Balita

Yuk, Ajak si Kecil Senang Membaca!

Yuk, Ajak si Kecil Senang Membaca!

Tak ada kata terlambat untuk mulai menanamkan kebiasaan membaca pada keseharian sang buah hati. Memang sih tak semua anak suka menghabiskan waktu terlalu lama di depan buku dan Bunda mungkin juga tipe orang tua yang tidak pernah memaksa si kecil untuk membuka buku.

Well, padahal kegiatan membaca bukanlah semata sesuatu yang bersifat akademis, melainkan kesempatan bagi Bunda dan sang buah hati untuk membentuk hubungan yang lebih erat. Ketika orang tua memangku anak mereka dan membacakan buku dongeng dengan suara keras, maka anak akan merasa senang karena Anda telah memberikan perhatian sepenuhnya. Perlahan, dia akan menemukan membaca sebagai kegiatan mengasyikkan yang dapat mendekatkan Bunda pada si kecil.

Tak hanya itu saja lho, Bun. Membaca setiap hari akan membantu anak agar lebih lancar dalam hal berbicara, meningkatkan imajinasinya, memperluas kosa kata baru, serta menyiapkan ia untuk masuk sekolah. Meski sudah mengetahui berbagai macam manfaat membaca, seringkali orang tua masih bingung bagaimana cara mengenalkan buku pada anak. Apakah saat sang buah hati masih bayi atau ketika ia mulai bisa berbicara? Daripada ragu-ragu, yuk ikuti informasi yang telah Ibupedia rangkum berikut ini!


Membaca bersama bayi, perlukah?

Bunda tidak dianjurkan untuk mulai kegiatan membaca bersama si kecil saat usianya masih terlalu muda. Sebab, bayi yang berusia 3 sampai 6 bulan akan lebih tertarik untuk mengunyah buku dongeng yang Anda berikan daripada melihat-lihat gambar yang Bunda tunjuk. Namun, ketika anak mulai menuju umur satu tahun, kemungkinan besar ia sudah bisa menunjuk mana buku dongeng favoritnya.


Apa yang bayi pelajari dari buku?

Saat Bunda sibuk membolak-balik halaman buku dan menjelaskan isi cerita, si kecil sebenarnya mengaitkan kegiatan membaca tersebut dengan bergelung merapat di tubuh Bunda. Menurut Dr. Linda Acredolo, penulis buku Baby Minds, bayi cenderung menghargai pentingnya buku karena menganggap hal itu sebagai kesempatan agar lebih dekat dengan sang orang tua. Jika ia menunjuk sebuah buku dan minta agar Bunda membacakan untuknya, maka sediakan waktu sebentar untuk memangku si kecil dan membacakan cerita yang ia mau.

Tak hanya membuat anak merasa senang, kegiatan membaca juga akan membantu anak untuk berbicara serta menghubungkan antara gambar dan kata-kata. Pada usia 9 bulan, ia sudah dapat membedakan irama dan naik turunnya suara serta panjang suatu kalimat. Bunda dapat membantu proses perkembangan kemampuan berbicara tersebut dengan sering-sering mengajak sang buah hati berbicara. Tentunya, berbicara dengan normal (bukan baby talk), dengan beragam kosa kata, serta topik-topik yang sekiranya menarik perhatan si kecil.


Jadikan membaca itu menyenangkan!

Sembari membacakan cerita untuk si kecil, Bunda boleh menambahkan perangkat bantu di bawah ini agar proses bercerita semakin fun dan tidak membosankan.

  • Sediakan barang yang aman untuk dikunyah. Bayi mudah sekali penasaran dengan sesuatu dan salah satu yang sering dilakukan adalah menggigit atau mengunyah benda-benda yang menarik perhatiannya. Nah, kalau Bunda tidak ingin si kecil menggigiti buku yang sedang dibaca, lebih baik mengganti buku dengan kardus atau buku yang terbuat dari serat pakaian.

  • Tunjukkan foto atau gambar muka. Bayi sangat suka melihat gambar, terutama foto bayi lainnya.

