Balita

13 Cara Mengenali Bakat Anak di Usia Dini

13 Cara Mengenali Bakat Anak di Usia Dini

Anak berbakat (gifted) diidentifikasikan sebagai anak yang memiliki kemampuan persepsi dan sensitivitas lebih tinggi dari anak lainnya. Kita harus mengenali bakat anak yang dapat diekspresikan pada lebih dari satu area, seperti seni, musik, bahasa, ilmu pengetahuan, atau matematika.

Para orangtua biasanya mengenali bakat anak dengan melihat setiap kata yang diucapkan anak atau setiap bentuk coretan yang ia gambar. Kalau kata-kata yang ia ucapkan dan coretan yang ia buat berbeda dari anak-anak seumurnya, banyak orang tua merasa kalai ini adalah bukti bahwa si kecil “berbakat.”

Sebenarnya, kita tidak dapat mengenali bakatnya sampai anak mereka mulai masuk sekolah, tapi memang ada beberapa tanda anak berbakat yang bisa terlihat di usia yang sangat dini.

Salah satu anak berbakat, Ben Hellerstein, misalnya, mulai membaca buku dan mengingat berbagai fakta di usia 4 tahun. Ibunya menyesal karena ia terlambat mengenali bakatnya tersebut. Seandainya saja Ibunya bisa mengetahui bakat anaknya ini sejak dini, Ben bisa mendapatkan pertolongan lebih dini dan ia tidak perlu melewatkan tahun pertamanya dengan cara yang tidak menyenangkan. Untungnya, Ibu Ben akhirnya menyadari apa yang seharusnya dilakukan.

Mengenali bakat anak bukanlah untuk menyombongkan diri, tapi untuk memberikan pendidikan terbaik untuk anak, sesuai dengan yang ia butuhkan.


Mengenali bakat anak dan juga sisi negatif yang ditimbulkannya

Masyarakat sering salah dalam mengidentifikasi bakat anak. Berikut ini ada beberapa deretan fakta yang banyak orang tidak ketahui tentang anak berbakat. Semoga panduan singkat ini bisa membantu mengubah persepsi yang keliru tentang cara kita memperilakukan dan mengenali bakat anak .

  1. Emosi anak berbakat sangat sensitif

    Anak berbakat biasanya sering menerima kritik atau komentar dari orang lain, sehingga ia mulai merasa membenci dirinya sendiri atau merasa tiap orang membenci dirinya. Komentar atau situasi yang mungkin terlihat biasa bagi orang lain ini bisa merusak emosi anak berbakat.

  2. Berpikir seperti orang dewasa tapi juga bertingkah seperti anak kecil

    Untuk mengenali bakat anak, coba deh lihat perkembangannya. Perkembangan anak berbakat biasanya tidak sinkron. Perkembangan tidak sinkron adalah pertumbuhan yang tidak seimbang, antara skill dan kemampuan.

    Kemampuan intelektual anak berbakat bisa bertahun-tahun lebih maju dibanding kematangan emosi dan skill sosial. Contohnya, anak berbakat bisa memahami pelajaran anak SMA saat ia usia 12 tahun, tapi ia tidak bisa tidur di malam hari sendirian tanpa lampu, kipas, dan boneka.

    Kadang cara berpikirnya bisa sama seperti kebanyakan orang dewasa, tapi mereka masih belum mampu menghadapi masalah orang dewasa karena kemampuan bersosialisasinya dan emosinya belum matang. Jangan hukum anak saat ia bertingkat seperti orang dewasa karena mereka memang belum dewasa. Mereka tetaplah anak kecil yang perlu diperlakukan dengan lembut.

  3. Membesarkan anak berbakat tidak mudah

    Masalah sosial dan perkembangan yang tidak sinkron akan membuat hidup dengan anak berbakat bisa penuh dengan kendala. Selain itu, masyarakat hanya  akan melihat stereotype anak berbakat. Ini membuat orang tua tidak mendapat dukungan dan empati dibanding orang tua lain ketika mereka sangat membutuhkannya.

