Balita

4 Aktivitas Untuk Mengasah Otak Kanan dan Kiri Anak

4 Aktivitas Untuk Mengasah Otak Kanan dan Kiri Anak

Kebanyakan anak senang melakukan aktivitas kreatif, sedang anak lainnya mulai mengeluh, “Saya nggak bisa menggambar.” Anak yang sibuk mencoret-coret ketika mendengarkan pengarahan, bukan melakukan kontak mata, membuat guru frustrasi. Beberapa orang dewasa kesulitan memahami obsesi anak yang selalu mengenakan pakaian senada. Ini sebenarnya berhubungan dengan otak kanan dan kiri anak.

Otak anak kecil membiarkan sisi dominannya mengambil alih, dan tidak menyatu dengan bagian yang lain untuk mencapai potensi optimalnya.


Otak dan kreativitas

Otak dibagi menjadi dua bagian, otak kanan dan kiri. Sisi otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dengan bagian kiri tubuh lebih dominan dibanding kanan. Otak kanan bertanggung jawab untuk kreativitas, kemampuan sosial, visual, dan intuisi.

Tak seperti otak kanan, otak kiri berhubungan dengan bahasa, matematika, dan pikiran rasional. Di bagian dalam otak terdapat visual cortex, yang terstimulasi melalui pandangan dan menciptakan seni visual.

Ketika kebanyakan anak lebih nyaman menggunakan tangan kanan, berarti mereka mulai dominan di otak kiri. Sebaliknya jika kidal, maka mulai dominan di otak kanan.


Otak kanan dan kiri anak

Untuk memahami sisi otak mana yang dominan pada anak, orang dewasa bisa mengamati bagaimana anak merespon berbagai situasi. Anak yang cenderung suka bekerja sendiri, dan merasa tertarik dengan menganalisa fakta berarti dominan di otak kiri. Anak yang dominan di otak kanan menikmati seni dan aktivitas menulis dibanding melakukan penelitian.


Mendorong perkembangan semua bagian otak

Lalu, bagaimana mendorong pengembangan otak kanan pada anak? Ada beberapa cara untuk mendorong kreativitas yang tersembunyi dan menghentikan stigma “Saya tidak bisa menggambar” pada anak yang lemah otak kanan. Salah satunya melalui berbagai latihan otak kanan.

Mendorong perkembangan otak kanan bisa semudah melakukan aktivitas kreatif yang tidak berlebihan atau menimbulkan frustrasi anak yang dominan otak kiri. Anak yang dominan otak kanan mungkin juga butuh bantuan untuk bisa suka melakukan penelitian atau dapat menata kamarnya dengan baik.

Menemukan cara untuk mendorong penggunaan kedua bagian otak, tidak hanya otak kanan atau kiri saja, menjadikan manusia lengkap menciptakan harmoni.

Pengalaman anak dalam hidup membutuhkan jenis pemikiran berbeda. Di sinilah otak kanan dan kiri berperan. Masing-masing bagian berbeda tapi saling membantu membuat hidup anak jadi lebih mudah.


Berpikir dengan otak kanan

Berpikir dengan otak kanan mendorong anak belajar hal baru dengan mengaktifkan kedua sisi otak kanan dan kiri. Hasil akhirnya adalah rasa percaya diri, kemampuan memori yang baik, dan peningkatan kemampuan berpikir. Anak merasa belajar seperti ini menyenangkan dan penuh tantangan dengan otak kanan dan kirinya.

Belajar dengan otak kanan membantu mendorong membaca lebih cepat dan pemahaman lebih baik, meningkatkan kemampuan linguistik dan musik serta mempercepat perkembangan penglihatan. Agar jenis belajar ini lebih efektif, orang tua perlu berikan aktivitas campuran yang membantu menstimulasi pemikiran otak kanan.

Aktivitas berikut mendorong stimulasi otak kanan:

  • Flashcards. Penggunaan flashcard membantu anak mengenali benda dengan melihat. Anak bisa mengidentifikasi item spesifik pada kartu secara verbal. Dengan begini, otak kanan berkembang lebih baik.

  • Memory games. Seperti pada flashcard, anak belajar untuk membuka kartu dan mengingat penempatannya untuk membentuk pasangan item yang sama. Untuk mendapat pasangan kartu sebanyak mungkin di waktu yang paling singkat, anak harus mengingat kartu mana yang dibuka dengan otak kanan.

