Balita

6 Cara Mengatasi Panas pada Anak

6 Cara Mengatasi Panas pada Anak

Ketika si kecil panas, berbagai cara mengatasi panas pada anak dilakukan. Sebab, biasanya si kecil akan kehilangan nafsu makan dan rewel ketika suhu tubuhnya meninggi. Orang tua mana yang tidak sedih melihat buah hati terkasihnya lemas seperti itu, bukan?

Tapi jangan terlalu panik ya, Ibu. Tetap tenang dan berikan pertolongan pertama pada bayi Anda. Yakinlah bahwa ada banyak cara mengatasi panas pada anak. Namun sebelum memutuskan cara mengatasi panas pada anak yang paling tepat, Ibu perlu memperhatikan beberapa hal terlebih dahulu. Simak penjelasan berikut ini, yuk.

Yang harus dilakukan sebelum mencari cara mengatasi panas pada anak

  1. Mengukur temperatur tubuh anak

    Cara mengatasi panas pada anak bisa dilakukan dengan mengukur temperatur tubuh anak terlebih dahulu.  Sebelum mencari cara mengatasi panas pada anak dengan obat medis, pengobatan alami, atau bahkan membawanya ke dokter, Ibu perlu mengetahui temperatur tubuh si kecil dengan termometer.

    Berapakah suhu tubuh anak, khususnya bayi, yang dianggap normal? Ibu, sebagian besar dokter, dan juga American Academy of Pediatrics (AAP) sepakat bahwa suhu tubuh normal untuk bayi sehat adalah 36,1- 37,9 derajat Celcius. Jika suhu rektal bayi Ibu 38 derajat Celcius atau lebih, itu berarti dia demam.  

  2. Perhatikan usia dan perilaku si kecil

    Sebelum menentukan cara mengatasi panas pada anak, Ibu perlu mengetahui seberapa serius panas si kecil. Bagaimana sih caranya mengetahui bayi Ibu mengalami demam serius atau tidak?

    Mengetahui suhu lewat bantuan termometer memang merupakan salah satu cara terbaik, namun bukan satu-satunya. Usia juga menjadi salah satu faktor, lho, Bu. Demam yang lebih serius biasanya terjadi pada bayi berusia di bawah 3 bulan. Terlebih untuk bayi yang berusia di bawah 1 bulan, demam atau panas patut diwaspadai dan Ibu sebaiknya segera menghubungi dokter spesialis anak yang Ibu percayai.

    Faktor lain yang mempengaruhi seberapa serius demam atau panas pada anak adalah perilakunya. Jika anak atau bayi Ibu mengalami demam atau panas tinggi namun tidak menghentikan aktivitas bermainnya,  atau pola makannya masih normal dan teratur, itu bisa jadi pertanda demam si kecil tidak cukup serius. Yang perlu diingat pula, suhu tubuh setiap orang meningkat pada siang menjelang sore atau di antara midnight hingga subuh. Ini adalah siklus alami, Ibu.  

  3. Cari tahu penyebabnya

    Sebelum Ibu memutuskan cara mengatasi panas pada anak Ibu, ada baiknya Ibu mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu.  Dengan mengetahui penyebabnya, Ibu bisa lebih mudah memilih cara mengatasi demam pada anak yang paling tepat.

    Yang perlu diketahui, demam atau panas sebenarnya bukan penyakit. Ini adalah gejala (symptom) dari penyakit tertentu. Demam biasanya mengindikasikan tubuh sedang berjuang melawan penyakit dan sistem imun sedang berfungsi. Yang paling umum terjadi, si kecil demam atau panas karena tengah melawan infeksi virus flu atau infeksi bakteri radang tenggorokan.

    Meski begitu, tetap ada kemungkinan demam atau panas si kecil merupakan gejala penyakit yang lebih serius, meski jarang dialami anak bayi. Misalnya saja pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi telinga, atau yang lebih serius lagi meningitis.

    Terkadang pula, demam atau panas pada bayi tidak disertai gejala sama sekali namun ternyata setelah demam turun baru muncul tanda-tanda penyakit atau infeksi. Seperti pada infeksi roseola, gejala bintik-bintik kemerahan baru muncul di tubuh justru ketika demam tinggi sudah berhenti. Banyak infeksi lain akibat virus yang tanda-tandanya baru muncul begitu demam turun.  

