Balita

5 Cara Mendidik Anak yang Bisa Dilakukan oleh Ayah

5 Cara Mendidik Anak yang Bisa Dilakukan oleh Ayah

Menjadi orang tua adalah pekerjaan seumur hidup yang akan diemban setelah memiliki anak. Mempersiapkan kebutuhan si kecil, terutama dalam cara mendidik anak akan tumbuh kembangnya ke depan, membutuhkan kerja sama  yang baik serta kesepakatan bersama antara Ayah dan Ibu. Sehingga, si kecil akan memiliki perkembangan yang optimal. Namun, tak sedikit yang menganggap bahwa Ibu lah yang memiliki peran besar dalam mendidik si kecil loh, Bu.

Sosok Ayah memang identik sebagai pencari nafkah utama atau dikenal dengan istilah “bread winner”, sehingga Ibu dianggap pemegang peranan penting dalam mendidik anak. Padahal, peran Ayah juga sama pentingnya dalam mendidik anak. Monika Windriya Satyajati, psikolog dari Center for Trauma Recovery Fakultas Psikologi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, mengatakan bahwa peran Ayah seharusnya sudah mulai dilakukan sejak si bayi masih dalam kandungan, bukan saat menunggu bayi lahir. Kehadirannya dapat berpengaruh besar terhadap kepercayaan diri anak, penanaman nilai-nilai penting dalam kehidupan, serta pembentukkan karakter anak.

Dilansir dari laman beingtheparent.comsecara natural Ayah adalah sosok yang bisa memberikan perlindungan sehingga menciptakan rasa aman bagi keluarga, terutama kepada anak dalam mempersiapkan serta menghadapi dunia di luar lingkungan keluarga. Bukan berarti, setiap saat Ayah harus selalu melindungi si kecil. Ayah juga bisa mengajari cara untuk melindungi diri sendiri terhadap anak. Ajari si kecil apa yang baik dan aman serta tidak aman dan buruk untuk dilakukan. Selain itu, Ayah juga bisa mengajari mereka bagaimana menjadi petualang tanpa harus mengorbankan keamanan si kecil.

Walau sebagian besar cara mendidik anak dapat dilakukan pada setiap anak, tetapi Ayah harus membedakan pendekatan terhadap anak laki-laki maupun anak perempuan. Karena kebutuhan yang harus terpenuhi untuk anak laki-laki maupun anak perempuan berbeda. Oleh karena itu, Ayah juga harus membekali diri untuk mengetahui cara mendidik anak yang bisa diterapkan, sehingga tepat sasaran. Karena tidak ada yang namanya one way fits to all kind, ketika datang kepada cara mendidik anak. Apa saja ya yang bisa dilakukan Ayah terhadap anak laki-laki dan anak perempuan? Yuk, simak lebih lanjut beberapa cara mendidik anak yang dapat Ayah lakukan, serta penjelasan pentingnya cara tersebut terhadap tumbuh kembang si kecil.


5 Cara Mendidik Anak Laki-Laki yang Bisa Dilakukan oleh Ayah

Sosok Ayah secara langsung akan memberi dampak yang sangat besar terhadap anak laki-laki. Dapat dikatakan bahwa anak laki-laki adalah replika dari Ayahnya. Perilaku serta keseharian yang Ayah lakukan di depan keluarga, bisa menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan sebagai cara mendidik anak, khususnya anak laki-laki. Bagaimana Ayah bersikap terhadap Ibu, saudara perempuan, atau dalam keseharian Ayah lainnya, akan menjadi contoh yang sangat erat untuk ditiru. Maka dari itu, Ayah harus lebih berhati-hati dalam bersikap nih ketika sedang berada di depan anak laki-laki. Beberapa cara di bawah ini, bisa dijadikan pedoman untuk dapat Ayah lakukan terhadap anak laki-laki.


