penyakit flu Singapura (hand, foot, and mouth disease/HFMD) dan herpangina (lepuh mulut).

Gingivostomatitis memang mengakibatkan si kecil kesakitan teramat sangat, namun kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan. Meski begitu, Anda perlu mewaspadai gingivostomatitis pada si kecil karena bisa jadi kondisi ini merupakan infeksi awal herpes simplex virus type 1 (HSV-1).  HSV-1 juga dapat menyebabkan cold sore atau dikenal pula sebagai herpes labialis.

Bagaimana tanda-tanda gingivostomatitis? Coba Bunda perhatikan luka di mulut si kecil. Lukanya memang kecil (berdiameter 1-5 milimeter), berwarna keabu-abuan atau kekuning-kuningan di tengahnya, dan merah di sekitar pinggirannya. Tingkat keparahan maupun letak lukanya tergantung pada virus apa penyebabnya.

Luka si kecil bisa saja berada di gusi (disebut juga gingiva), di bagian dalam dagunya, di belakang mulutnya, di atas tonsil, di lidah, atau di langit-langit lunaknya. Gingivostomatitis menyebabkan gusi buah hati Anda sangat tidak nyaman karena radang dan tak jarang mudah berdarah.

Karena rasa sakit pada lukanya teramat sangat, jangan kaget jika Anda mendapati si kecil mudah marah, ngiler berlebihan, malas makan atau minum. Napasnya juga berbau tidak sedap, suhu tubuhnya meninggi, kelenjar getah bening di lehernya kemungkinan membengkak dan lembut.

Pada beberapa kasus, namun jarang, gingivostomatitis yang disebabkan oleh herpes dapat menyebar ke mata dan menginfeksi kornea. Infeksi seperti itu disebut herpes simplex keratitis dan sangat membahayakan karena dapat mengakibatkan kerusakan mata permanen. Jika kondisi ini dialami anak Anda, di mana si kecil mengalami gingivostomatitis dan Anda melihat matanya merah dan berair atau sensitif terhadap cahaya, segera bawa dia ke dokter karena kondisi-kondisi tersebut adalah tanda awal herpes simplex keratitis.

Bagaimana merawat si kecil yang mengalami gingivostomatitis? Apakah ada obat-obatan khusus? Perlukah antibiotik diberikan? Karena ini infeksi virus, maka antibiotik tidak dapat membantu, Bunda. Luka di mulut balita Anda akan hilang dengan sendirinya, namun memang memakan waktu cukup lama, sekitar 1-2 minggu.

Supaya si kecil merasa lebih nyaman dengan kondisi mulut yang radang seperti itu, Anda bisa melakukan beberapa cara. Misalnya memberi paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan demamnya. Jika rasa sakit itu membuat si kecil tidak mau makan sama sekali, konsultasikan ke dokter. Dokter kemungkinan akan memberikan obat pereda rasa sakit.

Meski si kecil menolak minum karena sakit ketika menelan, Bunda harus berjuang sekuat tenaga membantunya memperoleh cukup cairan. Hati-hati dehidrasi, karena ini adalah salah satu komplikasi yang harus diwaspadai ketika anak mengalami gingivostomatitis.

Agar mulut si kecil bisa sedikit nyaman sekaligus terhindar dari dehidirasi, coba tawari dia minuman dingin –tidak asam dan tidak berkarbonasi-- seperti air putih dingin, milkshakes, atau jus apel encer. Boleh juga menawarinya makanan dingin yang nyaman di mulut seperti frozen pops, es krim, yogurt beku, atau makanan lunak yang tidak membutuhkan aktivitas mengunyah, seperti kentang tumbuk, yogurt, atau applesauce. Namun jika si kecil tetap menolak minum atau tidak berkemih hingga lebih dari enam jam, segera bawa ke dokter.

Apakah gingivostomatitis dapat dicegah? Tidak ada cara khusus untuk menghindarinya, karena banyak anak maupun orang dewasa memiliki virus tersebut dan virus itu dapat menyebar dan menular tanpa tanda-tanda. Meski begitu, Anda bisa mencegah dengan menjaga si kecil dicium, berbagi makanan, atau kontak terlalu dekat dengan orang yang terkena infeksi herpes atau luka mulut apapun. Termasuk Anda sendiri, lho, Bunda. Jika luka si kecil disebabkan oleh virus herpes, virus akan berada dalam tubuh seumur hidup.


(Dini)