    Infeksi serius seperti meningitisinfeksi saluran kemih, atau bacteremia (bakteria dalam aliran darah) juga dapat memacu demam tinggi tanpa adanya gejala spesifik lain. Jadi sebaiknya jika bayi Ibu terus-menerus demam 39 derajat Celcius atau lebih, segera bawa ke dokter, ada atau tidak gejala pendukung lainnya.  

    Penyebab panas atau demam lainnya yang biasa terjadi pada bayi adalah reaksi setelah vaksin atau overheated karena baju yang dikenakan terlalu tebal dan ketat atau si dedek bayi terlalu lama dibawa keluar rumah saat cuaca panas.

    Nah, setelah Ibu mengetahui apa penyebabnya, Ibu bisa mengambil langkah menentukan cara mengatasi panas pada anak yang terbaik menurut Ibu.

  4. Perhatikan tanda-tandanya

    Cara mengatasi panas pada anak bisa juga dilakukan setelah Ibu memperhatikan tanda-tandanya. Kening hangat adalah salah satu tanda umum panas atau demam pada anak bayi (meski ada juga anak yang panas atau demam namun keningnya tidak hangat). 

    Tanda-tanda si kecil demam atau panas lainnya adalah:

    • Rewel, cranky, gelisah, tidak tenang

    • Nafsu makan menurun

    • Sulit tidur

    • Kurang aktif

    • Tampak kesakitan dan menangis terus

Cara mengatasi panas pada anak, membiarkan atau meredakannya?

Karena tidak semua demam atau panas merupakan sinyal infeksi atau penyakit serius, bagaimana sebaiknya kita bersikap? Mana yang lebih baik, membiarkan demam “berperang sendiri” melawan infeksi atau meredakannya?  Bagaimana sebaiknya cara mengatasi panas pada anak?

Para peneliti mengatakan, demam adalah cara tubuh melawan bakteri dan virus, karena itu tidak perlu terlalu khawatir jika suhu tubuh meninggi karena hal ini diyakini dapat membantu tubuh melawan infeksi lebih efektif. Bakteri dan virus biasanya lebih suka pada tubuh dengan suhu 37 derajat Celcius. Demam juga diyakini dapat membantu tubuh menghasilkan banyak sel darah putih dan antibodi untuk melawan infeksi.  

Namun di satu sisi, jika temperatur tubuh terlalu tinggi, bayi sangat tidak nyaman ketika makan, minum, atau tidur, sehingga sulit bagi dia untuk lekas membaik. Lalu bagaimana solusinya? Sekali lagi, perhatikan dulu apa penyebab maupun tanda-tandanya, apakah panasnya serius atau tidak. Juga bagaimana kondisi si kecil, apakah lemas tak berdaya atau masih aktif? Dari situlah Ibu bisa mengambil langkah berikutnya, yaitu mencari cara mengatasi panas pada anak.

Catatan penting, nih, Bu. Untuk bayi di bawah usia 1 bulan, jika mengalami demam atau panas, segera bawa ia ke dokter. Sebaiknya sesegera mungkin ya, jangan ditunda. Hal ini disebabkan lapisan pelindung sel di antara aliran darah dan sistem saraf pusat bayi yang baru lahir masih sangat tipis.

Dikhawatirkan, jika bayi mengalami infeksi bakteri maka bakterinya mudah "menyeberang" dan mengakibatkan kerusakan yang lebih cepat. Sementara untuk bayi yang lebih besar, masih bisa dilakukan cara lain mengatasi panas pada anak.

Lalu apa yang harus dilakukan? Berikut 6 cara mengatasi demam pada anak

  1. Pastikan si kecil mendapat cukup cairan

    Salah satu cara mengatasi panas pada anak yang efektif adalah dengan memastikan si kecil mendapat cukup cairan. Susui bayi Ibu sesering mungkin. Apalagi jika si kecil tetap ceria ketika demam, Ibu tidak perlu khawatir atau langsung memberi obat penurun panas.

    Cukup perbanyak cairan atau ASI agar tidak dehidrasi, ya Bu. Atau cairan yang dimaksud bisa juga berupa air putih, susu formula, electrolyte solution, tergantung usia anak Ibu.