  • Puzzle. Anak diminta memecahkan masalah rumit dengan memvisualisasikan penempatan benda, lalu menghubungkannya dengan yang lain dengan benar. Kadang puzzle tertulis punya jawaban lebih dari satu. Anak harus bekerja keras menggunakan otak kanan untuk memperoleh jawaban yang paling masuk akal.

Ada banyak cara untuk mendorong pemikiran otak kanan. Dengan melakukan ini, anak menstimulasi kedua sisi otak untuk memperoleh solusi masalah yang umum. Aktivitas ini membantu kemampuan mengingat dan membaca, yang penting di sekolah.


Berpikir dengan otak kiri

Otak kiri berkaitan dengan logika, pemikiran rasional, objektif, dan analitik. Ini membantu anak lebih baik dalam pelajaran seperti matematika dan science. Juga mendorong kemampuan organisasional yang baik.

Anak berpikir praktis. Anak muncul dengan solusi dari situasi yang sulit. Biasanya mereka akan punya rencana tambahan untuk berjaga bila rencana pertama tidak berhasil, yang membantu membangun ketahanan dan watak yang diinginkan saat dewasa.

Lakukan hal berikut untuk menstimulasi otak kiri anak:

  • Buat jurnal. Anak perlu bisa menulis dan mengomunikasikan aktivitas mereka segera setelah mereka bisa menulis. Ini jadi cara bagus untuk berbagi informasi dengan cara yang logis.

  • Membaca buku. Ini jadi cara tepat untuk menguji kemampuan membaca anak. Membaca buku membantu anak memahami dunia sekitar dan belajar bagaimana menyampaikan cerita dengan baik. Foto dan ilustrasi di buku juga membantu menstimulasi otak kanan yang berfungsi untuk kreativitas.

Ibu, bantu otak kanan dan kiri anak agar bekerja bersama-sama. Ini membantu anak memiliki pendekatan kreatif di situasi yang sulit. Anak akan punya otak kiri yang logis untuk membantu menyelesaikan masalah, dan otak kanan yang inovatif untuk berpikir di luar kotak (outside the box).


Apakah Si Kecil cenderung menggunakan otak kanan?

Meski penelitian telah menunjukkan kalau kita menggunakan semua bagian otak untuk memproses informasi, anak cenderung menunjukkan karakteristik yang berhubungan dengan bagian otak tertentu, bergantung apakah anak lebih cenderung ke otak kanan, atau lebih ke otak kiri.

Memahami karakter berbeda dari otak kanan dan kiri ini bisa punya dampak kuat pada cara belajar anak. Anak dengan orientasi otak kiri cenderung menyukai struktur, fokus pada detail, menikmati hal logis, dan bisa mengungkapkan diri dengan kata-kata. Mengingat jadi mudah, dan anak dengan otak kiri cenderung belajar paling  baik melalui pengulangan.

Anak-anak ini bekerja efektif dengan pendekatan langkah demi langkah, suka bekerja mandiri, punya  pengaturan waktu yang baik dan objektif.

Menulis dan mengeja umumnya mudah bagi anak ini, dan mereka cenderung belajar dengan baik melalui instruksi. Aritmatika sering menjadi pelajaran yang disukai anak dengan otak kiri. Meski konsep matematika seperti geometri terasa sulit. Anak dengan otak kiri menyukai gaya mengajar auditori, dan biasanya menunjukkan bakat akademik sejak awal.

Sebaliknya dengan anak yang cenderung otak kanan, yang visual. Anak kelompok ini lebih fokus pada konsep holistik dibanding detail, cenderung tidak terstruktur dan impulsif, serta biasanya sangat kreatif, juga sering menunjukkan kecakapan dalam seni atau musik.

Anak otak kanan tidak menyukai kerja sendiri, mereka belajar paling baik dari diskusi, interaksi, kerja sama, dan terlibat dengan apa yang dipelajari. Anak yang cenderung otak kanan berpikir dari gambar dibanding kata-kata, umumnya punya orientasi spasial yang baik, dan emosinya teratur.

Anak otak kanan ini lebih suka belajar secara acak dibanding berurutan. Pelajar dengan otak kanan sering membuat kesimpulan tanpa tahu langkah untuk memperoleh jawaban dan lebih suka gaya mengajar visual atau kinestetik. Biasanya anak dengan otak kanan secara akademis dianggap “terlambat.”

Bila Anda kesulitan menghadapi anak yang tidak belajar efektif, ia mungkin punya karakter belajar otak kanan. Selain karakteristik yang dijelaskan di atas, tanyakan pertanyaan berikut sebagai tes otak kanan untuk menentukan apakah anak berorientasi otak kanan:

  • Apakah anak spontan, bukan tipe yang suka merencanakan lebih dulu?

