Kesehatan

Ternyata Kutu Bisa Menimbulkan Banyak Penyakit Pada Anak

Ternyata Kutu Bisa Menimbulkan Banyak Penyakit Pada Anak

Kutu merupakan serangga parasit yang sangat kecil yang terlihat seperti laba-laba, dengan tubuh bulat dan kaki berwarna kecoklatan. Kutu melekat pada kulit dan minum darah, tubuh kutu yang kembung berdiam di kulit korban, dengan kepalanya bersembunyi di bawah kulit. Kutu bertempat tinggal di area berkayu dan paling aktif di musim kemarau. Kutu bisa terbawa ke dalam rumah melalui pakaian atau binatang peliharaan dan merambat ke kulit manusia.

Tidak semua kutu membawa penyakit tapi kutu kayu atau kutu anjing, bisa menyebabkan demam Rocky mountain dan kutu lain bisa menyebabkan penyakit Lyme. Kutu juga bisa membawa virus yang memicu encephalitis. Hanya beberapa orang yang yang digigit kutu bisa sakit parah.

Jangan langsung panik bila menemukan kutu di tubuh si kecil ya Bun. Kutu hanya bisa menyebarkan infeksi setelah melekatkan diri pada kulit dan menarik darah ke tubuhnya. Meski begitu, kutu biasanya perlu menempel selama waktu yang cukup lama (sekitar 12 hingga 48 jam). Tak ada yang perlu dicemaskan bila Anda melihat kutu berada di baju anak atau di kulitnya dan ukurannya masih kecil.

Bila kutu melekat di kulit, Anda perlu segera mengangkatnya. Tapi hati-hati, memencet kutu bisa menyebabkan ia memuntahkan isi perut ke darah anak, menyebabkan meningkatnya resiko infeksi. Cara terbaik untuk mengangkat kutu dari kulit anak adalah dengan menariknya perlahan dengan alat jepit. Hindari memencet tubuh kutu, yang bisa menyebabkan darah yang ditelan kutu keluar kembali ke aliran darah anak. Dan jangan memelintir alat jepit karena Anda bisa menghancurkan tubuh kutu, menyisakan bagian kepala di kulit anak, yang bisa memicu infeksi.

Setelah mengangkat kutu, cuci area gigitan dan tangan dengan air dan sabun, lalu gunakan lotion antiseptik. Buang kutu di toilet atau dengan memasukkannya ke kantong plastik lalu buang ke tempat sampah. Pastikan Anda memeriksa apakah ada kutu lain di tubuh anak. Cari di kepala, ketiak, area pangkal paha, dan sela-sela jari tangan serta jari kaki, area ini adalah tempat favorit kutu untuk bersembunyi.

Jangan cemas bila ada bagian tubuh kutu yang tetap tertanam di kulit anak. Ini tidak akan meningkatkan resiko infeksi akibat kutu. Jangan mengoreknya keluar, cukup angkat bagian serpihannya. Tubuh anak akan mengeluarkannya secara otomatis. Bawa anak ke dokter bila muncul tanda infeksi lokal seperti kemerahan.

Selalu hubungi dokter bila:

  • Anda tidak bisa mengangkat kutu dari kulit anak.

  • Wajah atau senyum anak terlihat tidak lurus.

  • Anda bisa mengangkat kutu, tapi kutu sudah berada di kulit anak selama lebih dari 24 jam.

  • Anak mengalami kesulitan bernafas atau muncul reaksi parah akibat gigitan.

  • Ruam, demam, atau gejala mirip flu berkembang dalam dua minggu setelah gigitan. Gejala bisa mengindikasikan penyakit akibat kutu dan membutuhkan antibiotik.

Gigitan Kutu Dan Penyakit Lyme 

Kutu bisa membawa banyak kuman, termasuk mikroba yang menyebabkan penyakit Lyme dan penyakit lain seperti ehrlichiosis dan tularemia. Itu sebabnya penting untuk mengangkat kutu dan membersihkan area gigitan segera setelah menemukannya. Meski bila kutu terinfeksi, mengangkatnya di 24 jam pertama akan sangat mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit Lyme.

Setelah mengangkat kutu, awasi anak. Hubungi dokter bila ia terlihat sakit atau mengalami ruam atau demam selama dua minggu setelahnya. Untungnya penyakit akibat kutu jarang terjadi, dan ketika terdeteksi dini, bisa diatasi secara efektif dengan antibiotik.