  4. Mereka punya perasaan yang kuat tentang benar dan salah

    Anak berbakat dapat mengenali keadilan dan kebenaran berbakat. Sedikit white lie, pura-pura, dan standar ganda, tidak akan sejalan dengan prinsipnya anak berbakat. Jadi jangan pernah lakukan ini saat Anda sudah mengenali bakat anak.

  5. Berbakat tidak berarti sempurna

    Biarpun berbakat, mereka tidak sempurna, mereka manusia seperti yang lain. Hanya karena mereka berbakat, jangan harap mereka menjadi prajurit kecil yang sempurna.

  6. Berbakat tidak berarti selalu dapat nilai bagus

    Tidak semua anak berbakat punya nilai yang baik di sekolah. Berhubung emosinya sangat sensitif dan intelegensinya di atas rata-rata, anak berbakat sering mengalami kecemasan, ketakutan, kegagalan, atau sangat perfeksionis. Banyak faktor lain yang bisa menghalangi mereka untuk bisa berhasil mendapatkan nilai sempurna di sekolah.

  7. Mereka tidak berbakat dalam segala hal

    Saat kita mengenali bakat anak di area Matematika atau IPA, jangalah berharap kalau ia juga akan berbakat di area lainnya. Ia mungkin bisa sangat buruk dalam Bahasa Inggris dan kemampuan membaca.

  8. Bakat adalah hal yang diwariskan

    Meski beberapa ahli yakin kalau bakat bisa diperoleh melalui cara pengasuhan, tapi ada anak yang memang berbakat sejak lahir. Bakat anak bisa jadi hal genetik yang diwariskan dari orang tua. Jika salah satu atau kedua orang tua memang berbakat, anaknya nanti kemungkinan bsar juga akan berbakat.

  9. Anak berbakat bisa mengalami kesulitan belajar

    Seperti anak lainnya, anak berbakat juga bisa mengalami kesulitan saat belajar yang akhirnya bisa memberi pengaruh negatif pada prestasinya di sekolah.

    Sayangnya, orang tua biasanya sulit mengetahui kondisi anak berbakat yang mengalami masalah belajar. Ini karena kemampuan kognitif mereka berkembang dan mampu menyamarkan masalah belajar mereka.

  10. Anak berbakat bisa alami kondisi yang disebut overexcitabilities (OE)

    Ini adalah intensitas emosi dan sensitivitas yang dipengaruhi oleh berbagai bentuk stimulasi fisik dan psikologis.

    Beberapa contoh kondisi OE misalnya, anak rewl dan nggak bisa bergerak karena kondisi sekitarnya sangat bising. Ada juga anak yang muntah-muntah dan menjadi sangat emosional saat melihat anjing terkapar di jalan setelah ditabrak mobil.

  11. Anak berbakat sulit berteman

    Kondisi intelektual dan perkembangan emosi yang berbeda dengan anak seumurnya bisa membuat anak kesulitan menemukan teman yang bisa diajak berbagi dan memahami minat dan wataknya.

  12. Anak berbakat sering merasa tidak bisa berbaur

    Mereka akan menyadari kalau kondisi mereka tidak sama dengan anak seumurannya. Pada akhirnya, ia akan merasa terisolasi dan ini bisa memicu masalah emosi, depresi, ingin keluar dari sekolah, dan bahkan bunuh diri.

  13. Tidak selamanya kondisi anak berbakat itu positif

    Melihat kembali daftar di atas, ada banyak fakta tentang anak berbakat yang menunjukkan kalau bakat tidak sepenuhnya hal yang baik. Jadi lebih pintar atau bisa menguasai konsep dan skill diatas tingkat rata-rata tidak menjamin anak bisa berhasil dan akan sukses  dalam hidupnya.


Cara Mengenali bakat anak di usia prasekolah

Mengenali bakat anak bisa dilakukan saat ia berusia 2 hingga 4 tahun. Anak dikatakan berbakat bila memiliki beberapa tanda berikut ini:

  • Anak berbakat mencapai milestonenya dengan baik dan lebih cepat dibanding teman-temannya.

  • Anak berbakat mampu menghafal wajah dengan mudah dan dapat mengingat informasi yang dipelajari dari acara televisi, film, atau buku.

