Ibupedia

Waspada Demam Berdarah pada Anak

Waspada Demam Berdarah pada Anak
Waspada Demam Berdarah pada Anak

Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes, yang biasa ditemukan di area tropis. Ketika nyamuk Aedes menggigit seseorang yang telah terinfeksi virus DBD, nyamuk bisa menjadi pembawa virus ini. Bila nyamuk ini menggigit orang lain, orang itu bisa terinfeksi DBD. Virus tidak bisa menular langsung dari orang ke orang.

Kebanyakan anak dengan DBD tidak menunjukkan gejala, sebagian mengalami gejala ringan yang muncul mulai 4 hari hingga 2 minggu setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Gejala biasanya berlangsung dari 2 hingga 7 hari. DBD menyebabkan demam tinggi dan ruam. Kebanyakan orang dengan DBD akan sembuh dengan penanganan yang tepat.

Penyebaran DBD

Nyamuk betina menyebarkan virus dengue. Tidak seperti kebanyakan nyamuk, nyamuk penyebab DBD menggigit di siang hari. Nyamuk ini berkembang biak di cuaca yang hangat, lembab, dan di air tergenang.

Gejala DBD

DBD pada bayi dan batita biasanya dimulai dengan gejala penyakit virus berupa:

  • Hidung berair

  • Demam atau suhu tubuh tinggi, bisa mencapai 40 derajat Celsius.

  • Ruam kulit ringan

  • Batuk.

Anak yang lebih besar akan mengalami:

  • Sakit punggung dan sakit kepala

  • Demam tinggi

  • Rasa sakit di belakang mata dan di persendian.

Bisa juga muncul ruam merah dan putih di kulit yang diikuti oleh:

  • Muntah

  • Hilang selera makan

  • Mual

  • Rasa gatal pada tumit kaki.

Bila Si Kecil Terkena DBD

Bila anak Anda mengalami demam dan ruam kulit atau nyeri persendian, segera hubungi dokter. Karena gejala DBD dan chikungunya mirip, dokter perlu melakukan tes darah untuk mengkonfirmasi diagnosa.

Anda juga perlu menghubungi dokter bila anak baru-baru ini pergi ke area epidemik DBD dan mengalami demam atau sakit kepala berat. Dokter akan memeriksa anak dan mengevaluasi gejalanya. Dokter akan bertanya tentang riwayat medis anak dan perjalanan yang baru dilakukan serta mengirim sampel darah untuk diuji.

Tidak ada obat spesifik untuk DBD, tapi ada penanganan untuk gejalanya. Dokter bisa meresepkan paracetamol untuk demam. Jangan berikan anak obat anti peradangan karena bisa mempengaruhi trombosit darah anak.
Yang bisa Anda lakukan:

  • Memberi anak makanan yang ringan tapi bernutrisi

  • Pastikan anak mendapat banyak istirahat

  • Menggunakan lap basah di dahi untuk menurunkan demam.

DBD bisa berlangsung hingga 10 hari, tapi beberapa orang terus merasa lelah hingga satu bulan.

Mengurangi Reisiko DBD Pada Anak

Bunda, tidak ada vaksin untuk melawan DBD. Cara terbaik melindungi anak adalah membasmi nyamuk yang menyebarkan penyakit ini. Nyamuk pembawa virus DBD berkembang biak di air tergenang. Jadi pastikan rumah dan area sekitar bebas dari air tergenang. Anda juga bisa:

  • Pastikan anak mengenakan pakaian dengan warna cerah, warna gelap menarik perhatian nyamuk.

  • Pakaikan baju lengan panjang dan celana panjang untuk mengurangi paparan kulit.

  • Gunakan krim atau spray dengan bahan dasar minyak citronella atau anti nyamuk herbal.

  • Batasi waktu anak berada di luar ruangan di siang hari, terutama pada jam-jam pagi hari ketika nyamuk paling aktif.

  • Gunakan kelambu ketika tidur.

  • Penggunaan pendingin udara juga bisa menghindari nyamuk.

Penanganan DBD

Kasus DBD ringan bisa ditangani dengan memberi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Pereda sakit dengan acetaminophen bisa meredakan sakit kepala. Pereda sakit dengan aspirin atau ibuprofen harus dihindari karena bisa menyebabkan kemungkinan pendarahan.

Untuk merawat kasus DBD di rumah sakit, dokter akan memberi infus cairan dan elektrolit untuk menggantikan cairan yang hilang melalui muntah atau diare. Langkah ini biasanya cukup untuk mengatasi penyakit, selama terapi penggantian cairan dilakukan dini. Pada kasus yang lebih berat, dokter bisa melakukan transfusi untuk menggantikan darah yang hilang.

Pada semua kasus infeksi DBD, seberapapun serius gejalanya, harus diusahakan orang yang terinfeksi tidak digigit oleh nyamuk. Ini akan mencegah penyakit menyebar ke orang lain.

(Ismawati)