    Cara mengetahui apakah si kecil mendapat cukup cairan atau tidak bisa dilihat dari popoknya, ya Bu. Anak yang dehidrasi biasanya popoknya jarang basah. Cara lain mengetahui apakah anak dehidrasi atau tidak adalah dengan melihat air matanya. Apakah tidak ada air mata saat menangis? Bisa juga dari mulutnya, jika mulut si kecil kering berarti ia kurang cairan.

  2. Jangan kenakan pakaian tebal 

    Selain memastikan si kecil mendapat cukup cairan, Ibu bisa melakukan cara mengatasi panas pada anak dengan memakaikannya baju yang tipis dan longgar. Jadi, kalau selama ini Ibu memakaikan baju panjang, serba tertutup, tebal, ditambah selimut pula saat si kecil demam, sebaiknya hal itu tidak lagi dilakukan.

    Sebab, pakaian tebal dan rapat justru akan membuat temperatur tubuh si kecil meningkat. Pakaian yang tipis dan longgar diyakini lebih membuat nyaman si kecil dan dapat membuat suhu tubuh menurun. Tentu saja pilih pakaian yang menyerap keringat, ya Bu.

  3. Seka tubuh si kecil dengan air suam-suam kuku

    Masih ada cara untuk menurunkan demam bayi Anda selain dengan dua cara di atas, yaitu dengan menyeka tubuh bayi. Eits, bukan asal menyeka, lho. Tentunya dengan air hangat-hangat kuku menggunakan spons (suam-suam kuku ya Bu, bukan dingin).

    Anak demam boleh mandi nggak, sih? Boleh juga kok, tetapi tetap dengan air hangat-hangat kuku, ya, Bu supaya dia merasa nyaman dan tidak kedinginan atau malah menggigil. Kalau ia menggigil tentu hal ini akan memperparah rasa sakitnya.

    Yang patut diwaspadai, jangan sekali-kali mencoba menurunkan panas bayi dengan mengusap alkohol dengan spons ke seluruh tubuhnya. Tahukah Ibu, alkohol dapat diserap ke dalam aliran darah bayi melalui tubuh, lho. Alasan lainnya, alkohol memang sangat cepat mendinginkan tubuh bayi Anda, namun cepat pula menaikkan suhu badannya.

  4. Tetap tenang

    Selama si kecil sakit, Ibu juga harus tetap tenang, sabar, dan jangan panik saat si kecil rewel. Untuk membuatnya merasa nyaman, Ibu bisa menggendong dan memeluk si kecil.

  5. Berikan obat penurun panas

    Cara mengatasi panas pada anak yang paling umum dilakukan oleh para ibu adalah memberikan obat penurun panas atau cooling fever plaster. Hal ini dapat dilakukan jika demam membuat bayi Ibu sangat tidak nyaman dan Ibu sudah mencoba melakukan cara-cara mengatasi panas pada anak yang alami, tanpa bantuan medis, namun belum berhasil meredakan demamnya.

    Sebaiknya, Ibu memberikan obat penurun panas setelah dokter memberi sinyal OK. Ibu boleh memberikan acetaminophen untuk bayi atau ibuprofen. Tapi ingat Bu, ibuprofen tidak direkomendasikan untuk bayi berusia di bawah 6 bulan atau untuk anak yang dehidrasi dan muntah berkepanjangan. Pastikan takarannya tepat ya, Bu.

    Setelah diberi obat penurun panas, biasanya suhu tubuh anak turun namun tak lama akan naik lagi. Mengapa? Sebab obat penurun panas hanya bersifat sementara menurunkan demam anak. Obat tidak mempengaruhi penyebab infeksi, jadi bayi Ibu bisa terus mengalami demam hingga tubuhnya bersih dari infeksi. Hal ini biasanya terjadi selama 2-3 hari.

    Beberapa infeksi, seperti influenza, bahkan bisa bertahan hingga 5-7 hari. Sementara untuk penyakit yang diakibatkan oleh bakteri, jika bayi diberi antibiotik, demam biasanya turun dalam 48 jam.

    Untuk catatan, jangan pernah beri bayi Ibu aspirin sebagai cara mengatasi panas pada anak, ya. Mengapa? Sebab aspirin dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi berbahaya namun jarang terjadi, Reye's syndrome.

    Sekali lagi, pastikan dosis yang diberikan tepat seperti petunjuknya ya, Bu. Terutama untuk bayi yang masih sangat belia, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak Ibu untuk mendapatkan takaran yang sesuai. Dan ingat, jangan sembarangan meminumkan obat pada si kecil, ya Bu.