  • Anak berbakat memiliki kemajuan perkembangan bahasa yang pesat. Cara mengenali bakat anak bisa dengan melihat kosa-kata atau kemampuan berbicara yang dikuasai anak. Biasanya anak berbakat dapat mengucapkan kalimat-kalimat lengkap lebih dini dari anak lain seusianya.

  • Aktif tapi tidak hiperaktif. Anak hiperaktif biasanya tidak dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama, sedangkan anak berbakat dapat berkonsentrasi pada satu tugas pada periode waktu yang panjang, ia sangat tertarik dengan minatnya, dan senang ditantang oleh aktivitas yang sulit.

  • Kita juga bisa mengenali bakat anak saat si kecil selalu menunjukkan rasa penasaran dan tidak pernah berhenti bertanya.

  • Anak berbakat memiliki imajinasi yang tajam. Jangan kaget jika anak punya teman khayalan yang selalu ia libatkan dalam setiap aktivitasnya. Ini adalah salah satu cara untuk mengenali bakat anak.

  • Anak memiliki bakat spesifik, seperti kemampuan seni atau memiliki kemudahan luar biasa dalam hal angka. Ada juga orang tua yang mengenali bakat anak saat melihat lukisan realistik yang tidak biasa yang digambar oleh anaknya.

Mengenali bakat anak lainnya sedikit sulit untuk diidentifikasi. Kondisi anak berbakat yang berbeda dari lingkungannya membuat mereka sering merasa terisolasi dan menarik diri. Kondisi tersebut memungkinkan mereka menjadi target bullying.

Anak berbakat bisa mengalami rasa frustasi yang terus-menerus karena kemampuan mereka berpikir lebih cepat dari kemampuan mereka mengekspresikan diri, baik secara verbal atau fisik. Jika anak Anda marah atau frustrasi dengan cara yang tidak wajar, sebaiknya konsultasikanlah ke ahli kesehatan mental.


Cara lain untuk mengenali bakat anak

  1. Anak sangat memperhatikan hal detail yang kebanyakan anak lewatkan

    Tanda anak berbakat lainnya adalah mereka sangat memperhatikan hal detail. Mereka memperhatikan hal yang anak lain seusianya tidak lakukan. Misalnya, ia banyak bertanya setelah melihat pertunjukan sulap karena ingin tahu bagaimana trik sulap itu dilakukan.

    Anak berbakat juga mampu mengingat letak benda, mengingat jalan untuk mencapai lokasi tertentu, atau dapat menemukan langkah untuk menyelesaikan tugas sulit dengan mudah.

    Sebagian besar anak biasanya mudah melupakan satu hal, lalu mudah memindahkan fokus ke hal yang lain. Nah, kalau anak berbakat biasanya akan terus membahas hal-hal yang menarik minatnya dan ingin tahu semua tentang hal tersebut.

  2. Sangat kritis pada diri sendiri

    Mengenali bakat anak bisa juga dilakukan dengan melihat sikap anak pada dirinya sendiri. Biasanya anak berbakat sangat kritis pada dirinya sendiri. Ia punya ekspektasi sangat tinggi terhadap dirinya sendiri di semua area. Ia perfeksionis. Ketika kebanyakan anak cenderung lebih peduli dengan apa yang orang lain lakukan, anak berbakat fokus pada tindakan dan penampilannya sendiri. Ia tidak akan menyerahkan tugas hingga selesai dikerjakan dan ia akan sangat kritis dengan kemampuannya melakukan sesuatu.

Setelah membaca ciri-ciri anak berbakat di atas, Anda mungkin tidak sabar untuk mengenali bakat anak secepatnya. Namun, sebenarnya anak anak tidak perlu melakukan tes bakat sebelum masuk sekolah dasar.

Kalau Anda merasa mengenali bakat anak, Ibu bisa berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental, seperti psikolog. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, apalagi jika anak Anda suka menunjukkan rasa bosan di sekolah atau menunjukkan tanda emosi dan masalah sosial, seperti kekhawatiran dan kecemasan, menolak untuk beraktivitas di sekolah, atau mengalami mimpi buruk yang berkelanjutan.