Gigitan kutu tidak menimbulkan rasa sakit tapi setelah beberapa jam, orang yang digigit akan merasakan iritasi ringan dan gatal pada luka gigitan dan kutu masih melekat di kulitnya. Penyakit Lyme awalnya muncul seperti ruam berbentuk lingkaran di luka gigitan, ada lingkaran dengan zona tengah yang perlahan menjadi berwarna lebih pucat. Ruam yang gatal dan panas terjadi beberapa hari hingga beberapa minggu setelah gigitan kutu dan bisa menyebar dari luka gigitan. Ruam biasanya berlangsung sekitar 3 minggu dan bisa sebesar 4 hingga 5 inci diameternya.

Tidak ada vaksin untuk mencegah penyakti Lyme. Anak dengan penyakit Lyme juga kemungkinan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, dan lemah. Penyakit Lyme jarang menimbulkan masalah dengan jantung dan sistem saraf, tapi Bell’s palsy bisa berkembang, ini mempengaruhi saraf wajah dan menyebabkan kelumpuhan pada satu sisi wajah. Anak dengan Bell’s palsy tidak akan bisa mengerutkan alis atau menutup mata, dan senyumnya tidak lurus. Anak perlu penanganan dengan dua hingga tiga minggu menggunakan antibiotik, dan kebanyakan anak akan pulih sepenuhnya.

Kemungkinan dokter tidak akan segera meresepkan antibiotik. Banyak orangtua yang sangat cemas tentang penyakit Lyme sehingga mereka ingin anak minum antibiotik untuk berjaga-jaga bila kutu terinfeksi. Tapi kemungkinan ini sangat kecil. Terlebih lagi, para ahli tidak yakin apakah antibiotik bisa melawan penyakit Lyme selama beberapa minggu awal setelah gigitan, sebelum muncul gejala.

Penggunaan antibiotik yang berlebihan memiliki bahaya tersendiri. Kuman bisa menjadi kebal terhadap obat, yang akan menimbulkan masalah lain. Jadi beberapa ahli menyarankan untuk menunggu dan melihat apa yang terjadi, tapi tetap mengawasi gejala yang mungkin muncul.

Melindungi Anak Dari Gigitan Kutu

Jauhkan anak dari area kayu, sawah, atau pinggir pantai yang menjadi tempat tinggal kutu. Bila Anda membawa si kecil berkemah, jangan biarkan ia bermain di area berkayu. Pakaikan celana panjang dan baju berlengan panjang, masukkan ujung celana ke dalam kaos kaki. Baju yang terbuat dari bahan slick lebih sulit dimasuki kutu dibanding bahan rajutan. Baju dengan warna cerah akan lebih menarik perhatian kutu.

Produk anti kutu, yang biasanya mengandung permethrin, dimaksudkan untuk disemprotkan ke baju, bukan kulit. Baca label produk dengan hati-hati untuk memastikan produk yang Anda gunakan aman bagi anak. Anda bisa gunakan produk pada baju anak, termasuk sepatu, sebelum memakaikannya ke anak.

Produk yang mengandung DEET atau picaradin tersedia untuk digunakan pada kulit, tapi periksa label untuk memastikan yang Anda pilih aman bagi anak. produk ini tidak aman untuk bayi usia kurang dari 2 bulan. Bila menemukan produk yang sesuai, gunakan hanya di area kecil dari kulit yang terpapar, hindari wajah dan tangan serta luka. Cuci tangan setelah menggunakannya.

Kutu tidak menyengat atau menimbulkan gatal ketika menggigit, jadi anak bisa tergigit dan tidak menyadarinya. Periksa kutu di tubuh anak ketika mengajaknya hiking. Di sore hari, periksa kulitnya dengan seksama. Ketika anak kembali ke rumah, bersihkan produk anti kutu dari kulitnya. Lebih baik lagi membawanya ke kamar mandi, minta ia mandi dan membilas tubuhnya. Kutu yang melekat akan terbawa air ketika mandi. Hewan peliharaan bisa menularkan kutu pada semua anggota keluarga.

Bila Anda membawa anjing peliharaan, periksa juga apakah ada kutu di tubuhnya, terutama di sekitar kepala dan leher.

(Ismawati)