Balita

10 Tips Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

10 Tips Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Kepercayaan diri seseorang bisa menentukan bagaimana ia menghadapi hal baru, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Kepercayaan diri hendaknya dipupuk sejak dini untuk membantu anak kuat secara psikis. Karena belum tentu anak yang terlihat kuat secara fisik, memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mengembangkan potensinya dengan optimal. 

Ketika anak percaya diri dan mandiri, ia bisa menemukan jati diri yang ia sukai. Selain itu, dengan kepercayaan diri yang optimal, anak bisa menyesuaikan diri di lingkungan dengan cepat.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk memupuk rasa kepercayaan diri anak sejak kecil. Terlebih apabila si kecil memiliki rasa minder dan kecil hati yang terlihat sejak usianya masih kecil, upaya menanamkan rasa kepercayaan diri anak akan membutuhkan proses yang lebih panjang.

Lantas, apa saja yang bisa orangtua lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak? Yuk, simak tipsnya! 

  1. Menahan Diri untuk Tidak Selalu Membantu Anak

    Sebagai orangtua, Ayah dan Ibu tentu ingin anak-anak bisa menghadapi kesulitan dan tantangan dalam segala hal. Sayangnya, tidak semua bentuk pertolongan orangtua untuk anak baik bagi kepercayaan dirinya.

    Jika tugas kesenian sekolah dikerjakan Ibu karena anak lupa mengerjakan dan harus dikumpulkan keesokan harinya, maka Ibu sedang melatih hal yang tidak tepat untuk anak.

    Pertama, anak jadi tidak bertanggung jawab atas kelalaiannya akan tugasnya. Kedua, Ayah dan Ibu membiarkan anak berpikir bahwa kapan pun ia menghadapi kesulitan, ia cukup menyerahkannya pada Ayah dan Ibu. Ketiga, anak akan berpikir bahwa ia tidak bisa mengerjakan hal itu, dan hanya orangtuanya yang bisa.

    Di situasi lain, Ibu tidak ingin anak terluka karena ikut memasak di dapur. Maka anak tidak boleh ada di dapur. Ibu merasa sedang membantu anak untuk terhindar dari bahaya.

    Padahal, jika ia ikut membantu memasak, ia akan tahu bagaimana cara mengaduk bahan makanan, belajar memperkirakan menjaga jarak dengan kompor agar tidak terkena wajan yang panas, atau seberapa banyak ia harus menuang tepung dan gula untuk membuat kue. Ia juga percaya diri karena ia merasa ia bisa membantu Ibu memasak.

    Untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, cobalah menahan diri untuk tidak selalu membantu mereka. Penting bagi anak untuk belajar mengambil risiko dari keputusannya. Tentunya, Ayah dan Ibu perlu mengerem agar tidak sedikit-sedikit menginterupsi atau mengkritisi apa yang sedang dikerjakan anak.

  2. Pilah Kalimat Pujian yang Tepat Untuk Anak

    Tahukah Ibu, kalau ternyata kalimat pujian bisa berbahaya bagi anak? Kalimat pujian seperti, “Wah, kamu hebat” memang bisa membuat anak jadi percaya diri dan bangga. Tetapi anak akan berpikir bahwa segala hal perlu selebrasi. Segala sesuatu yang ia lakukan perlu dirayakan. Sehingga anak tidak fokus pada apa yang seharusnya ia lakukan, tetapi justru mengharapkan pujian. 

    Bukannya tidak boleh memberi pujian, tetapi alangkah baiknya bila memilih pujian yang tepat. Cukup katakan “Terima kasih” untuk pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, dan pujilah anak dengan tepat untuk sesuatu yang ia kuasai dengan usahanya. Contohnya, “terima kasih sudah sikat gigi dengan benar,” atau “terima kasih sudah merapikan mainanmu” untuk menggantikan “wah, kamu hebat sudah sikat gigi”.