Bila anak Anda sudah masuk preschool, bicaralah pada guru atau kepala sekolah untuk mengetahui apakah pihak sekolah bekerja sama dengan ahli kesehatan mental yang mengkhususkan diri mengurusi anak berbakat. Jika anak Anda belum bersekolah atau sekolah tidak menanggapi kecemasan Anda, minta dokter anak Anda untuk memberi referensi psikolog yang melakukan tes bagi anak berbakat. Tes ini memang berharga mahal, tapi tidak ada salahnya untuk dilakukan.

Anak usia 3 tahun bisa diberi tes kemampuan dan tes IQ. Anak dengan IQ diatas 130 dianggap sebagai anak berbakat (intelegensi rata-rata berkisar antara 85 hingga 115). Kadang anak dengan IQ 120 juga digolongkan sebagai anak berbakat. Saat ini, IQ menjadi satu faktor saja dari faktor lain yang dinilai untuk mengenali bakat anak. Sering kali orangtua dan guru diminta menuliskan kesan yang mereka dapatkan dari si anak, dan ini menjadi masukkan bahan pertimbangan selain dari hasil tes tadi.

Seorang anak yang dikategorikan sebagai anak berbakat bisa juga mengalami kesulitan dalam belajar. Pada kebanyakan kasus, kesulitan belajar ini dikenali saat orang tua tidak bisa mengenali bakat anak. Hal yang sama juga terjadi pada anak yang berasal dari etnik minoritas dan memiliki latar belakang yang kurang baik.

Jika anak Anda masuk dalam salah satu kategori tadi, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menemui psikolog yang concern terhadap masalah ini. Minta juga guru anak Anda untuk melakukan observasi dan mengenali bakat anak yang tidak terdeteksi pada tes konvensional.


Yang harus dilakukan saat orang tua sudah mengenali bakat anak

Kalau anak Anda memang terbukti berbakat, jangan dulu buru-buru mendaftarkannya ke sekolah khusus anak “berbakat.” Banyak yang bisa Bunda lakukan di rumah setelah mengenali bakat anak. Salah-satunya adalah dengan membuatnya sibuk menghadapi tantangan-tantangan mental.

Anda tidak harus segera mengajarkan materi formal kepada si kecil. Coba cari cara untuk membuat proses belajar menjadi menyenangkan. Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba:

  • Daftarkan ia ke kelas musik atau tari untuk mendorong keterampilan non akademisnya.

  • Biarkan ia bermain permainan yang ditujukan untuk anak yang lebih besar. Ia mungkin bosan dengan aktivitas yang direkomendasikan untuk anak seusia dia.

  • Mainkan permainan dengan huruf dan angka.

  • Bila anak Anda berbicara dalam kalimat yang lengkap, berikan jawaban dengan kalimat lengkap juga. Ia bisa merasa frustrasi bila orang dewasa tidak menyesuaikan diri dengan level yang ia miliki.

  • Bawa ia ke perpustakaan terdekat sehingga ia bisa mendapatkan banyak ilmu di sana.

  • Motivasi ia untuk membaca dan bacakan buku untuknya. Buku membantu anak belajar informasi baru dan berpikir kreatif.

  • Sediakan peralatan seni seperti spidol, kapur, buku, kertas atau kain untuk mengembangkan kemampuan artistiknya.


Memilih preschool saat orang tua sudah mengenali bakat anak

Preschool yang berfokus pada area akademis bisa sangat membantu anak berbakat. Bekerja samalah dengan guru agar anak bisa mendapatkan apa yang ia butuhkan. Beberapa tenaga pendidik tidak dilatih untuk mengajar anak berbakat, jadi diskusikan kemungkinan kesempatan belajar yang lain. Guru anak Anda mungkin perlu:

  • Membangun bentuk, dengan menggunakan bahan seperti karton untuk membentuk berbagai objek.

  • Membantu anak menulis buku atau membuat pertunjukkan boneka.

  • Membiarkan anak Anda memilih buku yang menarik baginya. Jika ia bisa membaca, biarkan ia membacakannya untuk anak-anak lain.

  • Memupuk minatnya terhadap matematika dengan memberikan lembar kerja atau penugasan proyek matematika seperti menyusun pola dengan bentuk berbeda atau membangun bentuk-bentuk geometris.z

(Ismawati)