  • Tunjukkan hal-hal yang ia baca di buku dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Misalnya saja Bunda menjelaskan tentang seekor anjing dalam buku dongeng, nah ketika sedang berjalan-jalan bersama si kecil di taman, tunjuk seekor anjing jika ia lewat di dekat Anda. "Tuh, itu anjing, nak," katakan hal tersebut agar si kecil lebih mudah menguasai kosa kata baru.

  • Be silly! Jika di dalam buku cerita ada adegan dimana tokoh A harus menerima telepon, maka akan lebih menarik jika Bunda benar-benar berakting menelepon di hadapan si kecil.


Membaca bersama si kecil

Saat anak mulai menginjak usia 18 bulan, maka ia akan mulai mengerti hubungan antara suatu kata dan obyek, misalnya saja ia tahu bahwa gambar gelas berarti suatu wadah untuk minum. Si kecil juga mulai dapat memprediksi sesuatu hal dan suka menguji kemampuan barunya tersebut.

Dr. Acredolo menyebutkan bahwa ketika anak berusia awal 2 tahun, mereka akan mencoba untuk mengingat isi buku, kejadian apa yang terjadi di halaman berikutnya, serta kata-kata apa saja ya yang bakal keluar dari mulut tokoh cerita. Itulah kenapa snag buah hati seringkali mengajak Anda untuk membacakan cerita yang sama berulang kali sampai ia hapal keseluruhan isi ceritanya! Memang terkadang Bunda merasa bosan dan capek saat disuruh membawakan cerita yang sama setiap hari lebih dari sekali, namun jangan sekali-kali melompati halaman buku ya, Bun. Sebab, si kecil biasanya tahu kalau ada kejadian yang terlewat dan akan marah pada Bunda.

Pada usia ini pula, seorang anak lebih menyukai buku bergambar yang memuat topik-topik tertentu seperti mobil, binatang, ataupun bunga. Kini di toko buku mudah sekali Anda temukan berbagai jenis buku cerita bergambar yang dikemas secara kreatif, entah dengan menggeser gambar agar dapat berubah-ubah atau buku yang dapat mengeluarkan suara.


Make reading fun!

Kapan saja anak Anda dapat kehilangan ketertarikan dengan buku mereka, terlebih jika ada mainan baru atau tayangan di televisi yang lebih menyenangkan untuk dinikmati. Nah, agar anak tetap menganggap kegiatan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan, Bunda sebaiknya menerapkan tips Ibupedia berikut ini:

  • Bacakan buku sepanjang hari. Jika selama ini Bunda hanya membacakan buku saat tiba waktu tidur, maka kini Anda dapat menambah intensitas membaca kapan saja dalam sehari. Misalnya, saat tiba waktu istirahat siang atau saat ia terbangun di pagi hari. Bunda bahkan bisa juga membacakan buku cerita (pilih jenis buku yang tahan air) ketika sedang memandikan si kecil di bak.

  • Sesuaikan dengan keinginan anak. Mengingat tingkat konsentrasi anak cenderung singkat, maka sebaiknya Bunda membatasi waktu bercerita maksimal 10 menit. Jika sang buah hati tampak tenggelam dalam kisah dongeng, maka biarkan ia membaca sedikit lebih lama. Namun, jika ia tampak sudah bosan dan terus menerus menguap, maka jangan paksakan si kecil untuk tetap membaca buku ya, Bun.

  • Jadikan buku sebagai perlengkapan andalan darurat. Seringkali anak merasa bosan dan kesal saat makanannya tak kunjung datang di restoran. Atau, saat ia harus ikut Bundanya mengantri di dokter gigi. Daripada si kecil rewel, selalu sediakan buku favorit anak di dalam tas. Buku diharapkan mampu mengalihkan perhatiannya dari rasa jenuh karena menunggu terlalu lama.

  • Yuk, berkreasi dengan cerita!  Jika sudah bosan dengan dongeng yang itu-itu saja, Bunda bisa kok membuat cerita karangan Anda sendiri. Di dalam cerita itu, jadikan anak Bunda sebagai jagoan utamanya dengan tokoh-tokoh lain yang diambil dari nama orang-orang di sekitar lingkungan si kecil.


(Yusrina)