Apakah aman jika suntik KB saat haid?
KB untuk wanita sendiri memiliki berbagai jenis mulai dari KB implan di lengan, KB UID (intrauterine device) atau spiral, KB menggunakan pil hormonal hingga KB menggunakan metode suntik.
Jika Ibu memilih melakukan metode suntik KB, sejatinya sama-sama memiliki fungsi sebagai metode barrier atau menghalangi sperma masuk dan membuahi sel telur yang menyebabkan kehamilan pada wanita.
KB suntik sendiri dilakukan dalam beberapa tahap, ada yang memilih melakukan penyuntikan tiap 1 bulan sekali, 3 bulan sekali hingga 6 bulan sekali.
Lalu bagaimana ya jika seorang wanita melakukan suntik KB saat haid? Adakah efek samping KB suntik yang mungkin bisa ditimbulkan?
Nah, dari pada penasaran yuk simak beragam ulasan mengenai suntik KB saat haid dalam artikel berikut ini.
Efek samping KB suntik
Segala benda asing yang masuk ke dalam tubuh manusia tentu memiliki beberapa efek samping. Termasuk jika seorang wanita melakukan KB suntik.
Melansir WebMD KB suntik sendiri lebih dikenal dengan nama Depo-Provera yang merupakan metode kontrasepsi hormonal penunda kehamilan yang dilakukan dengan cara disuntik.
Cairan yang disuntikkan tersebut kebanyakan berisi hormon yang terdapat pada laki-laki yakni progesteron atau progestin, yaitu hormon yang menyerupai hormon progesteron yang diproduksi oleh ovarium.
Selain mencegah ovulasi hormon ini dapat mengentalkan leher rahim, sehingga sel sperma sulit bergerak ke arah rahim. Namun ternyata, suntik KB tetap memiliki efek samping diantaranya sebagai berikut:
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
- Sering sakit kepala atau migrain
- Mudah stress akibat perubahan hormone
- Mood swing
- Depresi
- Vagina menjadi kering
- Muncul jerawat
- Perubahan pola makan yang menyebabkan berat badan bertambah atau malah berkurang
- Rambut rontok
- Kemungkinan mengalami pendarahan rahim
- Sakit perut yang lebih parah menjelang menstruasi
- Gairah seks menurun
- Kepadatan tulang berkurang
Karena memiliki efek samping KB suntik yang cukup banyak, maka untuk menggunakan metode perlu kesiapan yang matang. Sehingga Ibu disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter supaya tahu jenis KB apa yang kira-kira cocok bagi Ibu.
Amankah suntik KB saat haid?
Kebanyakan dokter menyarankan agar jika ingin KB sebaiknya lakukan pada saat haid. Salah satunya adalah metode IUD, hal ini dikarenakan mulut rahim saat sedang haid sedang terbuka lebar sehingga kemungkinan Ibu mengalami nyeri cukup rendah.
Lalu bagaimanakah dengan suntik KB saat haid? Jika melansir National Health Services (NHS) seorang wanita dapat melakukan suntik KB saat haid maupun setelah haid selama ia tidak sedang hamil.
Namun jika kamu melakukan suntik KB terlebih dahulu sebelum jadwal menstruasi kamu justru lebih memungkinkan untuk tidak hamil setelah berhubungan seksual dengan pasangan.
Ibaratnya tubuh sudah terproteksi terlebih dahulu sebelum di-‘buahi’ oleh sperma pasangan yang menyebabkan kehamilan. Akan tetapi jika suntik KB dilakukan setelah haid pun sejatinya tidak ada masalah dan tetap dapat menekan kemungkinan hamil sebanyak 99%.
NHS juga mengungkapkan bahwa suntik KB saat haid maupun setelah haid merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif menunda kehamilan dan aman digunakan bagi Ibu yang sedang menyusui.
Kapan sebaiknya melakukan suntik KB?
Melansir Healthline suntik KB saat haid maupun sebaliknya dapat mencegah kehamilan karena adanya hormon progestin yang terdapat di dalamnya dengan cara melepaskan sel telur sebelum ovulasi. Lalu kapan waktu yang tepat melakukan suntik KB saat haid?
Sebenarnya Ibu dapat melakukan suntik KB kapan saja setelah melahirkan, tapi biasanya dokter merekomendasikan sebaiknya KB suntik dilakukan 6 minggu setelah melahirkan atau setelah masa nifas dan menstruasi pertama.
Setiap satu kali suntikan dapat mencegah kehamilan setidaknya selama 13 minggu. Setelahnya Ibu disarankan untuk melakukan suntik KB ulang jika hendak menunda kehamilan kembali.
Namun jadwal suntik selanjutnya disarankan harus tepat waktu ya Bu. Sebab dikhawatirkan jika terlambat justru dapat membuat Ibu kembali hamil dikarenakan belum adanya cairan proteksi dari KB suntik.
Di Indonesia sendiri KB suntik bisa dilakukan dalam 3 kali injeksi yang dapat Ibu pilih. Mulai dari suntik KB sebulan sekali hingga enam bulan sekali.
Akan tetapi, para ahli sepakat bahwa sebaiknya suntik KB tidak dilakukan lebih dari 2 tahun ya Bu. Kecuali jika Ini tidak dapat menggunakan metode kontrasepsi lainnya yang cocok bagi tubuh Ibu.
Hal ini karena para peneliti telah menemukan bahwa penggunaan suntik KB terlalu lama dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami penipisan tulang. Jelas hal ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari nantinya ya Bu.
Nah, jika kamu hendak memilih menggunakan suntik KB saat haid ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ya Bu. Sebab tubuh belum tentu tubuhmu cocok dengan jenis kontrasepsi tersebut. Jadi, dengan konsultasi pada dokter kamu akan diarahkan untuk memilih jenis KB apa yang kiranya cocok bagi tubuhmu.
Editor: Dwi Ratih