    Sedangkan untuk pujian, misalnya anak sedang menggambar, pilihlah kalimat seperti “Ibu melihat kamu memilih gradasi warna yang serasi untuk zona laut” untuk mengganti kalimat pujian “gambarmu bagus sekali”.

    Mengapa sebaiknya demikian? “wah kamu hebat sudah sikat gigi” atau “gambarmu bagus sekali” akan membuat anak rela melakukan sesuatu demi mendapat pujian. Tetapi kalimat “terima kasih sudah merapikan mainan” dan “gradasi warna yang kamu pilih serasi” akan membuat anak mengerti bahwa usahanya akan membawa dampak bagi orang lain dan kemajuan dirinya sehingga ia akan terlatih lebih cermat dalam bertindak.

  3. Biarkan Anak Mencoba Sendiri

    Membiarkan si kecil mencoba sesuatu sendiri akan meningkatkan kepercayaan diri anak karena ia merasa diberi kepercayaan oleh orangtuanya untuk belajar hal baru. Artinya, jika orangtuanya yakin ia bisa, maka kenapa ia sendiri harus tidak yakin pada dirinya?

    Ayah dan Ibu bisa tetap di sampingnya kok, siap sedia aja jikalau anak butuh bantuan. Kalau anak sudah berhasil, Ayah dan ibu bisa katakan, “Ibu melihat kamu berusaha memasang baju sendiri dengan baik.”

  4. Turunkan Standar Ekspektasi

    Anak usia dini masih dalam tahap mengenal dan mempelajari hal baru. Jadi kalaupun hasil usahanya tidak serapi seharusnya, tidak sebersih orang dewasa, tidak secepat orang dewasa yang mengerjakan, tentu ini adalah hal wajar. Ayah dan Ibu hanya perlu menyesuaikan ekspektasi agar tidak kecewa dengan usaha anak.

    Posisikan diri seolah menggunakan kacamata anak. Untuk menyelesaikan sesuatu meski tidak rapi, tidak cepat, tidak semuanya benar, ada usaha yang serius dilakukan oleh anak. Menerima hasil apa pun dari anak akan membantu meningkatkan kepercayaan diri anak.

  5. Biarkan Anak Memutuskan

    Memberikan anak pilihan akan lebih bijak dilakukan dibanding orangtua yang memutuskan sendiri. Ibu bisa menawarkan anak ingin makan siang dengan nasi atau mi. Ayah bisa meminta bantuan anak untuk memilih cat warna biru atau kuning untuk bangku taman.

    Dengan diberi kepercayaan memilih dan memutuskan, maka anak akan merasa dirinya penting dalam keluarga dan pendapatnya didengarkan. Cara yang menyenangkan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, bukan?

  6. Dampingi Momen Kekecewaan dengan Tepat

    Tidak semua hal di dunia berjalan dengan mulus sesuai dengan keinginan. Begitu juga dengan apa yang dilakukan anak. Bukan tidak mungkin ia akan menghadapi kekecewaan dalam hidupnya.

    Ayah dan Ibu bisa mendampingi dengan cara menenangkan anak, memeluknya sambil bilang, “Ibu sangat mengerti perasaan kamu.” Lalu tambahkan, “sekarang kita cari solusi bersama supaya bisa bikin pesawat kardus yang baru ya”. Ajak anak untuk fokus pada pencarian solusi dari masalah dengan tetap memvalidasi perasaannya. 

  7. Eksplorasi Kemampuan Alaminya

    Biarkan anak mencoba segala macam kegiatan baru tanpa terjebak pada stereotip gender. Dengan kepercayaan dari Ayah dan Ibu, anak akan menemukan apa yang secara alami ia sukai, dan apa yang ia hanya sedikit sukai.

    Jika Ayah dan Ibu membiarkan eksplorasinya, maka anak akan merasa percaya diri untuk mencari passion-nya. Tapi jangan lupa untuk tetap memberi batasan agar anak tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Meningkatkan kepercayaan diri anak dengan cara ini akan membuka banyak peluang untuk mengembangkan potensinya.

