Balita

4 Posisi Anak Dalam Al-Quran, Seperti Apa?

4 Posisi Anak Dalam Al-Quran, Seperti Apa?

Bagaimana posisi anak dalam Al-Quran? Apakah benar jika orang tua harus menuruti segala permintaan anak? Mengingat anak adalah harta paling berharga yang dititipkan Allah SWT.

Sebagai orang tua, kamu tidak hanya berperan penting dalam melahirkan dan membesarkannya, tetapi juga mendidik agar anak-anak bisa tumbuh menjadi individu yang baik. 

Terlebih anak-anak adalah titipan yang harus dipertanggung jawabkan saat di akhirat kelak. Oleh karena itu, ada baiknya jika setiap orang tua bisa memahami posisi anak dalam Al-Quran.

Dikutip dari NU Online, posisi anak dalam Al-Quran merupakan amanah dan perhiasan sekaligus penyejuk bagi orang tua. Akan tetapi, anak-anak juga bisa menjadi ujian dan fitnah, bahkan musuh bagi kedua orang tuanya. 

Penasaran seperti apa penjelasan posisi anak dalam Al-Quran?

1. Anak sebagai penyejuk hati

Peringkat tertinggi, posisi anak dalam Al-Quran, yaitu sebagai penyejuk hati kedua orang tuanya. Anak-anak yang termasuk golongan ini adalah individu-individu yang bertakwa. 

Penjelasan tentang anak sebagai penyejuk hati orang tua bisa ditemukan dalam Al-Quran pada surat Al Furqan ayat ke 74, sebagai berikut:

رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً  

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Furqan [25]: 74).

Melalui penafsiran para ahli kitab, yang dimaksud Qurrota A'yun di dalam surat tersebut adalah anak-anak yang saleh dan salihah, taat kepada Allah SWT, serta berbakti pada kedua orang tua. 

Individu dengan perilaku ini diyakini tidak hanya bisa menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa, tetapi juga menjadi kebanggaan orang tua di dunia dan akhirat kelak.

Tentu saja, untuk memperoleh anak yang bisa menyejukkan hati orang tua tidaklah mudah. Orang tua perlu memberikan pengasuhan, pendidikan, juga mendoakan anak-anak tersebut agar tumbuh menjadi individu terbaik. 

Hal ini bahkan membutuhkan waktu yang panjang, sehingga diperlukan kesabaran dan konsistensi dari orang tua setiap anak.

2. Anak sebagai perhiasan dunia

Posisi anak dalam Al-Quran juga dikatakan sebagai perhiasan dunia. Dalam hal ini, perhiasan dunia yang dimaksud adalah menjadi kebanggan orang tua selama hidup di dunia. Kamu bisa menemukan pernyataan ini dalam Surat Al Kahfi ayat 46 yang berbunyi sebagai berikut:

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ  

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi [18]: 46).

Sama halnya seperti perhiasan yang memiliki nilai berharga, anak-anak harus disayangi, diperlakukan, dan dijaga dengan sebaik-baiknya oleh orang tua. Namun demikian, posisi anak dalam Al-Quran juga dijelaskan agar tidak membuat orang tua lalai dan lupa diri untuk beribadah dan taat kepada Allah SWT. Tercantum dalam surat Al Munafiqun ayat 9, sebagai berikut:

"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi," (QS. Al-Munafiqun [63]: 9).

Dengan begitu, dalam mengasuh dan mendidik anak-anak sebaiknya orang tua tidak berlebihan. Sebagai perhiasan dunia, cinta anak-anak secukupnya. Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik untuk dilakukan, bukan?

3. Anak sebagai fitnah atau ujian

Anak-anak bisa menjadi fitnah atau ujian bagi orang tuanya, jika tidak dipenuhi hak-haknya, tidak dididik dengan baik, serta tidak dibekali dengan ilmu agama yang cukup. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman dalam Al Quran melalui surat At Taghabun ayat 15 seperti berikut:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ   

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15).

Memahami posisi anak dalam Al Quran dalam hal ini sangat penting. Tujuannya agar setiap orang tua selalu mengingat bahwa anak-anak adalah amanah atau titipan dari Allah yang membutuhkan tanggung jawab besar seumur hidup.

4. Anak sebagai musuh

Bagaimana mungkin posisi anak dalam Al-Quran bisa menjadi musuh bagi orang tuanya? Perlu diketahui, musuh di sini maksudnya adalah individu yang bisa menjadi pihak yang menghalang-halangi orang tua untuk berada jalan Allah SWT, atau merintangi jalan ketaatan orang tua kepada Allah SWT. 

Oleh karena itu, sebagai orang tua bersikap hati-hatilah agar tidak dijerumuskan oleh anak-anak keturunanmu kelak.

Hal tersebut tertuang di dalam Al-Quran surat At Taghabun ayat 14, yang berbunyi sebagai berikut:

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ 

"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64]: 14).

Di samping itu, ada pula sejumlah ahli kitab yang mengatakan posisi anak dalam Al Quran sebagai musuh orang tua, yaitu ketika di hari Kiamat nanti mereka saling membenci, menyudutkan, dan saling menggugat sebab kezaliman atau hak-hak yang belum terpenuhi selama hidup di dunia. 

Penafsiran ini berdasarkan pada Quran Surat Al Mumtahanah ayat 3 yang berbunyi:

"Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-sekali tidak bermanfaat bagimu pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Mumtahanah [60]: 3).

Itulah tadi empat posisi anak dalam Al Quran yang perlu dipahami oleh setiap orang tua. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang terbaik untuk setiap anak-anak kita.

Editor: Dwi Ratih