  6. Konsultasikan dengan dokter 

    Ini adalah cara mengatasi panas pada anak yang juga sering dilakukan para ibu. Berkonsultasi ke dokter adalah salah satu langkah paling baik agar anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan sekaligus anak dapat dipantau tumbuh kembangnya.

    Lalu kapan sebaiknya anak yang demam dibawa ke dokter? Tentu Ibu yang paling tahu akan hal itu. Jadi kapan pun Ibu merasa si kecil benar-benar sakit, Ibu boleh membawanya ke dokter.

    Namun sebaiknya perhatikan beberapa guidelines umum berikut agar Ibu lebih tenang saat melakukan cara mengatasi panas pada anak ini.  

    • Jika bayi berusia di bawah 3 bulan dan suhu tubuhnya mencapai 38 derajat Celcius –atau bahkan lebih-- segera bawa ke dokter agar dokter dapat memeriksa apakah ada infeksi atau penyakit serius atau tidak. Dan untuk bayi di bawah usia 1 bulan, jika ia mengalami panas atau demam, Ibu benar-benar harus segera membawanya ke dokter atau rumah sakit, khususnya jika panas tidak turun-turun meski sudah diusahakan menggunakan parasetamol. Dosis parasetamol sendiri harus disesuaikan dengan berat badan si kecil yaa.

    • Jika bayi Ibu berusia 3 bulan ke atas, yang terpenting adalah memperhatikan bagaimana perilakunya. Jika si kecil tampaknya baik-baik saja dan minum cukup, Ibu tidak perlu pergi ke dokter kecuali demam terjadi hingga 24 jam atau bahkan lebih. 

    • Panduan tambahan dari AAP, Ibu sebaiknya membawa bayi Ibu ke dokter jika bayi Ibu berusia 3-6 bulan dan mengalami demam hingga 38,3 derajat Celcius atau lebih.

    • Berlaku pula untuk bayi berusia di atas  6 bulan dan suhu tubuhnya mencapai 39,4 derajat Celcius atau lebih dan memiliki gejala infeksi serius seperti hilang nafsu makan, tanda-tanda infeksi telinga, rewel yang tidak biasanya, mudah mengantuk, muntah, atau diare.

    • Tanda-tanda lain yang mengharuskan Ibu segera membawa bayi ke dokter ketika demam adalah wajah bayi memucat, jarang berkemih, dan lemas. Perhatikan juga demam yang disertai bintik-bintik entah kecil, besar, merah, ungu yang tidak hilang (memutih) ketika ditekan, karena bisa jadi anak terkena infeksi bakteri serius dan membutuhkan pertolongan dokter.

    • Begitu pun demam yang disertai sulit bernapas atau bernapas lebih cepat dari biasanya, karena dikhawatirkan bayi terkena pneumonia atau bronkitis.

    • Selain suhu tubuh yang tinggi, waspadai pula suhu tubuh bayi yang di bawah normal (kurang dari 36 derajat Celcius).

Mungkin Ibu bertanya-tanya, apa yang akan dilakukan dokter ketika bayi Ibu demam? Sekali lagi, faktor usia menentukan ya, Bu. Jika bayi Ibu berusia di bawah 3 bulan, dokter kemungkinan meminta Ibu membawa serta si kecil untuk diperiksa langsung. Dokter mungkin menyarankan agar Ibu tidak perlu memberi obat penurun panas apa pun sampai ia memperoleh hasil akurat atas pemeriksaannya.  

Kemudian, jika bayi Ibu berusia 3 bulan ke atas dan tampak sehat serta banyak minum, biasanya dokter baru meminta Ibu membawanya untuk diperiksa setelah 24 jam demam, karena kurang dari 24 jam terlalu dini untuk mengetahui ada atau tidak penyakit serius pada bayi. Ibu mungkin diminta memberikan acetaminophen atau ibuprofen untuk menurunkan demam bayi Anda.  

Namun jika demam itu disertai tanda-tanda penyakit atau infeksi serius, berapa pun usia bayi Ibu, dokter akan segera melakukan evaluasi dan bisa jadi bayi Ibu butuh segera dirawat di ruang emergency.  

(Dini / Dok: Pixabay)