  • Apakah anak kesulitan mengingat sesuatu?

  • Apakah anak suka berdiskusi dan bicara ketika belajar?

  • Apakah anak lebih suka lingkungan sekolah yang santai dan tidak tradisional seperti sekolah yang memperbolehkan anak berguling-guling di lantai?

  • Apakah anak mengetahui banyak hal tanpa banyak bukti?

  • Apakah anak kesulitan dengan disiplin diri, dan cenderung bersikap impulsif?

  • Apakah anak sering melewatkan soal matematika?

  • Apakah anak sulit menggunakan buku?

  • Apakah anak suka projek yang interaktif?

Tidak hanya gaya belajar anak otak kanan yang perlu diketahui, tapi Anda juga perlu menyadari gaya belajar Anda sendiri. Dengan mengetahui apakah Anda cenderung otak kiri atau otak kanan, Anda bisa mengetahui kecenderungan Anda mengajar, karena orang cenderung mengajar di gaya yang mereka paling dominan.

Ini artinya Ibu, bila Anda berorientasi otak kiri, dan menggunakan banyak pengajaran ceramah dan buku lalu bertanya-tanya kenapa anak selalu melanggar tugas, bosan, atau tidak nyambung saat ditanya, Anda mungkin mengajarkan ke anak yang otak kanan dengan strategi yang tepat untuk Anda, bukan untuknya.

Setelah Anda menentukan karakteristik anak berorientasi otak kanan, Anda bisa menyesuaikan cara mengajar di rumah yang paling memenuhi kebutuhan spesifik anak. Dan untungnya, cukup mudah membuat perubahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak dengan orientasi otak kanan.


Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan otak kanan dan kiri anak

Otak anak tumbuh cepat selama 3 tahun pertama usianya. Selama periode kritis pertumbuhan otak ini, jalur saraf tumbuh di dalam otak. Nantinya akan terbentuk dasar kemampuan neurologikal yang akan anak gunakan seumur hidupnya.

Anda bisa membantu meningkatkan perkembangan otak kanan dan kiri anak dengan melakukan permainan dan aktivitas seru bersamanya. Apapun cara mengasah otak kanan dan kiri yang Anda lakukan bersama buah hati, mulai dari bermain, bicara, makan ,berjalan, membaca, dan bernyanyi, semuanya membantu anak mengembangkan otak. Ketika menggunakan imajinasi bersamanya, misalnya, Anda membantu membentuk jalur imajinatif di otaknya.

Anak mengingat pengalaman yang memiliki komponen emosional. Kelembutan dan rasa cinta digabungkan dengan respon bahasa dari Anda menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Itu sebabnya penting untuk Anda menjalin kedekatan dengan anak di aktivitas ini. Apa yang Anda lakukan bersama mempercepat belajarnya.

Berikut ini beberapa aktivitas untuk meningkatkan otak kanan dan kiri anak yang bisa Anda mainkan bersama buah hati. Pengelompokkannya berdasarkan skill spesifik. Meski dikelompokkan dalam skill tertentu, biasanya tiap games melibatkan gabungan skill.

Aktivitas ini dimaksudkan untuk memberi ide dan inspirasi buat si anak otak kanan. Anda bebas membuat variasi games. Misalnya, pergi ke taman bisa jadi pergi ke pantai. Pastikan Anda bermain dengan anak di lingkungan yang aman dengan material yang aman juga.


  1. Kemampuan memecahkan masalah

    Bayi mulai memecahkan masalah dengan memahami konsep sebab akibat. Di saat anak mencapai usia batita, kemampuan memecahkan masalah mulai matang. Anak belajar penasaran, bersabar, bekerja untuk mencapai tujuan, dan memperoleh rasa percaya diri pada kemampuannya untuk mencapai solusi.

    • Pola balok

      Gunakan balok untuk membuat pola dengan struktur sederhana seperti dua balok dan satu di atasnya, 3 set balok berjejer, dan seterusnya. Minta anak meniru pola yang Anda buat. Setelahnya, minta anak membuat polanya sendiri. Tunjukkan kalau Anda senang meniru pola yang ia buat. Buat pola yang lebih rumit ketika anak sudah lebih mahir dalam  membangun struktur balok. Nantinya Anda bisa biarkan ia bebas bermain dengan struktur balok.

