Balita

7 Cara Mengetahui Bakat Anak Usia Dini. Jangan Sia-siakan!

7 Cara Mengetahui Bakat Anak Usia Dini. Jangan Sia-siakan!

Alangkah lebih baiknya jika orangtua mengetahui cara mengetahui bakat anak sejak balita. 

Seperti yang tercetak dalam KBBI, definisi dari bakat adalah kepandaian, sifat, dan pembawaan. Jadi biasanya bakat adalah suatu kemampuan yang ada sejak lahir. 

Sementara, minat adalah kecenderungan hati anak yang tinggi terhadap sesuatu yang ia sukai. Oleh karena itu, merupakan tugas orang tua lah untuk mengetahui bakat anak usia dini agar tumbuh kembangnya semakin optimal.

Ciri-ciri anak berbakat

7-cara-mengetahui-bakat-anak-usia-dini-jangan-sia-siakan-1

Ada beberapa ciri-ciri anak berbakat yang dapat Ibu amati sejak bayi dan balita. Biasanya bayi tidak memiliki ciri-ciri dibawah ini. Jika memilikinya, artinya bisa jadi anak Ibu berbakat. 

  • Memiliki tingkat kewaspadaan yang ekstrem atau selalu melihat di sekitarnya;
  • Kebutuhan untuk terus menerus untuk distimulasi saat sedang tidak tidur;
  • Kebutuhan tidur lebih sedikit dibandingkan dengan bayi lainnya;
  • Memiliki kemampuan meniru suara yang lebih awal dari bayi lainnya; dan
  • Memiliki sensitivitas luar biasa terhadap suara, tekstur, bau, dan selera, serta reaksi luar biasa terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Dikenal juga sebagai ciri khas kepekaan super menurut Dabrowski.

Cara mengetahui bakat anak usia dini

7-cara-mengetahui-bakat-anak-usia-dini-jangan-sia-siakan-2

Semua anak memiliki kemampuan khas yang berbeda-beda dan tidak melulu menurunkan kemampuan dari orangtuanya. 

Bisa jadi si kecil memiliki kemampuan pertama yang orangtuanya pun tidak memiliki kemampuan tersebut. 

Bakat dapat muncul dalam bentuk apapun, tetapi hal tersebut perlu digali dan dikeluarkan agar lebih bersinar. Simak beberapa cara mengetahui bakat anak usia dini ini!

1. Memperhatikan anak dengan seksama

Cara mengetahui bakat anak sejak balita yang paling dasar adalah memperhatikannya dengan seksama karena mereka sendiri pun tidak dapat memahami sebenarnya apa bakat mereka. 

Sebagai contoh, misal ia senang menggambar dan mewarnai, bisa jadi ia memiliki bakat untuk menjadi seniman. 

Ia bisa jadi masih harus banyak belajar saat menggunakan kuasnya dan masih banyak membuat lukisan yang berantakan. Di sinilah peran orangtua sangat diperlukan agar bakatnya semakin berkembang.

2. Memberi kesempatan

7-cara-mengetahui-bakat-anak-usia-dini-jangan-sia-siakan-3

Cara mengetahui bakat anak sejak dini berikutnya adalah aktif memberikan kesempatan kepada anak karena pada dasarnya bakat perlu kesempatan untuk bisa berkembang. 

Bila orangtua tidak memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan bakat, bisa jadi bakatnya akan terus terpendam dan sudah telat dikembangkan secara maksimal saat disadari bertahun-tahun kemudian. 

Misalnya sang anak memiliki bakat melukis. Bakat ini tidak akan terlihat sampai sang anak diberi peralatan melukis seperti cat air, krayon, ataupun spidol. Jadi, sangat penting untuk memberikan anak banyak paparan kegiatan dan benda agar mengetahui bakat anak dan memberikan kesempatan untuk berkembang. 

Ibu dapat menggali bakat sang anak dengan memperkenalkannya berbagai topik, permainan, ketrampilan, dan kegiatan yang membantu sang anak memperdalam bakatnya.

3. Berikan pemahaman yang mendalam

Cara mengetahui bakat anak usia dini berikutnya adalah menjadikan kesempatan pengembangan bakat anak dengan memperluas dan memperkuat pemahaman mengenai bakat tersebut. 

Ini akan menuntun si kecil dan sebagai ajang mereka mendapatkan inspirasi mengenai bakatnya. Misalnya si kecil yang senang melukis, kita bisa memperlihatkan karya seniman dan kemudian menjelaskan kepadanya teknik-teknik apa saja yang digunakan. 

Ibu juga bisa mengajaknya ke pameran lukisan. 

4. Memupuk bakatnya yang sudah terlihat

7-cara-mengetahui-bakat-anak-usia-dini-jangan-sia-siakan-4

Ibu dapat memupuk bakat si kecil dengan memberikan dorongan, pujian, dan semangat agar ia terus mengembangkan bakatnya. Sang anak perlu tahu betapa bangga orangtuanya terhadap kemampuannya. Tunjukkan minat pada subjek yang menjadi kesukaan sang anak. 

Ibu juga bisa mencari kesempatan dan peluang agar sang anak dapat memperlihatkan kemampuannya kepada teman dan saudara.

Biasanya, guru-guru di sekolah juga memberikan kesempatan bagi bakat anak untuk muncul. Untuk pengembangan bakat lebih lanjut, Ibu juga bisa berinvestasi dengan cara memasukkan anak ke kursus, les, dan mengikutsertakan kompetisi.

5. Membangun komunikasi positif

Kita sebagai orangtua pastinya ingin mendukung anak dengan cara terbaik tanpa harus menghalangi mimpi mereka. Inilah pentingnya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak.

Diperlukan komunikasi dua arah untuk membangun komunikasi yang sehat. Selain itu, sematkan kalimat-kalimat positif agar si kecil selalu bersemangat dalam menggapai impiannya. 

Ibu dapat menanyakan cita-cita anak dan target apa yang ingin diraih. Langkah ini bisa menjadi pijakan awal orangtua dalam mendorong bakat si kecil.

6. Menjadi orangtua yang berpikiran terbuka

Menggali tahapan anak butuh proses panjang yang tidak instan, termasuk mengikuti perkembangan zaman. 

Sebagai contoh, jika Ibu senang melukis di atas kanvas, bisa jadi sang anak lebih tertarik mendesain website. Ketimbang berargumen kepada sang anak mengenai prinsip, Ibu dapat menggali pemikiran anak dan melibatkan diri untuk membantunya meraih impian.

7. Fokus pada proses, bukan hasil yang sempurna

Orangtua harus berhati-hati agar tidak menjadi orangtua ambisius yang memaksakan anak mendapatkan hasil yang sempurna seperti selalu menargetkan anak menjadi juara satu. 

Padahal, yang terpenting adalah bagaimana orangtua membimbing anak pada setiap prosesnya, termasuk berhadapan dengan kegagalan dan bagaimana menjadikannya semangat. 

Daripada memaksa anak untuk terus menjadi yang terbaik, Ibu dapat mengarahkan anak untuk mendalami apa yang ia geluti dan mengajak ia belajar dari kegagalan.

Itulah 7 cara mengetahui bakat anak sejak usia dini dan bagaimana cara mengembangkannya. Jangan lupa untuk terus mengajarkan anak agar memiliki pola pikir berkembang.

Editor: Dwi Ratih