  8. Ajarkan Afirmasi Positif

    Menguatkan anak dengan kalimat semangat, mengatakan hal positif pada anak, akan menjadi bagian dari afirmasi positif yang membantu meningkatkan kepercayaan diri anak. Terapkan juga pada diri sendiri dan dalam interaksi dengan orang lain.

    Selalu ingat bahwa anak mencontoh apa yang dilakukan orangtua. Sehingga, untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, Ibu dan Ayah bisa menanamkan afirmasi positif agar anak memiliki ketahanan mental saat menghadapi hari-hari buruk yang menyinggung rasa percaya dirinya.

  9. Fokus Pada Usaha Anak, Bukan Hasil

    Berikan anak pengertian tentang menghargai usaha, bukan hasilnya. Ibu bisa katakan “Ibu perhatikan kamu sudah belajar keras untuk ujian ini” atau “sepertinya ini latihan kamu yang ke 10 ya. Kamu tidak mudah menyerah.” Dengan terbiasa mendengar hal semacam ini, sampai anak dewasa, ia akan berorientasi pada berlatih, mengeksplorasi, mengimprovisasi dan usaha keras untuk mencapai tujuannya. Bukan hanya sekedar nilai tinggi atau rendah.

  10. Ajarkan Anak Hal-Hal Tentang Kedewasaan

    Hal kedewasaan yang bisa Ayah dan Ibu ajarkan adalah apa yang bisa ia lakukan untuk memberi perubahan baik pada sekitar dan apa yang tidak dalam jangkauan kemampuannya. Beri perumpamaan seperti, “Ayah bisa mengganti lampu yang mati dengan yang baru. Kamu pun bisa melakukan hal itu bila mau berusaha. Tapi saat hujan, Ayah tidak bisa menghentikan hujan sesuka Ayah. Kamu pun begitu.”

    Dari perbandingan ini anak akan belajar bahwa di dunia ini ada hal yang bisa ia selesaikan dan ada juga yang secara alami tidak bisa diubah. Belajar tentang hal yang lebih kompleks akan meningkatkan kepercayaan diri anak tentang kemampuan setara yang dimilikinya dan orangtua.

Kalimat Ampuh Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Nah, berikut ini ada contoh beberapa kalimat yang bisa Ayah dan Ibu ucapkan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak seperti dilansir dari laman Motherly:

  • Kamu pasti bisa: keyakinan orang tua akan membuat anak juga ikut yakin.

  • Ibu percaya sama kamu: keyakinan yang orang tua berikan bisa menginspirasi anak untuk lebih percaya diri.

  • Ayo kita coba sama-sama: ada orang tua yang bersedia mencoba hal baru dengannya, maka ia akan percaya diri.

  • Kedengarannya menarik, bagaimana kelanjutannya?: anak akan semangat karena ada orang tua yang bersedia mendengarkannya.

  • Apa Ibu bisa membantumu?: anak akan tenang karena saat ia sudah merasa menemui jalan buntu, masih ada orang tua yang bisa ia mintai pendapat.

  • Apa pun hasilnya, Ibu selalu menyayangimu: anak tidak terpuruk saat gagal dan bisa kembali percaya diri karena ada Ibu yang akan selalu mendukung.

  • Keberadaanmu lebih dari cukup untuk kami: anak akan merasa dirinya berharga dan keberadaannya diterima.

  • Kamu membuat kami bangga: anak merasa usahanya dihargai dan memiliki dampak bagi orang lain.

  • Yang penting usahakan yang terbaik, apa pun hasilnya: anak tahu bahwa hasil bukanlah segalanya sehingga dia akan lebih percaya diri untuk fokus memaksimalkan usahanya.

  • Beberapa hal kadang awalnya tampak menyeramkan, tapi siapa tahu ini ternyata menarik?: anak yang awalnya merasa minder untuk memulai sesuatu akan lebih percaya diri menghadapi tantangan baru.

Penulis: Dwi Ratih