Kesehatan

Tips Memilih Obat Batuk Anak Yang Beredar Di Pasaran

Tips Memilih Obat Batuk Anak Yang Beredar Di Pasaran

Belakangan ini, banyak orang tua merasa khawatir ketika hendak memilih obat batuk anak yang beredar di pasaran. Bukan tanpa alasan, pasalnya sebuah kasus yang menghebohkan dunia baru-baru ini telah memakan korban.

Korbannya tak lain lagi-lagi adalah anak-anak. Sedikitnya ada 66 orang anak di Gambia, Afrika yang meninggal secara misterius usai mengonsumsi sirup obat batuk anak produksi India.

Kasus ini pun akhirnya menjadi pelajaran oleh banyak orang tua agar tidak sembarangan memberikan obat batuk anak, tanpa pengawasan dari dokter. Nah, yang bikin orang tua makin khawatir, apakah obat batuk anak tersebut juga ditemukan di Indonesia?

Lalu bagaimana cara tepat dalam memilih obat batuk anak agar tidak membahayakan si kecil? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Bahaya kontaminasi zat dietilen glikol dan etilen glikol


Menurut Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) sirup obat batuk asal India tersebut diketahui terkontaminasi zat dietilen glikol dan etilen glikol dalam di luar batas konsumsi normal. BPOM juga mengungkapkan, Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan zat tersebut dalam produk obat batuk anak dengan merek dagang Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.

Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India. Namun, BPOM memastikan bahwa, keempat merek dagang tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM.

Untuk itu, BPOM juga mengimbau agar para orang tua tidak khawatir berlebihan dalam menanggapi pemberitaan yang ada. BPOM juga menyarankan agar orang tua bisa lebih waspada dalam menggunakan produk obat yang terdaftar yang diperoleh dari sumber resmi.

Supaya lebih aman, orang tua juga diminta untuk tidak sembarangan memberikan obat batuk anak tanpa adanya resep dari dokter. Hal ini sangat penting diperhatikan sebagai bagian dari kecermatan dalam memilih obat batuk anak yang aman.

Obat batuk anak OTC sebenarnya tidak direkomendasikan


Tahukah Ibu? Ternyata obat batuk anak yang dijual bebas atau over the counter (OTC) belum tentu terjamin keamanannya buat si kecil, lho! Sayangnya, obat batuk jenis ini justru paling banyak dibeli karena bisa menjadi solusi untuk terapi awal common cold.

Padahal, jika melansir Healthy Children obat batuk OTC sangat tidak direkomendasikan pada anak di bawah usia 4 tahun. Untuk anak-anak berusia 4 hingga 6 tahun pun sebaiknya hanya boleh diberikan obat batuk anak sesuai petunjuk dokter.

Setelah anak berusia usia 6 tahun, obat batuk OTC diperbolehkan untuk dikonsumsi dengan syarat tetap perhatikan petunjuk pada kemasan mengenai dosisnya. Hindari menggunakan antibiotik tanpa resep dari dokter, apalagi batuk dan pilek kebanyakan diakibatkan oleh virus sehingga tidak memerlukan pengobatan menggunakan antibiotik.

Dokter juga menyarankan untuk mencoba pengobatan rumahan terlebih dahulu, ketimbang harus memilih obat batuk anak sebagai terapi utama. Mengapa? Sebab, obat pilak dan batuk yang dijual bebas belum tentu bisa bekerja secara maksimal di tubuh anak, selain itu ada pula kemungkinan efek sampingnya yang patut untuk diketahui.

Tips cermat memilih obat batuk anak


Meskipun obat batuk anak OTC tidak direkomendasikan untuk anak di bawah usia 4 tahun, namun pada anak yang sudah cukup umur aman tetap diperbolehkan mengonsumsi obat tersebut. Walau mungkin tanpa resep dari dokter.

Melansir Family Doctor salah satu syarat penting yang wajib diperhatikan dalam memilih obat batuk anak adalah sebagai berikut:

Do

  • Pelajari dan teliti dalam membaca serta memahami semua komposisi dari label obat tersebut
  • Pilih jenis obat yang hanya akan mengobati gejala yang dialami anak saja. Misalnya, jika anak hanya pilek, jangan pilih obat yang juga mengobati sakit kepala dan demam
  • Gunakan sendok pengukur yang tepat
  • Cermat dalam membaca label obat. Pahami petunjuk dan saran pada kemasan, misalnya obat dikonsumsi sebelum atau sesudah makanan atau adakah aktivitas yang harus dihindari anak setelah minum obat
  • Pastikan semua orang yang merawat anak seperti guru sekolah, guru di daycare ataupun pengasuhnya paham betul mengenai obat apa yang sedang dikonsumsi anak dan kapan ia harus diberikan dosis selanjutnya
  • Simpan obat tersebut dalam kemasan aslinya untuk melacak label penting dan tanggal kedaluwarsa
  • Jauhi semua obat dari jangkauan anak kecil
  • Simpan obat di tempat yang sejuk dan kering. Ini akan membantu dan mencegah fungsi obat menjadi kurang efektif.

Dont’s

  • Jangan berikan obat batuk anak di bawah usia 4 tahun tanpa petunjuk tepa dari dokter
  • Jangan berbagi obat OTC dewasa dengan anak. Tips memilih obat batuk anak yang satu ini sangat penting diperhatikan. Mengingat obat-obatan OTC dewasa memang sengaja dibuat khusus untuk orang dewasa dan justru dapat berbahaya jika dikonsumsi anak
  • Jangan berikan obat batuk anak yang mengandung zat Aspirin. Sebab, zat ini dapat menyebabkan penyakit serius yang disebut sindrom Reye jika diberikan kepada anak-anak
  • Jangan gabungkan obat resep dokter dengan obat OTC
  • Jangan menggunakan lebih dari 1 obat batuk OTC secara bersamaan
  • Jangan gunakan obat OTC setelah lewat tanggal kedaluwarsa
  • Hindari menyimpan obat-obatan di tempat lembab atau terkena sinar matahari langsung
  • Segera bawa si kecil ke dokter apabila belum ada perubahan yang signifikan pada penyakitnya
  • Jangan beri anak Anda obat batuk atau pilek hanya untuk membuatnya mengantuk.

Tips memilih obat batuk anak yang sudah disebutkan di atas sebaiknya perlu diperhatikan dengan baik. Tujuannya tak lain untuk menghindari anak dari berbagai macam kemungkinan penyakit menjadi makin parah.

Selain itu, sebagai informasi tambahan, hingga saat ini Kementerian Kesehatan RI telah menginstruksikan agar seluruh apotek di Indonesia, untuk sementara waktu tidak menjual obat secara bebas. Termasuk obat dalam bentuk sirup, baik untuk dewasa maupun anak-anak.