RSV dapat menyebabkan infeksi telinga, bronchiolitis (infeksi saluran udara), pneumonia, asma, atau masalah pernapasan lainnya. Banyak bayi yang tertular RSV sebelum usianya menginjak 2 tahun. Virus ini dapat sangat berbahaya bagi bayi yang berusia di bawah 6 bulan dan bayi prematur yang sistem kekebalan tubuhnya masih lemah.
Pada awalnya si kecil akan menderita pilek ringan, tapi seiring waktu berlalu, batuknya akan semakin memburuk dan sesak napas. Hal ini karena virus telah menyebabkan bronkiolus yang membuat mereka bengkak dan memproduksi banyak lendir. Nantinya itu semua dapat menyumbat saluran pernapasan si kecil. Tanda-tanda jika si kecil terjangkit RSV mencakup infeksi pada cuping hidungnya, otot perutnya mengencang, mendengus saat bernapas, menghasilkan suara yang tinggi saat bernapas, bernapas lebih cepat (lebih dari 60 hembusan dalam 1 menit), bibir dan kuku kebiruan.
Hubungi dokter segera dan minta dokter untuk memeriksa pernapasannya. Dokter mungkin akan memberikan bantuan pernapasan melalui obat bronkodilator inhalasi yang dapat membantu si kecil lebih mudah bernapas. Antibiotik tidaklah berguna karena RSV disebabkan oleh virus, tapi Bunda dapat membantu meringankan penyakit ini dengan cara menjauhkan si kecil dari asap. Selama si kecil menderita penyakit ini, berikan dia ASI lebih sedikit, tetapi sering karena dia sulit untuk bernapas dan menyedot ASI pada saat yang bersamaan. Bunda dapat memberinya acetaminophen jika ia mengalami demam, tapi jangan memberikan obat lain di luar pengawasan dokter.
Meskipun menangis masih menjadi cara utama si kecil berkomunikasi, dia juga mulai mengembangkan rasa humornya. Ia akan mulai tertawa pada kejutan yang menyenangkan, seperti wajah yang tiba-tiba keluar dari selimut atau mainan yang muncul dari kotak. Semua kejutan baik untuknya, asalkan tidak terlalu keras dan mengejutkan.
Doronglah si kecil untuk sering tertawa dan tersenyum dengan cara membuat wajah Bunda menjadi lucu dan sebagainya. Bayi senang mendengar berbagai suara dan Bunda sebenarnya tidak harus membeli mainan atau instrumen khusus yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian. Cukup mainkan lidah Bunda, bersiul, dan membuat suara-suara binatang.
Banyak ibu yang bekerja dapat tetap menyusui bayinya dengan cara memompa ASI ketika mereka di kantor. Hal ini dapat menjaga persediaan ASI untuk si kecil. Namun hal ini memang sulit dilakukan untuk pertama kalinya. Berikut tips memompa ASI untuk Bunda yang bekerja: