Ibupedia

Anak Small Eater Membuat Ibu Cemas? Ikuti Tips Berikut, Yuk!

Anak Small Eater Membuat Ibu Cemas? Ikuti Tips Berikut, Yuk!
Anak Small Eater Membuat Ibu Cemas? Ikuti Tips Berikut, Yuk!

Pernah mendengar tentang small eater? 

Small eater adalah istilah yang menggambarkan anak makan sedikit. Berbeda dengan picky eater (suka pilih-pilih makanan), umumnya anak small eater akan mengaku kenyang hanya dengan beberapa suapan makanan saja. Hal ini dilakukan anak agar dapat secepatnya pergi bermain atau melakukan kegiatan lain yang menarik perhatiannya. 

Anak Small Eater dan Tanda-Tandanya


Anak small eater makan dalam jumlah sedikit, tidak mencapai rasa kenyang dan jarang menunjukkan tanda lapar. Mereka juga menolak makan dalam jumlah yang cukup selama lebih dari satu bulan. Meskipun kebanyakan anak masih energik, namun jumlah asupan nutrisi dalam tubuhnya akan menurun secara drastis bila kebiasaan small eater terus berlanjut. 

Adapun tanda umum yang muncul dari anak dengan small eater adalah sebagai berikut:

  • Makan dengan porsi sedikit;
  • Mengatakan bahwa dirinya tidak lapar;
  • Tidak menunjukkan nafsu makan;
  • Memilih untuk memainkan makanan;
  • Harus memerlukan instruksi dari orang tua untuk makan satu suapan lagi;
  • Berat  badan tidak bertambah atau mengalami penurunan.

Perilaku small eating ini dapat dimulai kapan saja selama tiga tahun pertama kehidupan anak. Namun seringkali kondisi ini muncul antara usia 9 dan 18 bulan. Kemungkinan hal ini dikarenakan masa transisi adanya perubahan kebiasaan makan, yang sebelumnya selalu disuapi kemudian mereka dibiasakan makan dengan tangannya sendiri. Namun tidak semua bayi akan menunjukkan perilaku small eater ini selama masa transisi tersebut.

Penyebab lain bisa karena cara kita dalam memberikan makanan yang salah, kelainan struktur anatomis, masalah interaksi antara anak dan orangtua atau pengasuh, perilaku makan anak, dan perilaku yang mungkin berhubungan dengan kondisi medis tertentu. Kita perlu mencari sumber masalahnya dengan cermat agar bisa menemukan solusi yang tepat. Jika perlu, ibu bisa berkonsultasi ke dokter spesialis anak bila memang kondisinya tidak membaik. 

Tips Mengatasi Anak Small Eater

1. Menerapkan Feeding Rules

Apakah itu feeding rules? Feeding rules adalah aturan dasar pemberian makan. Terdapat jadwal makan utama dan makan selingan (snack) yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil untuk selingan. Susu dapat diberikan dua hingga tiga kali sehari. Kemudian minum air putih di antara waktu makan. Jeda di antara sesi makan yang satu ke yang lain adalah 2 jam dengan durasi makan 30 menit setiap sesinya, habis atau tidak. Durasi ini masih bisa diperpanjang hingga 45 menit jika anak masih menunjukkan ketertarikan untuk makan.

2. Buatlah Makan Jadi Menyenangkan


Buat kreasi makanan semenarik mungkin dengan perpaduan warna dan bentuk kesukaan si kecil. Mulai dari variasi menu, bentuk-bentuk bahan makanannya hingga aneka ragam warna dalam makanan.

Selain itu buatlah juga lingkungan yang menyenangkan. Misalnya makan di taman sambil duduk di atas alas, atau makan di teras rumah dengan high chair. Tidak perlu ada paksaan untuk makan dan hindari distraksi (mainan, televisi, ataupun perangkat permainan elektronik) saat makan.

Selain itu, orang tua dapat memberikan contoh makan yang menyenangkan sehingga anak tertarik dan mencobanya sendiri. Caranya adalah dengan makan bersama dan orang tua mencontohkan ketertarikan pada makanan seperti berkomentar, “hmm.. enak banget ya makanannya.”

3. Menyajikan Makanan dalam Porsi Kecil

Sajikan makanan dalam porsi kecil. Sajikan berbagai jenis makanan dengan warna dan bentuk menarik dalam satu agar anak tergugah untuk makan. Contohnya, dalam satu piring sajikan 4 bola nasi, 5 potong dadu ayam tepung, 4 potong wortel seukuran kelingking, dan 3 kuntum kecil brokoli.

4. Variasikan Kegiatan Makan dengan Melatih Anak Makan Sendiri


Dorong anak untuk makan sendiri apabila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis). Tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa membujuk ataupun memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan.

5. Makanan Sesuai Usia Anak


Berilah makanan sesuai usia anak, mencakup aspek tekstur dan rasio makanan padat dan cair. Sehingga anak dapat mencerna makanannya dengan baik.

6. Mudah Dijangkau Anak


Sajikan makanan di meja pada jarak yang terjangkau oleh anak, tanpa menawarkan pada mereka. Batita umumnya lebih tertarik mencoba makanan baru jika makanan tersebut dalam jangkauan mereka. Namun, bila mereka diminta atau disuruh memakan sesuatu, maka umumnya mereka secara spontan akan menolak.

7. Mengenalkan Makanan Baru pada Anak


Cara selanjutnya yang bisa dilakukan oleh Ibu adalah dengan menunjukkan makanan-makanan baru yang menarik perhatian anak. Ibu bisa meletakkannya pada piring lucu sambil Ibu jelaskan apa menu baru ini. Ulangi hal tersebut secara sering untuk menstimulus anak agar tergugah untuk makan.

8. Pantau Pertumbuhan Anak


Pantaulah pertumbuhan anak secara berkala. Pastikan berat badannya naik sesuai grafik pertumbuhan. Jika memang kesulitan dalam menghadapi masalah makan anak, Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan bantuan.

 

Nah itu dia, Bu, penjelasan mengenai small eater dan tips-tips dalam menanganinya. Semoga bermanfaat bagi Ibu dan bisa diterapkan pada anak-anak. This shall pass too, kok, Bu.

Editor: Atalya