Konsepsi

Metode KB: Mengenal Lebih Jauh Diafragma sebagai Alat Kontrasepsi

Metode KB: Mengenal Lebih Jauh Diafragma sebagai Alat Kontrasepsi

Diaphragm atau diafragma adalah suatu alat kontrasepsi berbentuk kubah dangkal yang terbuat dari karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut dapat Ibu isi dengan krim atau gel pembunuh sel sperma (spermicidal) untuk kemudian dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim.

KB diafragma merupakan salah satu metode kontrasepsi yang berperan menghalangi sel sperma masuk ke dalam rahim serta menjaga agar spermisida tetap berada di dekat leher rahim untuk membunuh setiap sel sperma yang mencoba masuk ke area rahim.

Seberapa efektifkah tingkat keberhasilan dari KB diafragma ini?  

Apabila digunakan dengan benar dan konsisten, maka tingkat kesuksesan alat kontrasepsi ini dapat mencapai 94%. Itu berarti, ada 6 dari 100 orang wanita yang tetap hamil meski sudah menuruti prosedur kontrasepsi secara benar.

Kalau keliru menggunakan KB diafragma atau lupa mengisikan spermisida, maka kemungkinan kontrasepsi ini gagal dapat mencapai 12 persen. Jadi, Anda mungkin akan memerlukan metode kontrasepsi tambahan seperti pemakaian kondom (baik kondom pria atau khusus wanita) serta mengonsumsi pil kontrasepsi darurat sesegera mungkin setelah melakukan hubungan intim tanpa proteksi.

Apakah boleh menggunakan KB diafragma ketika masih dalam masa menyusui?

Jawabannya, boleh. Malahan, kontrasepsi ini merupakan pilihan yang tepat bagi para Ibu yang sedang memberikan ASI eksklusif. Berbeda dengan pil KB, alat kontrasepsi diafragma ini tidak mempengaruhi hormon Ibu serta tidak mengganggu produksi ASI.

Apakah KB diafragma mampu membentengi diri dari penyakit seksual menular?

Sayangnya, alat kontrasepsi satu ini tidak memiliki peran dalam menghalau infeksi seksual apapun. Apabila Ibu mengkhawatirkan kesehatan organ seksual suami, maka lebih baik pilih kondom yang terbuat dari lateks untuk mencegah penularan penyakit. Namun, kalau Ibu atau pasangan tidak nyaman menggunakan kondom latex, maka kondom yang terbuat dari polyutrethane dapat menjadi pilihan utama.

Perhatikan pula kondisi kesehatan tubuh Ibu, apakah sekarang Anda merasa tidak enak badan atau sedang dalam kondisi berisiko terinfeksi penyakit? Kalau iya, maka jangan coba-coba menggunakan spermisida. Pasalnya, penggunaan spermisida secara terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada kelamin dimana akan membuka lebih banyak celah untuk penularan HIV dan infeksi penyakit seksual lainnya.

Bagaimana cara mendapatkan KB diafragma?

Pertama-tama, tenaga kesehatan akan memeriksa dengan teliti ukuran panggul Ibu agar bisa secara tepat memperkirakan ukuran diafragma yang sesuai. Lalu, tenaga kesehatan akan mulai memasukkan berbagai ukuran diafragma (mulai dari 50 sampai 105 milimeter) untuk memastikan bahwa ukuran tersebut memang paling pas di tubuh Anda.

Nah, kalau sudah ditentukan ukuran dan jenis diafragma yang benar, maka Nakes akan menunjukkan bagaimana cara menggunakan diafragma lalu menyuruh Ibu mempraktikkannya hingga betul. Kemudian, tenaga kesehatan akan memberikan surat keterangan yang dapat digunakan untuk membeli KB diafragma.

Selain itu, Ibu juga sebaiknya membeli krim atau jeli spermisidal (biasanya disebut juga sebagai krim kontrasepsi) yang nantinya dipakai bersamaan dengan diafragma. Ibu dapat membeli krim ini di apotek terdekat tanpa harus menyertakan surat keterangan dari dokter.

Setelah melahirkan, berapa lama waktu yang diperlukan untuk memakai KB diafragma?

Tenaga kesehatan dapat mengukur secara jelas panggul Ibu setidaknya 6 minggu pasca persalinan. Namun,sebaiknya Ibu menunggu sedikit lebih lama sampai tenaga kesehatan memastikan bahwa otot-otot vagina Anda sudah kembali kuat. Itulah mengapa senam kegel sangat diperlukan agar otot-otot vagina kembali kencang.

Meskipun Ibu dulu pernah memakai diafragma sebelum melahirkan, ada baiknya bila Ibu melakukan pengukuran ulang karena ukuran vagina akan berubah setelah persalinan. Sembari menunggu proses mendapatkan diafragma, Ibu dapat memakai alat kontrasepsi lain seperti kondom apabila hendak berhubungan intim.