  1. Memperlihatkan kepadanya cara menjadi pemimpin yang baik untuk keluarga

    Menjadi pemimpin di kantor sangat berbeda dengan menjadi pemimpin di dalam rumah tangga. Peran Ayah yang paling besar adalah menjadi kepala keluarga serta penentu utama dalam mengambil keputusan. Anak laki-laki harus melihat bagaimana Ayah dapat memimpin keluarganya dengan baik. Menjadi pemimpin yang dimaksud bukan “tinggal perintah” tetapi juga menunjukkan kepadanya bagaimana menjadi pemimpin yang melayani keluarganya. Dengan begitu, si kecil akan memahami bagaimana menjadi seorang pemimpin yang lebih mengetahui apa yang baik harus dilakukan, dibanding dengan mengikuti teman-temannya. Sehingga, ia bisa menjadi pemimpin tidak hanya bagi keluarganya, tetapi di tempat kerjanya, atau sebuah komunitas yang diikutinya.


  2. Kehadiran Ayah akan selalu ditunggu oleh si kecil

    Kehadiran Ayah berpengaruh terhadap beberapa aspek dalam kehidupan anak laki-laki, seperti pendidikan, kehidupan sosial, dan aspek lainnya. Beberapa aspek lainnya tersebut tidak bisa diajarkan hanya oleh Ibu, tetapi Ayah lah yang paling ia butuhkan. Tak selalu kehadiran secara fisik, tetapi juga melalui kontak secara online, seperti telepon atau video call, juga bisa Ayah lakukan kepada si kecil. Tentunya, dengan bantuan dari Ibu untuk mengoperasikannya. Kontak secara online kepada si kecil juga dapat membantunya terus merasa bahwa dalam keadaan apa pun, Ayah akan selalu hadir untuk dirinya. Ayah dapat memahami bentuk dukungan yang dibutuhkan oleh anak laki-laki, di mana ada beberapa hal juga tidak bisa ia ceritakan kepada Ibu, saudara kandung, atau bahkan teman sebayanya.


  3. Tunjukkan padanya bahwa Ayah tidak selalu sempurna

    Ketidaksempurnaan tidak selalu harus ditutup-tutupi oleh Ayah kepada anak laki-lakinya. Ia perlu tahu dan melihat Ayah mengalami kegagalan, sehingga ketika Ayah bangkit dari kegagalan tersebut, si kecil juga dapat melihat proses Ayah berjuang untuk bangkit, serta melihat kesuksesan dari kegagalan sebelumnya. Mengungkapkan perasaan sedih, bahkan sampai menangis depan anak laki-laki pun juga bukan merupakan hal yang “lemah”. Ungkapan emosi tersebut dapat membuat anak laki-laki mengenali macam-macam emosi yang dialaminya, serta bagaimana ia menghadapi tiap-tiap emosi tersebut. So, Ayah harus berusaha untuk mematahkan stereotip bahwa menangis hanya untuk anak perempuan.


  4. Perlihatkan si kecil bagaimana menunjukkan kasih sayang kepada Ibu

    Ketika anak laki-laki mengetahui bahwa Ayah begitu menyayangi Ibunya, ia akan menjadikan contoh bagi dirinya dalam memberi kasih sayang kepada orang lain. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa anak laki-laki adalah replika dari Ayah. Tunjukkan kepadanya bagaimana ungkapan kasih sayang serta apa saja wujud nyata yang bisa dilakukan dalam mengutarakan kasih sayang tersebut, terutama kepada seorang perempuan. Setiap perilaku Ayah kepada Ibu, atau sosok perempuan lainnya dalam keluarga akan menjadi memori baginya. Suatu saat akan ia tunjukkan kepada pasangannya, terutama ketika ia memiliki keluarga setelah dirinya beranjak dewasa.


  5. Jangan memaksakan kehendak

    Si kecil juga butuh didengar oleh Ayah. Tidak selalu cara Ayah adalah cara terbaik yang dapat ia lakukan. Kenali terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab dari perilaku si kecil. Jika Ayah terlalu memaksakan kehendak untuk bisa dilakukan oleh anak laki-laki, ia akan melihat sosok Ayah sebagai sosok yang tidak disukainya. Saat ia bertumbuh dewasa, Ayah tidak akan menjadi panutannya, karena ia merasa bahwa suaranya tidak didengar dan tidak dihargai oleh Ayah. Hal ini bisa memungkinkan bahwa anak menjadi rebel, sering membuat masalah, serta pemarah. Journal of Parental Bonding Relationships tahun 2010 mengatakan bahwa hubungan anak laki-laki dengan Ayahnya juga akan menjadi renggang dan susah untuk diperbaiki sampai ia tumbuh dewasa. Sebaiknya, Ayah bisa menempatkan dirinya pada anak terlebih dahulu, dan mencoba memahami apa yang sedang dialaminya.


5 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Bisa Dilakukan oleh Ayah

Cara mendidik anak perempuan sedikit lebih berbeda dengan anak laki-laki, di mana sebagian besar pribadi Ayah akan menjadi pribadi si kecil kelak. Perilaku yang Ayah perlihatkan kepada anak perempuan, akan lebih jelas terlihat ketika Ayah sedang bersama dengan Ibu. Secara tidak langsung, anak perempuan akan melihat apa yang Ayah lakukan terhadap Ibu, ia juga akan diperlakukan seperti Ibu. Walau anak perempuan memiliki saudara kandung laki-laki, ia akan tetap melihat bahwa Ayah adalah first man dalam hidupnya. Ayah diharapkan dapat sedikit lebih sensitif terhadap anak perempuannya, karena cara mendidik anak perempuan tak hanya pikiran, tapi juga membutuhkan perasaan. Berikut beberapa sikap Ayah yang dibutuhkan oleh anak perempuan.


  1. Tunjukkan kasih sayang kepadanya

    Father is daughter’s first love! Ungkapan ini tidak terbantahkan, karena salah satu peran besar Ayah kepada anak perempuannya adalah memperlihatkan bagaimana seharusnya menunjukkan rasa kasih sayang kepada keluarga, terutama kepada Ibu. Monika (2018) mengatakan ketika bapak tidak dekat secara emosional dengan anak perempuannya, itu ada kendala. Ayah disarankan dapat mengutarakan rasa kasih sayang dengan bilang “I love you” kepada anak perempuan. Hal yang dianggap sepele tersebut, diingat terus-menerus dan membuatnya semakin merasa dicintai oleh Ayahnya. Tak hanya itu, jika si kecil melakukan kesalahan, tunjukkan kepadanya tentang bagaimana cara untuk memaafkan.


  2. Menjadi role model sebagai sosok lelaki yang positif

    Tak hanya menunjukkan rasa kasih sayang, tetapi setiap hal yang dilakukan oleh Ayah sehari-hari, juga akan dilihat oleh anak perempuannya. Cara Ayah menunjukkan rasa kasih sayang kepada Ibu akan menjadi standar anak perempuan dalam mencari pasangan ke depan kelak. Showing respect to other woman selain Ibu seperti nenek, atau saudara perempuan Ayah. Saat sudah dewasa nanti, anak perempuan akan memilih teman atau pasangan yang mampu menghargai pribadinya, dan mudah membedakan mana pengaruh yang baik atau yang buruk. Selain itu, menunjukkan kepadanya nilai-nilai lain seperti disiplin, penyayang, dan tetap tenang ketika dilanda masalah. Yup, terkesan “berat”, tapi jika Ayah konsisten menunjukkan di depan si kecil, ia akan mengingatnya seumur hidupnya. Selain itu, ia juga akan bertumbuh menjadi orang yang bertanggungjawab terhadap hal yang ia lakukan.


  3. Be a good secret keeper!

    “Daddy, I have to know that my secrets are safe with you..”. Jangan salah, walau mungkin ungkapan ini keluar dari suaranya yang imut dan menggemaskan, tetapi berarti bagi anak perempuan. Mengapa? Dilansir dari laman goodmenproject.com, dengan Ayah dapat menjaga rahasianya, si kecil akan merasa bahwa suara atau ceritanya berharga di mata Ayah. Kelak, ia juga akan menghargai suara atau pendapat orang lain. Ketika ia mengetahui bahwa suaranya hanya angin lalu, ia akan merasa tidak dihargai, begitu juga sebaliknya, ia juga tidak akan menghormati orang lain.


  4. Memiliki sikap yang terbuka (transparent)

    Ketika Ayah melakukan kesalahan, jangan takut untuk mengakui dan meminta maaf, apalagi jika melakukan kesalahan di depan anak perempuan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pandangan si kecil tentang arti sebuah kepercayaan dan menghargai Ayah sebagai orang pertama yang ia kenal, termasuk laki-laki pada umumnya. Terbuka pada perasaan yang sedang dialami Ayah, juga turut memberi contoh kepada anak perempuan bahwa kejujuran bukan merupakan suatu hal yang tabu untuk dilakukan, tak terkecuali jenis kelamin apa pun. Usahakan untuk Ayah untuk menggunakan kalimat seperti, “Maafin Ayah ya, Ayah tidak sengaja melakukannya…” atau menunjukkan ketidaktahuan seperti “Adek, kamu bisa ajarin Ayah gak cara melakukannya…”. Kalimat-kalimat tersebut terdengar sederhana dan mudah untuk dilakukan, tetapi akan membuat anak perempuan merasa dibutuhkan oleh Ayahnya.