    • Game mencocokkan (untuk usia 2 sampai 2,5 tahun)

      Buat bentuk warna-warni atau hewan di kartu dan buat pasangan dari tiap gambar. Mulailah dengan 3 sampai 4 pasang gambar. Balik semua kartu. Buka satu kartu untuk anak. Tanyakan ke anak tentang gambar yang ia lihat, dan beritahu kalau ia akan mencari gambar yang sama. Buka kartu lain satu per satu dan tanyakan ke anak apakah sama dengan kartu yang tadi ia buka. Bila ia menemukan pasangannya, berikan padanya, lalu buka kartu lain dan minta ia mencari pasangannya lagi. Ulangi hingga semua kartu berpasangan.

  2. Kemampuan berpikir

    Tiap kali anak distimulasi untuk berpikir, jalur neural baru terbentuk atau yang sudah ada menjadi semakin kuat. Aktivitas menantang di lingkungan yang nyaman menciptakan proses belajar yang optimal. Mainkan puzzle dengan anak. Puzzle melibatkan kontrol otot yang  bisa merangsang perkembangan otak.

    • Puzzle kertas (untuk usia 2,5 tahun ke atas)

      Potong bentuk yang dibuat dari kertas berwarna, dan buat papan dengan gambar yang cocok dengan bentuk yang digunting tadi. Ajak anak mencocokkan bentuk yang dipotong dengan yang ada di papan. Ide lain dengan menggunakan gambar berwarna dari benda sederhana di majalah. Potong jadi 4 dan minta anak menyatukan kembali gambar ini. Untuk membuat puzzle jadi lebih sulit, Anda bisa potong gambar menjadi lebih dari 4 bagian, atau dalam bentuk yang tidak teratur. Anda bisa juga gabungkan potongan dari 2 gambar berbeda.

    • Mencari lawan (untuk usia 2,5 tahun ke atas)

      Kumpulkan gambar benda yang berlawanan, misalnya besar dan kecil, keras dan lembut, atas dan bawah, di dalam dan di luar, dan seterusnya. Tempel gambar di kartu. Beritahu ke anak tentang konsep berlawanan. Campur kartu di meja. Pilih satu kartu dan jelaskan, misalnya Anda katakan, “Ini besar, di mana yang kecil?”

  3. Kemampuan konsentrasi

    Belajar memperhatikan dan memfokuskan perhatian untuk menyelesaikan tugas adalah kemampuan yang penting. Kemampuan konsentrasi juga perlu dalam memecahkan masalah.

    • Melepas selotip

      Tempelkan selotip pada permukaan yang rata seperti meja atau pintu kulkas. Buat selotip menempel bertumpuk. Tunjukkan ke anak bagaimana cara melepas selotip satu per satu dengan menggunakan kuku jari, dan lalu biarkan ia melakukannya sendiri.

    • Game menumpuk

      Bermainlah dengan balok atau mainan apa saja yang bisa ditumpuk. Minta anak menumpuk mainan setinggi mungkin.

  4. Kemampuan bahasa dan komunikasi

    Agar perkembangan otak kanan dan kiri anak optimal, anak perlu lingkungan bahasa yang kaya dan responsif. Anak bisa dengan mudah belajar bahasa. Semakin banyak kata yang didengar anak, semakin terjadi koneksi di otaknya. Anak belajar bahasa dengan mendengarkan kata berulang kali. Itu sebabnya semakin banyak Anda bicara ke anak, semakin baik. Bicara ke anak meningkatkan jumlah kosa-kata dan ia akan mengenali dan perlahan memahaminya.

    • Membaca buku bergambar

      Untuk batita, pilih buku dengan gambar jelas dan objek yang familiar. Cara paling efektif untuk batita memperoleh kemampuan bahasa adalah dengan Anda membacakan buku untuknya. Batita belajar aturan tata bahasa dengan mendengar Anda dan orang lain bicara.

    • Game cermin

      Bersama anak, lihat bayangan di cermin besar. Tunjuk anggota tubuh anak seperit hidung, mulut, leher, dan sebagainya. Tunjuk anggota tubuh Anda, sebutkan misalnya “hidung Ibu, mulut Ibu.” Minta anak untuk menunjuk anggota tubuhnya dan anggota tubuh Anda. Permainan ini mengajarkan anak mengenal tubuhnya, melihat dirinya sebagai bagian terpisah dari orang lain dan ia bisa mengeksplorasi identitasnya dengan menggunakan bahasa.


(Ismawati, Yusrina / Dok. Pexels)