Bagaimana cara menggunakan KB diafragma?

Berikut adalah petunjuk umum bagaimana menggunakan KB diafragma. Namun sebaiknya Ibu mengikuti aturan serta ilustrasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang bersangkutan langsung dengan Anda.

  1. Mempersiapkan KB diafragma

    Ketika baru pertama kali memiliki KB diafragma, maka jangan buru-buru melakukan hubungan intim. Sebelumnya, cobalah memasukkan KB diafragma ke dalam vagina setidaknya selama 6 jam sebelum Anda hendak berhubungan intim. Hal ini untuk memastikan bahwa posisi diafragma tetap pas meskipun dipakai selama berjam-jam. Jika diafragma terasa longgar dan posisinya suka bergeser, maka segera hubungi petugas kesehatan untuk melakukan pengukuran ulang.

    Sebelum memakai diafragma, pastikan apakah kondisi alat tersebut dalam keadaan baik. Jangan pakai apabila usia produk sudah lebih dari 2 tahun atau karetnya terlihat usang, robek, atau berlubang. Anda dapat memegang diafragma di bawah sinar lampu atau mengisinya dengan air untuk memastikan tak ada lubang.

    Agar lebih berhati-hati lagi, siapkan pula kondom untuk berjaga-jaga apabila terjadi kerusakan pada diafragma. Jangan lupa juga untuk menggunakan krim spermisida (cek tanggal kadaluwarsanya!) sebanyak yang Anda perlukan.

  2. Cara memasukkan diafragma

    Ibu dapat memasukkan diafragma setidaknya 2 jam sebelum berhubungan intim. Kalau sudah siap, kosongkan kandung kemih Anda (buang air kecil) serta cuci tangan Anda dengan air dan sabun. Lalu, oleskan krim atau jeli spermisida ke dalam kubah diafragma dan ratakan sampai ke tepi-tepinya. Tahap ini penting, jadi jangan sampai Ibu melupakan krim spermisida!

    Untuk memudahkan masuknya diafragma, Anda dapat berjongkok, berbaring dengan lutut terangkat, atau berdiri dengan satu kaki berada di kursi. Pisahkan bibir vulva Anda dengan satu tangan lalu pencet diafragma agar terlipat jadi dua dan masukkan pada vagina menggunakan tangan Anda yang satunya lagi. Letakkan jari telunjuk pada bagian tengah lipatan agar memudahkan masuknya diafragma. Krim spermisida sudah harus berada  di dalam lipatan tersebut ya, Bu.

    Nah, kalau diafragma sudah masuk, maka dorong terus sejauh mungkin sampai ia terletak di bagian belakang vagina. Selipkan ujung tepian diafragma di belakang tulang kemaluan serta pastikan agar leher rahim Anda sudah tertutup sempurna.

  3. Berapa lama diafragma berada di dalam vagina? Bagaimana kalau Anda ingin berhubungan intim lagi?

    Diafragma harus tetap berada di dalam vagina setidaknya 6 jam setelah Ibu terakhir kali berhubungan intim. Apabila Anda melakukan seks lagi atau intercourse berlangsung lebih dari 6 jam, maka jangan lepas diafragma Anda dan oleskan lebih banyak krim spermisida ke dalam vagina. Tapi ingat Bu, jangan sampai diafragma tetap berada di vagina lebih dari 24 jam!

  4. Cara melepas diafragma

    Setelah mencuci tangan dengan sabun, masukkan jari telunjuk Anda ke dalam vagina hingga mencapai bagian belakang tulang kemaluan. Lalu, kaitkan jari Anda dengan bagian belakang diafragma lalu tarik ke bawah untuk mengeluarkannya. Berhati-hatilah agar kuku Anda tidak sampai menusuk karet diafragma.

Siapa saja yang tidak boleh menggunakan diafragma? 

Anda tidak dianjurkan menggunakan diafragma jika:

  • Anda tidak nyaman menyentuh diri sendiri atau mengalami kesulitan memasukkan diafragma dengan benar.

  • Anda atau pasangan ada yang memiliki alergi atau sensitif terhadap spermisida.

  • Anda pernah mengalami toxic shock syndrome.

  • Serviks, vagina, atau rahim Ibu memiliki bentuk yang tidak biasa sehingga tidak memungkinkan bagi diafragma untuk tetap berada di posisinya tanpa bergeser.

  • Anda telah mengalami infeksi saluran urine berulang kali setelah menggunakan diafragma dan masalah tetap saja muncul meskipun sudah mengganti diafragma dengan jenis dan ukuran baru.

  • Anda berisiko tinggi terhadap HIV atau penyakit seksual menular lainnya.

(Yusrina)