    Jika sepulang dari kantor Ayah merasa lelah tetapi harus bertemu dengan si kecil yang sedang menanti Ayah, komunikasikanlah dengan Ibu. Minta tolong kepada Ibu untuk memberi pengertian kepada si kecil bahwa Ayah butuh istirahat. “Kakak, hari ini Ayah harus bobo karena capek seharian kerja.” Jangan lupa untuk memberi kepastian kepada si kecil kapan waktu yang tepat untuk bisa ngobrol dengan Ayah. Pastikan untuk menepati janji yang diberikan kepada si kecil, karena ia akan ingat untuk “menagih janji” kepada Ayah.


  5. Memberi dukungan penuh terhadap setiap hal yang dilakukannya

    “Pokoknya Ayah gak mau tau, kamu harus ikutin omongan Ayah..”. Bu, beritahu Ayah untuk tidak mengatakan kalimat seperti itu ya. Beberapa hal yang masih dilakukan oleh sebagian orang tua adalah membatasi ruang gerak anak dan menggantikannya dengan kemauan Ayah dan Ibu. Sama seperti cara mendidik anak laki-laki, cara mendidik anak perempuan dengan tidak membatasi ruang geraknya akan membuat si kecil kurang bisa mengeksplor kemampuan yang dimilikinya.

    Ketika anak perempuan sedang bercerita perihal aktivitas yang sangat ia sukai, ingatkan Ayah untuk dapat menerapkan active listening atau biasa disebut dengan mendengar aktif ya, Bu. Ayah diharapkan dapat berusaha untuk tidak menasehati terlebih dahulu pada saat si kecil sedang mengutarakan ceritanya, serta memberi kalimat yang positif saat sedang mendengar ceritanya. Jika Ayah mengetahui bahwa si kecil menyukai aktivitas fisik, Ayah bisa mengajak melakukan aktivitas fisik tersebut bersama-sama. Tunjukkan bahwa Ayah turut bersemangat dan antusias terhadap hal yang disukainya. Beberapa hal tersebut akan membuatnya percaya bahwa setiap hal positif yang dilakukannya akan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Tak hanya itu, ia akan memiliki keyakinan penuh bahwa ia dapat berhasil dalam mencapainya kelak saat ia bertumbuh dewasa. Meskipun ke depannya akan ada hal yang dilakukannya tidak sejalan dengan Ayah, ia akan tetap yakin bahwa Ayah percaya bahwa ia akan baik-baik saja.


Peran Ayah tak kalah penting kan, Bu? Bagi para Ayah yang bekerja nine-to-five, pergunakanlah hari libur atau luangkan waktu sejenak setelah pulang kantor untuk berada di sisi si kecil. Komunikasikanlah dengan Ibu atau caregiver yang menjaganya tentang hal-hal apa saja yang dilakukan oleh si kecil selama Ayah sedang bekerja. Meski cara mendidik anak pada setiap orang tua berbeda-beda atau mengikuti tumbuh kembang masing-masing anak, beberapa cara di atas dapat diperhatikan oleh Ayah untuk bisa diterapkan kepada anak.

Supaya, setiap anak mendapatkan pengasuhan yang dibutuhkan kelak untuk bekal si kecil saat dewasa. Waktu demi waktu yang si kecil habiskan untuk Ayahnya, akan menjadi waktu spesial baginya, terutama untuk Ayah yang bekerja di nine-to-five di kantor. Tetap konsisten menunjukkan rasa sayang serta kepedulian terhadap si kecil, merupakan kunci utama yang harus diingat oleh setiap orang tua, terutama Ayah. Jangan lupa ingatkan Ayah ya, Bu, untuk sering-sering bermain dan meluangkan waktu dengan si kecil.

( Hadassah / Dok. Freepik)